sorrynotsorryAvatar border
TS
sorrynotsorry
Via Vallen For Duta #MeToo Indonesia? Ayok Lawan Pelecehan Seksual


Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh penyanyi dangdut yang tengah naik daun dewasa ini, Via Vallen, sedang heboh diperbincangkan di banyak sosial media. Awal mula perbincangan ini dikarenakan postingan dari pedangdut kenamaan itu sendiri yang me-screenshoot perbincangan melalui pesan pribadi di salah satu sosial media antara Via Vallen dengan seseorang yang awalnya tidak diketahui siapa. Setelah ditelusuri oleh para netizen, ternyata si pemberi pesan tak senonoh tersebut diduga merupakan salah satu pesepak bola papan atas di Indonesia.


Spoiler for netizen Indonesia cocok jadi detektif:


Apa yang dilakukan Via merupakan sebuah yang patut untuk kita dukung, pelecehan seksual sudah seharusnya di-blow up pelakunya agar terdapat efek jera pada mereka untuk tidak lagi melakukannya. Untuk gerakan #MeToo sendiri di Indonesia memang belum terlalu masif, bisakah little gesture dari pedangdut penuh talenta ini menjadi katalisator bagi gerakan ini untuk menjadi sebuah fenomena besar? Kalau kalian belum familiar dengan gerakan #MeToo, bisa cari tahu disini.


Teruntuk para agan maupun sista yang tak pernah mengalaminya, berikut beberapa hal yang menurut ane harus kita perhatikan:

1. Jangan menyalahkan korban

Seperti yang sudah pernah saya tulis di thread ini, kalimat-kalimat sederhana seperti "salah sendiri pakaiannya terbuka" atau "kenapa diam saja? jangan-jangan menikmati" pada hakikatnya merupakan sebuah usaha untuk melemparkan kesalahan kepada korban bukan justru pada pelaku. Jika kita kerap kali mendiskreditkan para korban pelecehan seksual, kemungkinan besar semakin banyak para korban yang takut untuk menunjukkan diri. Ingat bahwa pelecehan semacam ini bisa saja terjadi pada diri kita sendiri atau orang-orang terdekat kita di masa depan. Akan sangat menyedihkan jika hal tersebut terjadi kepada kita dan kita yang justru disalahkan, jadi stop ya berkomentar semacam itu

2. Pelecehan bukan hal yang normal

Kalau ada yang berkomentar "yah namanya juga cowok", komentar tersebut pada hakikatnya merupakan sebuah usaha untuk menormalkan perbuatan tak senonoh dengan menggunakan gender sebagai tamengnya. Lelaki atau perempuan sama saja bisa menjadi pelaku maupun korban, ketika kita menormalisasi satu gender diatas gender lain maka yang ada kita justru secara langsung mendukung adanya perlakuan pelecehan seksual.

 3. Pentingnya consent

Ane sendiri bukan orang yang mau melarang pre-marital sexual intercourse, dan ane bukan orang yang delusional yang percaya bahwa tak banyak pemuda-pemudi yang sudah melakukannya sebelum menikah. Untuk itu satu hal yang bisa saya sampaikan adalah bahwa sebelum melakukan dengan siapapun itu, make sure bahwa agan atau sista sudah mendapatkan persetujuan (consent) dari lawan mainnya. Karena tanpa persetujuan tersebut pada hakikatnya yang kalian lakukan bisa dianggap sebagai pemerkosaan.


Nah agan dan sista yang budiman? Bagaimana pendapat kalian mengenai ketiga poin diatas? Setuju, Tidak, atau ada yang perlu ditambahkan? Ditunggu komentarnya dan jangan lupa
emoticon-Cendol Gan




source: mostly dari perbincangan di sosial media



0
35.6K
658
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan