JAKARTA – Sejak ribuan tahun silam, Tiongkok dikenal sebagai salah satu pusat peradaban dunia. Tidak heran jika banyak seni dan budaya yang dihasilkan Negeri Tirai Bambu ini. Salah satunya Seni Lukis Gula Karamel.

Di sigi dari berbagai sumber sejarah, seni lukis kuno ini merupakan salah satu kesenian rakyat yang bermula pada masa Dinasti Ming, sebagai bagian dari ritual pengorbanan. Seni lukis ini kian populer dan kreasinya berkembang pada masa Dinasting Qing. Ini dimungkinkan dengan peningkatan teknik melukis seiring perkembangan zaman, ragam jumlah pola juga meningkat. Pada masa itu, seniman lukis ini terinspirasi keindahan alam agama dan satwa liar.

Pada masa awal perkembangannya, seni lukis ini masih menggunakan cetakan untuk membentuk gula karamel. Belakangan, cetakan digantikan oleh sendok perunggu kecil secara bertahap sebagai teknik lukis.

Cara melakukannya, gula merah atau gula putih dilelehkan di atas panci berapi sedang. Saat panas, gula diteteskan di atas kanvas yang berupa lempengan marmer dengan menggunakan sendok perunggu kecil dn sekop kecil sebagai alat lukis. Setelah kering, gunakan sekop untuk melepaskan lukisan ini dari lempengan marmer.

Dengan kerumitan teknik dan pengerjaannya, Seni Lukis Gula Karamel memiliki nilai artistik yang lebih tinggi banding seni lukis biasa. Tantangannya, karamel mudah membeku, jika pelukis tidak cekatan untuk melukis sesuai pola yang tepat. Kini, kendati tidak sepopuler dahulu, seni lukis kuno ini masih sering dipertontonkan di Provinsi Sichuan oleh sejumlah seniman dan masih mampu menarik perhatian wisatawan asing.