- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cocoklogi, Sains dan Islam


TS
hebatpart12
Cocoklogi, Sains dan Islam
Quote:

Fenomena "Cocoklogi"
Banyak orang Islam yang begitu mudah percaya pada dongeng-dongeng atau hoax tentang kecocokan Quran dan sains. Juga dengan mudah mereka percaya pada ocehan para penentang evolusi seperti Harun Yahya atau Zakir Naik. Mengapa? Karena mereka ini tidak paham sains. Mereka tidak belajar sains, bahkan tidak membaca buku-buku sains populer. Saya tidak katakan semua, artinya tidak semua umat Islam begitu. Juga tidak semua dari mereka itu tidak paham sains. Pernah pula saya bertemu dengan doktor di bidang biologi yang bahkan menolak mengajar di kuliah biologi karena menolak teori evolusi.
Banyak sekali postingan-postingan di Facebook yang mengklaim punya penjelasan ilmiah atas beberapa fenomena agama, khususnya agama islam. Menarik sebagai bahan bacaan ringan tapi nampaknya agak sedikit berbahaya jika kemudian diberi embel-embel “penjelasan atau fakta ilmiah”.
Saya jadi ingat di sebuah grup yang isinya sebagian besar dosen, seorang kawan pernah kelimpungan. Dia memposting bahwa kata seorang professor dari luar negeri, Ka’bah adalah pusat semikonduktor bumi. Itu terjadi karena adanya gerakan thawaf terus menerus mengelilinginya. Mungkin beliau ingin membuat pembaca takjub bahwa coba lihat, betapa benarnya ajaran islam sehingga seorang professor barat pun memberi testimoni.
Namun persoalan kemudian muncul karena ternyata pembaca dalam grup tersebut banyak yang sangat kritis, namanya juga dosen, banyak para ahli disana. Mereka mempertanyakan banyak hal semacam apa sih maksud pusat semikonduktor bumi itu? Bagaimana mekanisme thawaf bisa menjadikan Ka’bah pusat semikonduktor bumi? Ini kesimpulannya dari penelitian dengan pendekatan apa, fisika atau geologikah? Siapa sih professor itu, dimana kita bisa melacak hasil penelitiannya? Di jurnal mana sih hasil penelitian ini diterbitkan?
Kontan saja, kawan itu kaget karena ternyata postingannya mendapatkan komentar dan pertanyaan yang begitu serius. Dia tak mampu memberi penjelasan. Parahnya postingan itu ternyata tak punya tautan referensi sama sekali, tak ada penjelasan saintifik saat kita ingin tahu kok bisa, bagaimana caranya dan bagaimana membuktikan mekanisme itu benar. Mungkin kawan itu lupa bahwa saat kita menyematkan kata “ilmiah” pada suatu statemen maka kebenaran statemen itu harus bisa diverifikasi, harus punya bukti sahih yang bisa memberi penjelasan mengapa kesimpulan ilmiah itu muncul.
Quote:
Secara keseluruhan dunia Islam memang sangat tertinggal dalam sains
Negara-negara Arab yang kaya raya penuh minyak itu dulu saya kira berinvestasi dalam hal pendidikan dan sains. Ternyata tidak. Saya terkejut ketika 10 tahun yang lalu tahu kenyataan bahwa sampai tahun 2000 jumlah universitas di Arab Saudi masih bisa dihitung dengan jari sebelah tangan. Indonesia ternyata jauh lebih baik. Tapi yang jauh lebih baik itupun jauh dari baik. Penerima Hadiah Nobel di bidang sains dari seluruh negara Islam baru ada 3. Israel, satu negara saja, sudah menghasilkan 5 pemenang untuk bidang sains. Secara keseluruhan muslim hanya meraih 0,8% penghargaan nobel. Bandingkan dengan Christianity 66.4%, Jews 20%, Tidak beragama (Atheists, agnostics and freethinkers) 10,5%.
Negara-negara Arab yang kaya raya penuh minyak itu dulu saya kira berinvestasi dalam hal pendidikan dan sains. Ternyata tidak. Saya terkejut ketika 10 tahun yang lalu tahu kenyataan bahwa sampai tahun 2000 jumlah universitas di Arab Saudi masih bisa dihitung dengan jari sebelah tangan. Indonesia ternyata jauh lebih baik. Tapi yang jauh lebih baik itupun jauh dari baik. Penerima Hadiah Nobel di bidang sains dari seluruh negara Islam baru ada 3. Israel, satu negara saja, sudah menghasilkan 5 pemenang untuk bidang sains. Secara keseluruhan muslim hanya meraih 0,8% penghargaan nobel. Bandingkan dengan Christianity 66.4%, Jews 20%, Tidak beragama (Atheists, agnostics and freethinkers) 10,5%.
Quote:
Lalu, apa yang dilakukan umat Islam?
Mengecam ilmuwan Barat yang menurut mereka tidak beriman, ateis, dan berakhlak buruk. Atau, mencari-cari kecocokan antara isi Quran dengan sains, yang (padahal) menurut mereka diteliti oleh orang-orang tidak beriman tadi. Atau, mencoba membangun apa yang mereka sebut “sains Islam”, sebuah bangunan di atas kertas atau di dunia mimpi.
Apa produk teknologi dari dunia Islam saat ini? Nyaris tidak ada. Bahkan senjata yang dipakai oleh umat Islam untuk saling berbunuhan dengan sesamanya, itu juga bukan buatan mereka. Mereka membelinya dari orang-orang kafir. Jadi, orang-orang kafir mendapat uang dari setiap pembunuhan yang terjadi antara umat Islam.
Sebab lain, paranoid terhadap kekafiran. Masih sangat banyak orang Islam yang terdogma untuk menganggap Barat itu musuh. Sains modern adalah produk barat, yang sebagian di antaranya dipercayai sebagai alat untuk merusak dan menghancurkan Islam. Karena itu harus ditolak.
Tentu Anda bingung dengan penjelasan di atas. Normal, tapi seperti tidak terdidik. Menolak Barat dan sains mereka, tapi memakainya untuk mencari-cari pembenaran terhadap Quran. Menolak orang-orang kafir, tapi memakai produk sains untuk bertahan hidup, atau untuk mengakhiri hidup saudara-saudaranya. Bagaimana bisa? Inilah puncak kebodohan, atau ramuan pungkas dari berbagai bentuk kebodohan, yaitu inkonsistensi. Hanya orang-orang bodoh yang paripurna yang sanggup melakukan kebodohan seperti ini.
Mengecam ilmuwan Barat yang menurut mereka tidak beriman, ateis, dan berakhlak buruk. Atau, mencari-cari kecocokan antara isi Quran dengan sains, yang (padahal) menurut mereka diteliti oleh orang-orang tidak beriman tadi. Atau, mencoba membangun apa yang mereka sebut “sains Islam”, sebuah bangunan di atas kertas atau di dunia mimpi.
Apa produk teknologi dari dunia Islam saat ini? Nyaris tidak ada. Bahkan senjata yang dipakai oleh umat Islam untuk saling berbunuhan dengan sesamanya, itu juga bukan buatan mereka. Mereka membelinya dari orang-orang kafir. Jadi, orang-orang kafir mendapat uang dari setiap pembunuhan yang terjadi antara umat Islam.
Sebab lain, paranoid terhadap kekafiran. Masih sangat banyak orang Islam yang terdogma untuk menganggap Barat itu musuh. Sains modern adalah produk barat, yang sebagian di antaranya dipercayai sebagai alat untuk merusak dan menghancurkan Islam. Karena itu harus ditolak.
Tentu Anda bingung dengan penjelasan di atas. Normal, tapi seperti tidak terdidik. Menolak Barat dan sains mereka, tapi memakainya untuk mencari-cari pembenaran terhadap Quran. Menolak orang-orang kafir, tapi memakai produk sains untuk bertahan hidup, atau untuk mengakhiri hidup saudara-saudaranya. Bagaimana bisa? Inilah puncak kebodohan, atau ramuan pungkas dari berbagai bentuk kebodohan, yaitu inkonsistensi. Hanya orang-orang bodoh yang paripurna yang sanggup melakukan kebodohan seperti ini.
Quote:
Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Pertama, menyadari bahwa kita memang tertinggal.
Kedua, berhentu berimajinasi tentang sains Barat yang sesat.
Ketiga, berhenti berpura-pura menolak produk Barat, padahal setiap sudut kehidupan kita ditopang oleh produk Barat.
Keempat, berhenti menuduh kafir pada orang-orang yang berpikir.
Kelima, belajar dengan benar, sehingga tidak mudah dibodohi dengan sains.
Keenam, berhenti mencari kebenaran sains pada Quran. Quran itu bukan kitab sains. Sumber sahih tentang alam adalah alam itu sendiri.
Ketujuh, berhenti mencampurkan agama kedalam interaksi politik, sosial, ekonomi, hukum dll.
Kedelapan, berhenti bersikap ekslusif dengan melupakan gagasan sains Islam. Rumusan sains seperti hukum tentang gravitasi tidak akan berubah bila dirumuskan oleh orang Islam.
Kesembilan, mendorong anak-anak kita untuk belajar berpikir dengan benar, serta membimbing mereka. Dan masih banyak lagi sikap-sikap positif terhadap sains yang mesti dikembangkan.
Pertama, menyadari bahwa kita memang tertinggal.
Kedua, berhentu berimajinasi tentang sains Barat yang sesat.
Ketiga, berhenti berpura-pura menolak produk Barat, padahal setiap sudut kehidupan kita ditopang oleh produk Barat.
Keempat, berhenti menuduh kafir pada orang-orang yang berpikir.
Kelima, belajar dengan benar, sehingga tidak mudah dibodohi dengan sains.
Keenam, berhenti mencari kebenaran sains pada Quran. Quran itu bukan kitab sains. Sumber sahih tentang alam adalah alam itu sendiri.
Ketujuh, berhenti mencampurkan agama kedalam interaksi politik, sosial, ekonomi, hukum dll.
Kedelapan, berhenti bersikap ekslusif dengan melupakan gagasan sains Islam. Rumusan sains seperti hukum tentang gravitasi tidak akan berubah bila dirumuskan oleh orang Islam.
Kesembilan, mendorong anak-anak kita untuk belajar berpikir dengan benar, serta membimbing mereka. Dan masih banyak lagi sikap-sikap positif terhadap sains yang mesti dikembangkan.
Sumber: Disadur dari berbagai opini
Salam dan Terimakasih



bimachasin86867 memberi reputasi
1
41.4K
Kutip
281
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan