- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MENGERIKAN!!! Ini dia penyakit pada kucing yang berbahaya


TS
anficool
MENGERIKAN!!! Ini dia penyakit pada kucing yang berbahaya
Quote:
Makhluk hidup itu harus saling menyayangi, jangan hanya sayangi doi terus


Halo gan and sis semua

Kembali lagi bersama ane... 

Ane mau curhat sedikit nih gan. Kemaren nggk sengaja ane ngelihat video tentang kucing. Nah di video itu ane bener-bener ngerasa geli plus kasihan plus campur aduk dah pokoknya. Jadi di lubang hidung kucing itu ternyata tinggal seekor parasit yang membuat hidung kucing itu tampak membengkak dan merah. Kemudia tim dokter hewan melakukan pengangkatan parasit pada hidung kucing itu. Ane ngerasa kasihan banget karena waktu parasit tu diambil, bayangin aja kalo gan and sis punya upil gede yang susah diambil, tapi segede ulet daun pisang. Nah perlahan parasit itu dicabut dari hidung kucing kecil ini, sambil ngerengek kesakitan. Dan bener aja, parasitnya gede banget. Warna item pula. Sereemmmmmm
Spoiler for sumber:

Nah dari video itu, ane jadi kepo tentang penyakit pada kucing. Yang tentunya punya efek yang mengerikan jika terus dibiarkan. Yuks-yuks intip apa aja ya penyakit yang "BERBAHAYA" bagi kucing...

Quote:
1. Parasit kucing
Parasit sendiri merupakan organisme (makhluk hidup) yang hidup didalam atau pada makhluk hidup lainnya dan mendapatkan makanan dari makhluk hidup yang ditempatinya. Yah bisa dibayangkan kan gan and sis, pastinya kerjaannya parasit ini mengganggu banget. Karena bagaikan mengambil milik orang lain ((waduhh
))
Parasit pada kucing sendiri ada dua macam yaitu :
Parasit internal (hidup pada bagian dalam tubuh kucing). Parasit yang termasuk internal contohnya caing pita, cacing gelang, dan cacing paru.
- Untuk kasus cacing gelang ( biasanya dari spesies Toxacara cati) , baik kucing anakan maupun kucing dewasa punya resiko tertular cacing ini. Pada kucing anakan, cacing ini ditularkan dari induk ke anaknya pada saat menyusui (larva cacing berada di kelenjar susu induk kucing) sehingga anakan kucing perlu mendapat pengobatan cacing sejak dini (sejak umur 3 minggu). Pada kucing dewasa penularan biasanya karena menelan telur cacing yang dikeluarkan bersamaan dengan tinja.
- Cacing pita (spesies dipylidium caninum dan taenia taeniaeformis). Kucing biasanya tertular cacing pita karena memakan pinjal atau dari binatang pengerat seperti tikus. Ini kayaknya memang cacing yang berbahaya bagi seluruh makhluk hidup ya gan and sis. Karena manusia pun juga beresiko besar terkena cacing pita.
- Cacing paru. Sesuai dengan namanya gan and sis, cacing ini tinggal dalam paru paru kucing. Penularan cacing ini melalui gigitan nyamuk sehingga baik kucing dalam rumah (indoor) ataupun kucing luar rumah (outdoor) beresiko terkena.
- Ada beberapa cacing lagi yang sering menyerang kucing. Untuk lebih lanjutnya mungkin bagi gan and sis yang tau bisa lanjutkan infonya di kolom komentar
Adanya parasit seperti yang ane sebutin di atas pastinya sangat mengganggu kesehatan kucing itu sendiri. Biasanya kucing yang cacingan punya masalah kehilangan nafsu makan, berat badan turun, muntah ( bahkan muntahannya kadang-kadang terdapat cacing), diare, kotoran berlendir atau berdarah dan perut buncit. Kalau sudah menjadi parasit yang hidup di dalam tubuh kucing, pastinya si cacing ini bakal terus menyusahkan si kucing. Karena cacing menghisap darah si kucing dari dalam tubuh. Sehingga menyebabkan si kucing kehilangan darah, mulai tanda-tanda anemia, muntah dan diare. Dan berlanjut di si kucing rentan terhadap infeksi bakteri atau pun virus lain. Sunggu miris kan gan and sis

Parasit eksternal (hidup pada bagian luar tubuh kucing)
Parasit jenis ini paling banyak ditemui. Contohnya pinjal, tungau.
- Pinjal/ kutu
Pinjal adalah parasit umum pada kucing yang banyak dijumpai diseluruh dunia. Pada dasarnya semua jenis kucing memiliki resiko untuk ditempati parasit ini, namun resiko lebih besar terkena pinjal terdapat pada kucing yang sering keluyuran keluar rumah (outdoor) maupun kucing yang tinggal pada satu rumah, tapi tinggal juga bersama kucing lain berbagai umur yang mempunyai resiko lebih tinggi tertular pinjal. Gigitan pinjal kucing dapat menyebabkan alergi pada kulit kucing yang ditandai dengan rasa gatal, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan penipisan rambut kucing pada daerah gigitan.Keberadaan pinjal sudah pasti akan mengganggu kesehatan kulit kucing karena menghisap dan juga menjadi vector atau pembawa penyakit lain seperti cacing pita serta bakteri. Anak kucing yang ditempati pinjal dalam jumlah yang berlebih beresiko kekurangan darah (anemia).
- Tungau (penyebab scabies pada kucing)
Penyakit kulit ini muncul diakibatkan oleh parasit sejenis kutu bernama sarcopates atau tungau scabies. biasanya scabiesis pada kucing lebih sering disebabkan tungau jenis notoedres cati, yang mempunyai ukuran sangat kecil (0.2-0.4 mm), dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau kaca pembesar. Siklus hidup tungau ini sama halnya seperti kutu. Tungau terus menggali kulit pada kucing sebagai inangnya, melubanginya untuk bertelur beberapa kali sambil terus menggali saluran-saluran dalam kulit kucing. Sehingga siklus perkembangbiakan dari tungau scabies ini sangat cepat terjadi.
Scabies pada kucing muncul dari adanya penularan dari hewan lain yang terkena scabies. Apalagi jika kucing gan and sis ternyata melakuka kontak langsung dengan hewan lain yang terkena scabies. Udah pasti, si kucing bakal beresiko terkena penyakit ini. Dan penyakit ini dapat menyerang kucing di semua umur, baik jantan maupun betina.

Penularan lainnya bisa dari adanya sumber tungau scabies di area dimana kucing itu tinggal. Misalnya saja pada kandang kucing, atau alat membersihkan kucing (contohnya sisir) yang digunakan. Dari situ, kemungkinan kandang ataupun sisir sudah terdapat tungau yang hidup. Sehingga kucing pun beresiko terkena scabies.
Tanda-tanda awal terkena penyakit ini biasanya berupa rontok dan gatal disekitar telinga. Dipinggiran daun telinga terlihat ada kerak berwarna putih. Penyakit dapat menyebar dengan cepat ke daerah sekitar wajah, leher, hidung dan kelopak mata. Kadang-kadang tungau juga dapat menyebar hingga ke daerah perut dan telapak kaki.
Parasit sangat perlu dipahami para pemilik kucing karena keberadaannya sangat mengganggu kesehatan kucing. Apalagi adanya efek buruk bagi manusia karena beberapa parasit bersifaat zoonotic (bisa menular ke manusia).

Parasit sendiri merupakan organisme (makhluk hidup) yang hidup didalam atau pada makhluk hidup lainnya dan mendapatkan makanan dari makhluk hidup yang ditempatinya. Yah bisa dibayangkan kan gan and sis, pastinya kerjaannya parasit ini mengganggu banget. Karena bagaikan mengambil milik orang lain ((waduhh

Parasit pada kucing sendiri ada dua macam yaitu :
Parasit internal (hidup pada bagian dalam tubuh kucing). Parasit yang termasuk internal contohnya caing pita, cacing gelang, dan cacing paru.
- Untuk kasus cacing gelang ( biasanya dari spesies Toxacara cati) , baik kucing anakan maupun kucing dewasa punya resiko tertular cacing ini. Pada kucing anakan, cacing ini ditularkan dari induk ke anaknya pada saat menyusui (larva cacing berada di kelenjar susu induk kucing) sehingga anakan kucing perlu mendapat pengobatan cacing sejak dini (sejak umur 3 minggu). Pada kucing dewasa penularan biasanya karena menelan telur cacing yang dikeluarkan bersamaan dengan tinja.
- Cacing pita (spesies dipylidium caninum dan taenia taeniaeformis). Kucing biasanya tertular cacing pita karena memakan pinjal atau dari binatang pengerat seperti tikus. Ini kayaknya memang cacing yang berbahaya bagi seluruh makhluk hidup ya gan and sis. Karena manusia pun juga beresiko besar terkena cacing pita.
- Cacing paru. Sesuai dengan namanya gan and sis, cacing ini tinggal dalam paru paru kucing. Penularan cacing ini melalui gigitan nyamuk sehingga baik kucing dalam rumah (indoor) ataupun kucing luar rumah (outdoor) beresiko terkena.
- Ada beberapa cacing lagi yang sering menyerang kucing. Untuk lebih lanjutnya mungkin bagi gan and sis yang tau bisa lanjutkan infonya di kolom komentar

Adanya parasit seperti yang ane sebutin di atas pastinya sangat mengganggu kesehatan kucing itu sendiri. Biasanya kucing yang cacingan punya masalah kehilangan nafsu makan, berat badan turun, muntah ( bahkan muntahannya kadang-kadang terdapat cacing), diare, kotoran berlendir atau berdarah dan perut buncit. Kalau sudah menjadi parasit yang hidup di dalam tubuh kucing, pastinya si cacing ini bakal terus menyusahkan si kucing. Karena cacing menghisap darah si kucing dari dalam tubuh. Sehingga menyebabkan si kucing kehilangan darah, mulai tanda-tanda anemia, muntah dan diare. Dan berlanjut di si kucing rentan terhadap infeksi bakteri atau pun virus lain. Sunggu miris kan gan and sis


Parasit eksternal (hidup pada bagian luar tubuh kucing)
Parasit jenis ini paling banyak ditemui. Contohnya pinjal, tungau.
- Pinjal/ kutu
Pinjal adalah parasit umum pada kucing yang banyak dijumpai diseluruh dunia. Pada dasarnya semua jenis kucing memiliki resiko untuk ditempati parasit ini, namun resiko lebih besar terkena pinjal terdapat pada kucing yang sering keluyuran keluar rumah (outdoor) maupun kucing yang tinggal pada satu rumah, tapi tinggal juga bersama kucing lain berbagai umur yang mempunyai resiko lebih tinggi tertular pinjal. Gigitan pinjal kucing dapat menyebabkan alergi pada kulit kucing yang ditandai dengan rasa gatal, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan penipisan rambut kucing pada daerah gigitan.Keberadaan pinjal sudah pasti akan mengganggu kesehatan kulit kucing karena menghisap dan juga menjadi vector atau pembawa penyakit lain seperti cacing pita serta bakteri. Anak kucing yang ditempati pinjal dalam jumlah yang berlebih beresiko kekurangan darah (anemia).
- Tungau (penyebab scabies pada kucing)
Penyakit kulit ini muncul diakibatkan oleh parasit sejenis kutu bernama sarcopates atau tungau scabies. biasanya scabiesis pada kucing lebih sering disebabkan tungau jenis notoedres cati, yang mempunyai ukuran sangat kecil (0.2-0.4 mm), dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau kaca pembesar. Siklus hidup tungau ini sama halnya seperti kutu. Tungau terus menggali kulit pada kucing sebagai inangnya, melubanginya untuk bertelur beberapa kali sambil terus menggali saluran-saluran dalam kulit kucing. Sehingga siklus perkembangbiakan dari tungau scabies ini sangat cepat terjadi.
Scabies pada kucing muncul dari adanya penularan dari hewan lain yang terkena scabies. Apalagi jika kucing gan and sis ternyata melakuka kontak langsung dengan hewan lain yang terkena scabies. Udah pasti, si kucing bakal beresiko terkena penyakit ini. Dan penyakit ini dapat menyerang kucing di semua umur, baik jantan maupun betina.

Penularan lainnya bisa dari adanya sumber tungau scabies di area dimana kucing itu tinggal. Misalnya saja pada kandang kucing, atau alat membersihkan kucing (contohnya sisir) yang digunakan. Dari situ, kemungkinan kandang ataupun sisir sudah terdapat tungau yang hidup. Sehingga kucing pun beresiko terkena scabies.
Tanda-tanda awal terkena penyakit ini biasanya berupa rontok dan gatal disekitar telinga. Dipinggiran daun telinga terlihat ada kerak berwarna putih. Penyakit dapat menyebar dengan cepat ke daerah sekitar wajah, leher, hidung dan kelopak mata. Kadang-kadang tungau juga dapat menyebar hingga ke daerah perut dan telapak kaki.
Parasit sangat perlu dipahami para pemilik kucing karena keberadaannya sangat mengganggu kesehatan kucing. Apalagi adanya efek buruk bagi manusia karena beberapa parasit bersifaat zoonotic (bisa menular ke manusia).


Quote:
2. Infeksi Bakteri dan Virus
- Feline chlamydiosis (Chlamydophila), dikenal juga dengan sebutan feline pneumonitis (Radang paru-paru pada kucing), biasanya menyebabkan gangguan saluran pernafasan bagian atas yang relatif ringan tetapi kronis (lama). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia psitacii (Chlamydophila felis). Tanda-tanda utama penyakit ini biasanya radang/sakit pada mata, disertai cairan kotoran mata berlebihan. Infeksi ini menyebabkan juga pilek, bersin dan kesulitan bernafas yant disebabkan radang paru-paru. Bila tidak diobati, infeksi bisa menjadi kronis, berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan
Penyebaran & penularan Chlamydophila pada kucing
Bakteri Chlamydia tersebar di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 5 - 10 % dari seluruh populasi kucing terkena penyakit ini. Chlamydophila sering kali menyerang kucing muda yang berumur 2 - 6 bulan di tempat penampungan hewan atau tempat dengan populasi kucing lebih dari satu. Tentu ya gan and sis, dengan interaksi antara kucing yang satu dengan yang lain, memudahkan penularan cepat terjadi. Apalagi ditambah dengan pemeliharaan kucing yang terlalu padat, nutrisi yang kurang baik dan tempat/kandang kucing untuk tinggal kurang ventilasi yang baik. Bakteri yang menyebabkan chlamydiosis menular ke kucing lain melalui cairan pilek atau kotoran mata, penularan biasanya melalui beberapa cara sebagai berikut :
- Kontak dengan objek yang terkontaminasi bakteri seperti kandang, makanan, tempat makan/minum, pakaian pemilik dan tangan pemilik.
- Kontak dengan mulut, hidung atau kotoran mata kucing yang terinfeksi. Bersin dan batuk yang bisa menyebarkan virus dalam radius 3.5 meter.
Tanda-tanda kucing sakit ChlamydiosisTanda-tanda penyakit ini baru muncul bila bakteri menyerang mata dan saluran pernafasan. Tanda-tanda yang umum biasanya berupa :
- Kurang/hilangnya nafsu makan
- Batuk
- Sesak nafas atau kesulitan bernafas
- Demam
- Radang paru-paru ( pada kitten umur 2-4 bulan dapat menyebabkan kematian )
- Hidung berwarna merah disertai pilek
- Bersin-bersin
- Mata merah, bengkak dan berair
- Feline Panleukopenia Virus (FPV)
Merupakan virus paling mematikan bagi kucing, karena angka kematian akibat virus ini sangat tinggi.
Penyebarannya melalui feses, sekresi, mutahan, tebawa di pakaian dan sepatu, dan lain - lain. Gejala yang muncul pada kucing dewasa yaitu demam, lemah dan tidak mau makan. Setelah 1 - 2 hari demam, kucing biasanya akan muntah dan diare yang disertai darah. Dan bahayanya, jika terjangkit pada anak kucing, penyakit ini bisa menimbulkan kematian mendadak tanpa gejala sebelumnya.
- Feline Calici Virus
Virus ini sering menyerang saluran pernafasan, mulut, pencernaan, otot dan tulang dengan geja yang ditimbulkan seperti nafsu makan yang hilang, mata berair, hidung berlendir, luka pada lidah dan bibir, sulit bernapas dan sakit sendi. Pada kasus berat juga terjadi pneumonia, hepatitis, dan pendarahan. Virus Feline Calici menular lewat lendir mata dan hidung, menghirup bersin yang sudah terkontaminasi virus, penggunaan bersama mangkuk makan dan litterbox dan adanya kontaminasi dari lingkungan.
- Feline Rhinotracheitis
Penyakit ini menyebabkan masalah cukup serius pada saluran nafas bagian atas kucing. Penyebabnya yaitu virus herpes yang menyerang induk kucing yang sedang hamil ataupun kucing dengan kekebalan tubuh yang buruk. Tentu resiko tinggi tertular penyakit terjadi pada saat kondisi makhluk hidup itu memburuk. Gejala yang timbul biasanya berupa bersin yang tidak terkontrol, keluarnya lendir bening atau hijau dari hidung, kemampuan untuk mencium bau dari hidung hilang, keluar kotoran pada mata, radang mata, sehingga kucing sering kali lebih suka memejamkan mata, demam, lemas bahkan keguguran jika kucing sedang hamil. Membaiknya gejala yang ada dalam 7-10 hari dan kesembuhan kucing tersebut tergantung dari seberapa kebal dan kuat daya tahan tubuhnya, nutrisi yang baik dan terjaganya cairan tubuh pada kucing.
- Feline Infectious Peritonitis
Penyebabnya yaitu virus Feline coronavirus (FCoV), yang menular melalui liur atau feses dan melalui plasenta dari induk ke anak. Tingkat keganasan penyakit ini tergantung pada sistem kekebalan tubuh kucing yang terjangkit virus ini.
- Feline Immunodefisiensi Virus
Virus ini bisa dibilang merupakan virus yang lambat. Kucing yang terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala sampai beberapa tahun sejak infeksi awal. Sama hal nya pada kasus HIV pada manusia, dimana gejala awal tidak terlihat. Kekebalan tubuh pada kucing yang terinfeksi menjadi rendah, sehingga mudah diserang berbagai penyakit. Cara penularan utama adalah melalui luka gigitan, penularan induk ke anak melalui jalan lahir atau melalui ASI. Kucing outdoor yang agresif dan sering berkelahi berisiko terkena virus ini.
- Feline Leukimia Virus
Sama seperti Feline Immunodefisiensi Virus, virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh kucing. Sehingga kodisi tubuh kucing yang terserang akan terus menurun dalam 3 tahun hingga mengalami kematian. Penyebaran virus biasa terjadi pada anak kucing saat di kandungan, melalui susu induk, berkelahi yang akhirnya menyebabkan luka lalu dijilat oleh kucing. Kucing juga dapat bersifat carrier, kelihatan sehat tetapi tetap berpotensi menularkan.
- Feline chlamydiosis (Chlamydophila), dikenal juga dengan sebutan feline pneumonitis (Radang paru-paru pada kucing), biasanya menyebabkan gangguan saluran pernafasan bagian atas yang relatif ringan tetapi kronis (lama). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia psitacii (Chlamydophila felis). Tanda-tanda utama penyakit ini biasanya radang/sakit pada mata, disertai cairan kotoran mata berlebihan. Infeksi ini menyebabkan juga pilek, bersin dan kesulitan bernafas yant disebabkan radang paru-paru. Bila tidak diobati, infeksi bisa menjadi kronis, berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan
Penyebaran & penularan Chlamydophila pada kucing
Bakteri Chlamydia tersebar di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 5 - 10 % dari seluruh populasi kucing terkena penyakit ini. Chlamydophila sering kali menyerang kucing muda yang berumur 2 - 6 bulan di tempat penampungan hewan atau tempat dengan populasi kucing lebih dari satu. Tentu ya gan and sis, dengan interaksi antara kucing yang satu dengan yang lain, memudahkan penularan cepat terjadi. Apalagi ditambah dengan pemeliharaan kucing yang terlalu padat, nutrisi yang kurang baik dan tempat/kandang kucing untuk tinggal kurang ventilasi yang baik. Bakteri yang menyebabkan chlamydiosis menular ke kucing lain melalui cairan pilek atau kotoran mata, penularan biasanya melalui beberapa cara sebagai berikut :
- Kontak dengan objek yang terkontaminasi bakteri seperti kandang, makanan, tempat makan/minum, pakaian pemilik dan tangan pemilik.
- Kontak dengan mulut, hidung atau kotoran mata kucing yang terinfeksi. Bersin dan batuk yang bisa menyebarkan virus dalam radius 3.5 meter.
Tanda-tanda kucing sakit ChlamydiosisTanda-tanda penyakit ini baru muncul bila bakteri menyerang mata dan saluran pernafasan. Tanda-tanda yang umum biasanya berupa :
- Kurang/hilangnya nafsu makan
- Batuk
- Sesak nafas atau kesulitan bernafas
- Demam
- Radang paru-paru ( pada kitten umur 2-4 bulan dapat menyebabkan kematian )
- Hidung berwarna merah disertai pilek
- Bersin-bersin
- Mata merah, bengkak dan berair
- Feline Panleukopenia Virus (FPV)
Merupakan virus paling mematikan bagi kucing, karena angka kematian akibat virus ini sangat tinggi.

- Feline Calici Virus
Virus ini sering menyerang saluran pernafasan, mulut, pencernaan, otot dan tulang dengan geja yang ditimbulkan seperti nafsu makan yang hilang, mata berair, hidung berlendir, luka pada lidah dan bibir, sulit bernapas dan sakit sendi. Pada kasus berat juga terjadi pneumonia, hepatitis, dan pendarahan. Virus Feline Calici menular lewat lendir mata dan hidung, menghirup bersin yang sudah terkontaminasi virus, penggunaan bersama mangkuk makan dan litterbox dan adanya kontaminasi dari lingkungan.
- Feline Rhinotracheitis
Penyakit ini menyebabkan masalah cukup serius pada saluran nafas bagian atas kucing. Penyebabnya yaitu virus herpes yang menyerang induk kucing yang sedang hamil ataupun kucing dengan kekebalan tubuh yang buruk. Tentu resiko tinggi tertular penyakit terjadi pada saat kondisi makhluk hidup itu memburuk. Gejala yang timbul biasanya berupa bersin yang tidak terkontrol, keluarnya lendir bening atau hijau dari hidung, kemampuan untuk mencium bau dari hidung hilang, keluar kotoran pada mata, radang mata, sehingga kucing sering kali lebih suka memejamkan mata, demam, lemas bahkan keguguran jika kucing sedang hamil. Membaiknya gejala yang ada dalam 7-10 hari dan kesembuhan kucing tersebut tergantung dari seberapa kebal dan kuat daya tahan tubuhnya, nutrisi yang baik dan terjaganya cairan tubuh pada kucing.
- Feline Infectious Peritonitis
Penyebabnya yaitu virus Feline coronavirus (FCoV), yang menular melalui liur atau feses dan melalui plasenta dari induk ke anak. Tingkat keganasan penyakit ini tergantung pada sistem kekebalan tubuh kucing yang terjangkit virus ini.
- Feline Immunodefisiensi Virus
Virus ini bisa dibilang merupakan virus yang lambat. Kucing yang terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala sampai beberapa tahun sejak infeksi awal. Sama hal nya pada kasus HIV pada manusia, dimana gejala awal tidak terlihat. Kekebalan tubuh pada kucing yang terinfeksi menjadi rendah, sehingga mudah diserang berbagai penyakit. Cara penularan utama adalah melalui luka gigitan, penularan induk ke anak melalui jalan lahir atau melalui ASI. Kucing outdoor yang agresif dan sering berkelahi berisiko terkena virus ini.
- Feline Leukimia Virus
Sama seperti Feline Immunodefisiensi Virus, virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh kucing. Sehingga kodisi tubuh kucing yang terserang akan terus menurun dalam 3 tahun hingga mengalami kematian. Penyebaran virus biasa terjadi pada anak kucing saat di kandungan, melalui susu induk, berkelahi yang akhirnya menyebabkan luka lalu dijilat oleh kucing. Kucing juga dapat bersifat carrier, kelihatan sehat tetapi tetap berpotensi menularkan.
Quote:
3. Infeksi Jamur

Penyakit jamur yang terjadi pada kucing disebut dengan ringworm atau dalam dunia medis disebut dengan dermatofitosis. Masyarakat umum sendiri kondisi dermatofitosis dapat disebut dengan peyakit kurap pada kucing. Karena umumnya penyakit kurap tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Dermatofit adalah organisnme yang menyebabkan infeksi kurap pada kucing, sehingga dalam dunia medis penyakit jamur ini disebut dengan dermatofitosis. Penyebutan nama ringworm sendiri terjadi karena bentuk infeksi yang timbul akibat penyakit ini menimbulkan adanya lingkaran berwarna merah yang mirip dengan cincin yang menandai batas peradangan. Bentuk yang menyerupai cincin cincin dan cacing membuatnya disebut dengan ringworm. Bentuk infeksi yang unik, karena tidak semua infeksi bisa membentuk lingkaran seperti cincin.
- Penyebab Jamur pada Kucing
Beberapa spesies dermatofit yang spesifik seperti Microsporum canis (Spesies yang bertanggung jawab untuk hampir semua infeksi dermatofitosis pada kucing) dan spesies Trichophyton mentagrophytes. Keduanya merupakan spesies dermatofit yang juga bersifat zoonosis (bisa menular ke manusia) jika manusia tidak berhati-hati saat menangani kucing yang sedang terinfeksi jamur ini.
Penularan jamur pada kucing dapat terjadi melalui kontak langsung atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Maka dari itu, perlu dilakukan karantina terhadap kucing yang terkena jamur agar tidak menulari kucing lainnya. Dan juga perlu adanya penanganan yang serius terhadap benda yang terkontaminasi. Benda - benda seperi sisir, sikat, tempat tidur dan karpet yang menjadi tempat spora jamur melekat, membuat spora jamur akan tetap aktif selama berbulan-bulan. Bahkan jamur bisa bertahan hingga 18 bulan di lingkungan seperti itu. Untuk menghindari kontaminasi tersebut kita bisa menggunakan campuran larutan pemutih klorin dan air dengan perbandingan 1:10 hingga 1:100 sebagai pembersih benda – benda yang sering menjadi tempat jamur untuk hidup.
- Ciri-ciri/Gejala Penyakit Jamur pada Kucing
Proses penularannya yang mudah terhadap kucing lainnya membuat tidak sedikit kucing yang mengalami resiko terkena penyakit jamur ini. Gejala umum yang timbul dari penyakit ini yaitu muculnya lesi kulit/ruam berwarna merah yang muncul di kepala, telinga, ekor dan lengan depan. Mulanya lesi akan berbentuk bulat kecil, kemudian mulai bersisik dibagian tengah. Lalu lesi akan akan terus tumbuh dan mungkin menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit.
Pada fase awal ini kucing yang terinfeksi jamur tanpa penanganan yang baik akan merasa gatal yang luar biasa pada tubuhnya hingga terjadi kerontokan pada bulu kucing. Dengan banyaknya bulu yang rontok pada kucing akan mengakibatkan kebotakan pada kucing tersebut. Setelah itu, pada fase selanjutnya, dapat terjadi ruam merah yang sangat gatal pada kucing. Sehingga kucing akan menggaruk bagian yang gatal secara intensif, dan hal ini lah yag bisa menyebabkan penyebaran infeksi semakin cepat. Apalagi, manusia yang menangani kucing yang mengalami penyakit ini juga harus waspada karena penularan tidak hanya pada sesama kucing, tapi bisa terjadi pada manusia juga. Kondisi lain yang dialami kucing yang terinfeksi jamur yaitu memungkinkan kucing mengalami hairballs, yaitu kondisi dimana adanya bola bulu yang menyumbat saluran pencernaan kucing. Penyebabnya karena kucing suka menjilat-jilat bulunya sendiri, tentu ini terjadi karena saat terinfeksi kucing merasa gatal, sehingga sering melakukannya.

Penyakit jamur yang terjadi pada kucing disebut dengan ringworm atau dalam dunia medis disebut dengan dermatofitosis. Masyarakat umum sendiri kondisi dermatofitosis dapat disebut dengan peyakit kurap pada kucing. Karena umumnya penyakit kurap tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Dermatofit adalah organisnme yang menyebabkan infeksi kurap pada kucing, sehingga dalam dunia medis penyakit jamur ini disebut dengan dermatofitosis. Penyebutan nama ringworm sendiri terjadi karena bentuk infeksi yang timbul akibat penyakit ini menimbulkan adanya lingkaran berwarna merah yang mirip dengan cincin yang menandai batas peradangan. Bentuk yang menyerupai cincin cincin dan cacing membuatnya disebut dengan ringworm. Bentuk infeksi yang unik, karena tidak semua infeksi bisa membentuk lingkaran seperti cincin.

- Penyebab Jamur pada Kucing
Beberapa spesies dermatofit yang spesifik seperti Microsporum canis (Spesies yang bertanggung jawab untuk hampir semua infeksi dermatofitosis pada kucing) dan spesies Trichophyton mentagrophytes. Keduanya merupakan spesies dermatofit yang juga bersifat zoonosis (bisa menular ke manusia) jika manusia tidak berhati-hati saat menangani kucing yang sedang terinfeksi jamur ini.
Penularan jamur pada kucing dapat terjadi melalui kontak langsung atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Maka dari itu, perlu dilakukan karantina terhadap kucing yang terkena jamur agar tidak menulari kucing lainnya. Dan juga perlu adanya penanganan yang serius terhadap benda yang terkontaminasi. Benda - benda seperi sisir, sikat, tempat tidur dan karpet yang menjadi tempat spora jamur melekat, membuat spora jamur akan tetap aktif selama berbulan-bulan. Bahkan jamur bisa bertahan hingga 18 bulan di lingkungan seperti itu. Untuk menghindari kontaminasi tersebut kita bisa menggunakan campuran larutan pemutih klorin dan air dengan perbandingan 1:10 hingga 1:100 sebagai pembersih benda – benda yang sering menjadi tempat jamur untuk hidup.
- Ciri-ciri/Gejala Penyakit Jamur pada Kucing
Proses penularannya yang mudah terhadap kucing lainnya membuat tidak sedikit kucing yang mengalami resiko terkena penyakit jamur ini. Gejala umum yang timbul dari penyakit ini yaitu muculnya lesi kulit/ruam berwarna merah yang muncul di kepala, telinga, ekor dan lengan depan. Mulanya lesi akan berbentuk bulat kecil, kemudian mulai bersisik dibagian tengah. Lalu lesi akan akan terus tumbuh dan mungkin menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit.
Pada fase awal ini kucing yang terinfeksi jamur tanpa penanganan yang baik akan merasa gatal yang luar biasa pada tubuhnya hingga terjadi kerontokan pada bulu kucing. Dengan banyaknya bulu yang rontok pada kucing akan mengakibatkan kebotakan pada kucing tersebut. Setelah itu, pada fase selanjutnya, dapat terjadi ruam merah yang sangat gatal pada kucing. Sehingga kucing akan menggaruk bagian yang gatal secara intensif, dan hal ini lah yag bisa menyebabkan penyebaran infeksi semakin cepat. Apalagi, manusia yang menangani kucing yang mengalami penyakit ini juga harus waspada karena penularan tidak hanya pada sesama kucing, tapi bisa terjadi pada manusia juga. Kondisi lain yang dialami kucing yang terinfeksi jamur yaitu memungkinkan kucing mengalami hairballs, yaitu kondisi dimana adanya bola bulu yang menyumbat saluran pencernaan kucing. Penyebabnya karena kucing suka menjilat-jilat bulunya sendiri, tentu ini terjadi karena saat terinfeksi kucing merasa gatal, sehingga sering melakukannya.
Nah itu dia gan and sis, beberapa penyakit yang dapat terjadi pada kucing. Nggak jauh beda sama manusia ya. Buat kita si manusia - manusia yang juga makhluk ciptaan sang kuasa, nggk ada salahnya buat kita peduli juga dengan hewan sekitar. Apalagi sayang sama mereka... hohoho

Walaupun kadang ada yang tak suka maupun membenci, yang penting jangan menyakiti...
Walaupun si kucing sakit dan tak sanggup tuk memberi, yang penting jangan dikucili...
Quote:
Sekian thread ane kali ini, bagi agan dan sista yang punya info lebih, boleh share di kolom komentar
Semoga bermanfaat
Semoga bermanfaat






Spoiler for Sumber:
Diubah oleh anficool 10-06-2018 11:47
0
32.1K
Kutip
218
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan