- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jaga gengsi & tebar pesona di balik pemudik membawa motor ke kampung halaman


TS
rasrobek
Jaga gengsi & tebar pesona di balik pemudik membawa motor ke kampung halaman
Quote:
Jaga gengsi & tebar pesona di balik pemudik membawa motor ke kampung halaman
https://m.merdeka.com/peristiwa/jaga...g-halaman.html

PERISTIWA | 9 Juni 2018 10:17Reporter : Merdeka
Merdeka.com - Pemudik yang menggunakan roda dua atau sepeda motor diprediksi masih akan tinggi dalam arus mudik lebaran tahun 2018 ini. Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Pandu Yunianto mengatakan, alasan kebanyakan para pemudik motor adalah untuk menjaga gengsi di kampung halaman.
Menurut Pandu, persepsi di masyarakat soal keberhasilan merantau dengan membawa kendaraan bermotor dinilai masih melekat kuat di daerah.
"Ya sulit kita pemerintah melarang yang begitu. Jadi itu masih ada persepsi di masyarakat bahwa pulang membawa motor itu lambang keberhasilan bekerja diJakarta. Ya jadi ingin menunjukkan kerabat-kerabatnya di daerah," kata Pandu beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pandu memprediksi akan ada 8,5 juta pemudik yang akan naik motor menuju kampung halamannya.
"Ada 8,5 juta dan ini termasuk tinggi," ucap dia.
Pandu menambahkan, selain menjaga gengsi, pemudik juga dimudahkan saat akan bersilaturahmi ke rumah saudara di kampung. Aksi tebar pesona pun tidak jarang dilakukan pemudik dengan lebih dulu memodivikasi motornya.
"Jadi nanti di sana pemudik tidak butuh angkutan umum lagi. Jadi ini juga salah satu alasan kenapa banyak pemudik naik motor," tutur Pandu.
Jaga kantong
Mudik dengan menggunakan motor jadi primadona juga karena dorongan untuk menghemat pengeluaran. Pandu mencontohkan, pemudik dengan rute Jakarta-Solo. Jika pemudik memilih naik bus, tiap satu orang memakan biaya sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu setiap keberangkatan.
Padahal jika menggunakan motor, biaya bahan bakar diprediksi hanya memakan biaya maksimal Rp 200 ribu untuk pulang pergi.
"Kalau dihitung dari sisi biaya naik motor memang relatif lebih murah ya dibanding angkutan umum. Seperti Jakarta-Solo itu paling bahan bakar 10 liter ya kita hitung aja 100 ribu. Itu sudah bisa angkut istri juga kan," beber Pandu.
Malahan seringkali satu motor bisa mengangkut sampai tiga orang dan tentu biayanya terhitung jauh lebih efisien.
"Kalau naik umum bisa sampai Rp 1 juta kan," imbuh Pandu.
Jaga keselamatan
Pandu mengaku pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk mencegah penumpang dan muatan berlebihan pemudik motor dan beberapa lokasi cek poin juga sudah disiapkan.
"Untuk meningkatkan keselamatan dari teman-teman, polisi ada cek poin mulai di Bekasi dan Cikarang. Jadi apabila ada pengguna sepeda motor lebih dua orang akan dihentikan dan disediakan bus," ujar Pandu.
Pandu menambahkan, dari lokasi cek poin pihaknya telah menyediakan bus penghubung. Khususnya diperuntukkan untuk anak-anak dan wanita.
Namun, kata Pandu, semua keputusan ada di lapangan atau dengan kata lain hasil koordinasi di lapangan.
"Anak-anak diperintahkan naik bus. Soal teknis dipaksa atau tidaknya ya itu lihat situasi nanti. Kita mengkoordinir untuk menyediakan angkutan penghubungnya," jelas Pandu.
Terakhir Pandu menyebut kepolisian bersama pihaknya sudah siap menjaga arus mudik di jalur arteri atau non tol. Jalur alternatif pun disiapkan untuk roda dua jika arus tersendat.
"Untuk pengaturan koordinator lapangan lalu lintas di Korlantas. Itu sekaligus juga untuk pengaturan jalur alternatif. Mereka melewati jalan arteri kan," kata dia.
Reporter: Harun Syah
Sumber: Liputan6.com
Motor jadi gengsi

Mending balik ke kampung lu bawa segepok duit beli petakan sawah dikit dikit tiap tahun buat emak bapak

0
3.1K
Kutip
41
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan