Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rhsrofiqAvatar border
TS
rhsrofiq
Mesir Tersingkir: Ketika Salah menjadi Serba Salah



Siapa yang tidak kenal Mohammed Salah, dan tak henti-hentinya media memberitakan pesepakbola asal Mesir yang merumput di beberapa Tim papan atas Eropa seperti Chelsea, AS Roma dan sekarang sedang berada di Liverpool. "Mo Salah" panggilan akrab dari pemain asal benua hitam tersebut menorehkan prestasi apik bersama Liverpool. Di antaranya penghargaan Sepatu Emas Liga Utama Inggris 2017 yang mengalahkan rekor Alan Shearer dengan memasukkan 32 gol dalam 38 laga pertandingan. Penghargaan Pemain terbaik PFA dan FWA 2017-2018 juga berhasil diraih oleh Mo Salah. Oleh sebab itu, di perhelatan Piala Dunia 2018, Salah menjadi pemain yang paling ditunggu-tunggu kiprahnya untuk Timnas Mesir.

Namun, keadaan sepertinya memang tidak berpihak pada pemain yang baru saja berulang tahun ke-26 ini. Pasalnya, beberapa minggu sebelum perhelatan piala dunia dimulai, dirinya dibekap cedera yang lumayan parah, yaitu cedera bahu. Bahkan di pertandingan pertama Mesir, Mo Salah masih dibangkucadangkan oleh tim pelatih. Padahal menurut informasi tim dokter, Salah telah diberbolehkan bermain. Dan akhirnya menyebabkan kekalahan bagi Timnas Mesir terhadap Uruguay dengan skor 0-1. Gol Uruguay dicetak oleh Jose Gimenez di penghujung pertandingan. 



Terjadi reaksi yang banyak bermunculan akibat tidak dimainkannya pemain berambut ikal tersebut. Banyak yang menyayangkan tim pelatih tidak menururnkannya. Namun, Pelatih pasti memiliki alasan yang jelas atas pilihannya tersebut. Salah satunya adalah sepakbola tidak hanya bergantung pada satu atau dua orang, tetapi  11 pemain yang saling bekerja sama. 

Timnas Mesir tanpa Mo Salah memang seperti tidak memiliki ruh dan penyemangat dalam permainannya melawan Uruguay. Sehingga mereka harus takluk di tangan tim unggulan di Benua Amerika Selatan itu. Oleh sebab itu, Salah dkk. mesti memenangkan pertandingan kontra Rusia yang notabene sebagai "Tuan Rumah".



Anti-klimaks terjadi di pertandingan antara Mesir melawan Rusia, alih-alih memenangkan pertandingan justru Mesir malah dilibas tim Beruang Merah dengan skor 3-1. Dan sekaligus memastikan Mesir harus tersingkir di perhelatan akbar sepak bola tersebut. Hal ini jadi ironi, ketika dari babak pertama sampai akhir pertandingan Mo Salah yang diturunkan malah tidak berkontribusi banyak. Mesir kalah ketika Salah menjadi serba salah. Tepat seperti alasan pelatih tidak memainkan  MO salah di pertandingan pertama. Selain itu, timnas Rusia bermain sangat disiplin dan apik dan dengan mudah membongkar pertahanan Mesir yang dikawal Mohamed El-shenawy.

Maka, dapat agan-agan cermati bahwa pelajarannya, akan salah jika di dalam sepak bola mengandalkan satu orang saja, ketika pemain tersebut tidak optimal maka yang ada hanya kekecewaan yang mendalam jika berharap pada satu pemain saja. Sepak bola pada dasarnya adalah kolektivitas dan semangat. Yang tidak ada di dalam diri pemain-pemain Timnas Mesir di pertandingan pertama dan kedua. Tetapi, masih ada Piala Afrika dan Piala Dunia 2022 yang tidak menutup kemungkinan Timnas Mesir dapat lolos dan lebih baik lagi. 



Semangat Timnas Mesir dan pendukung setia Mo Salah. Ini bukan akhir dari segalanya. Dan ini bukanlah ke"salah"an Salah!
 emoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Hai

Sumber Informasi dan gambar:

http://www.goal.com/en/news/everyone...iizhiaea2pgz2z

https://www.republika.co.id/berita/s...is-milik-salah

https://bola.kompas.com/read/2018/05...el-luis-suarez


0
2.1K
14
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan