- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menristek: Rektor Selesaikan Organisasi Terkait HTI atau Dia Selesai
TS
q4bill
Menristek: Rektor Selesaikan Organisasi Terkait HTI atau Dia Selesai
Menristek:
Rektor Selesaikan Organisasi Terkait HTI atau Dia Selesai
Kamis 07 Juni 2018, 15:31 WIB
Menristek Dikti M Nasir (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Menristek Dikti M Nasir meminta rektor bertanggung jawab apabila ada organisasi mahasiswa yang terafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kalau tidak, ada konsekuensinya.
"Rektor harus tanggung jawab. Kalau tidak tanggung jawab, mau diapakan," ujar Nasir di sela seminar revolusi mental 'Program Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia' di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2018).
"Bentuk tanggung jawabnya seperti apa?" tanya wartawan.
"Ya dia (rektor) menyelesaikan, kalau nggak mau, rektornya yang saya 'selesaikan'," tegasnya.
Baca juga: Menristek Jelaskan Kabar 7 Kampus Negeri Ternama Terpapar Radikalisme
Nasir berencana mengumpulkan kampus-kampus khusus PTN pada 25 Juni 2018. Hal ini buntut adanya kabar yang menyebut tujuh kampus terkenal Indonesia terpapar paham radikal.
"Kalau kampus-kampus ini kan diverifikasi. Tanggal 25 nanti saya kumpulkan seluruh Indonesia, khususnya untuk PTN," ujar Nasir.
Baca juga: Menristek soal ITB Bekukan HATI: Semua Terkait HTI Harus Disetop!
Sebelumnya, beredar kabar 7 kampus negeri terkenal di Indonesia disebut-sebut terpapar radikalisme. Menristek Dikti M Nasir menegaskan itu hanya persepsi dari hasil penelitian.
"Ini hanya dugaan. Saya tanyakan mana orangnya itu saya minta ditindaklanjuti. Saya sudah koordinasi, saya minta untuk siapa saja yang terlibat di dalamnya. Itu kan hanya penelitian, samplingnya di situ letaknya, men-judge gitu. Itu hanya persepsi, pendapat," ungkap Nasir.
https://news.detik.com/berita/d-4058...592.1527721116
-----------------------------------
Ada perrtanyaan menggelitik, kenapa kok 7 kampus TOP di Jawa yang justru terpapar radikalisme?
Dan mengapa mahasiswa di kampus-kampus iu yag menjadi target para penganut radikalisme itu?
Wajar sajalah!
Ke 7 kampus TOP di Jawa itu dikenal sebagai universitas/PTN favorit di Indonesia sehingga dia selalu menjadi idola bagi hampir semua anak-anak SMA yang baru lulus dan berminat melanjutkan ke PT.
Nah, sistem seleksinya yang cukup ketat, itu berimbas pada kwalitas SDM mahasiswa yang diterima di 7 PTN top itu. Umumnya calon mahasiswa yang bisa diterima di 7 kampus top itu adalah anak-anak cerdas dan IQ-nya lumayan tinggi. Terutama yang diterima di jurusan/fakultas eksakta.
Maka bisa ditebak pula bahwa bila mahasiswa-mahasiswa cerdas dari 7 kampus top itu bila kelak lulus sarjana dan mulai terjun ke masyarakat, potensi mereka untuk menjadi pimpinan institusi Swasta ataukah Pemerintahan dan BUMN, sangat dimungkinkan sekali di kemudian hari. Dan nyatanya memang demikian itu yang terjadi saat ini, bahwa di kebanyakan instansi Pemerintahan dan perusahaan Swasta yang besar, umumnya di isi oleh sajana-sarjana asal 7 PTN itu.
Sejak Pemilu dan Pilpres 2000-an pasca Reformasi, bahkan ada ormas kepemudaan yang menjadi underbouw parpol tertentu, dengan sengaja menanamkan kader-kadernya di dunia kampus itu, terutama PTN di Jawa tentunya. Hasilnya bagus, hampir sebagian besar Pimpinan di Lembaga Kemahasiswaan di PTN-PTN top di Jawa itu bisa "dikuasai" hingga kemudian parpol itu terpuruk di Pemilu dan Pilpres 2014 lalu.
Rektor Selesaikan Organisasi Terkait HTI atau Dia Selesai
Kamis 07 Juni 2018, 15:31 WIB
Menristek Dikti M Nasir (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Menristek Dikti M Nasir meminta rektor bertanggung jawab apabila ada organisasi mahasiswa yang terafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kalau tidak, ada konsekuensinya.
"Rektor harus tanggung jawab. Kalau tidak tanggung jawab, mau diapakan," ujar Nasir di sela seminar revolusi mental 'Program Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia' di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2018).
"Bentuk tanggung jawabnya seperti apa?" tanya wartawan.
"Ya dia (rektor) menyelesaikan, kalau nggak mau, rektornya yang saya 'selesaikan'," tegasnya.
Baca juga: Menristek Jelaskan Kabar 7 Kampus Negeri Ternama Terpapar Radikalisme
Nasir berencana mengumpulkan kampus-kampus khusus PTN pada 25 Juni 2018. Hal ini buntut adanya kabar yang menyebut tujuh kampus terkenal Indonesia terpapar paham radikal.
"Kalau kampus-kampus ini kan diverifikasi. Tanggal 25 nanti saya kumpulkan seluruh Indonesia, khususnya untuk PTN," ujar Nasir.
Baca juga: Menristek soal ITB Bekukan HATI: Semua Terkait HTI Harus Disetop!
Sebelumnya, beredar kabar 7 kampus negeri terkenal di Indonesia disebut-sebut terpapar radikalisme. Menristek Dikti M Nasir menegaskan itu hanya persepsi dari hasil penelitian.
"Ini hanya dugaan. Saya tanyakan mana orangnya itu saya minta ditindaklanjuti. Saya sudah koordinasi, saya minta untuk siapa saja yang terlibat di dalamnya. Itu kan hanya penelitian, samplingnya di situ letaknya, men-judge gitu. Itu hanya persepsi, pendapat," ungkap Nasir.
https://news.detik.com/berita/d-4058...592.1527721116
-----------------------------------
Ada perrtanyaan menggelitik, kenapa kok 7 kampus TOP di Jawa yang justru terpapar radikalisme?
Dan mengapa mahasiswa di kampus-kampus iu yag menjadi target para penganut radikalisme itu?
Wajar sajalah!
Ke 7 kampus TOP di Jawa itu dikenal sebagai universitas/PTN favorit di Indonesia sehingga dia selalu menjadi idola bagi hampir semua anak-anak SMA yang baru lulus dan berminat melanjutkan ke PT.
Nah, sistem seleksinya yang cukup ketat, itu berimbas pada kwalitas SDM mahasiswa yang diterima di 7 PTN top itu. Umumnya calon mahasiswa yang bisa diterima di 7 kampus top itu adalah anak-anak cerdas dan IQ-nya lumayan tinggi. Terutama yang diterima di jurusan/fakultas eksakta.
Maka bisa ditebak pula bahwa bila mahasiswa-mahasiswa cerdas dari 7 kampus top itu bila kelak lulus sarjana dan mulai terjun ke masyarakat, potensi mereka untuk menjadi pimpinan institusi Swasta ataukah Pemerintahan dan BUMN, sangat dimungkinkan sekali di kemudian hari. Dan nyatanya memang demikian itu yang terjadi saat ini, bahwa di kebanyakan instansi Pemerintahan dan perusahaan Swasta yang besar, umumnya di isi oleh sajana-sarjana asal 7 PTN itu.
Sejak Pemilu dan Pilpres 2000-an pasca Reformasi, bahkan ada ormas kepemudaan yang menjadi underbouw parpol tertentu, dengan sengaja menanamkan kader-kadernya di dunia kampus itu, terutama PTN di Jawa tentunya. Hasilnya bagus, hampir sebagian besar Pimpinan di Lembaga Kemahasiswaan di PTN-PTN top di Jawa itu bisa "dikuasai" hingga kemudian parpol itu terpuruk di Pemilu dan Pilpres 2014 lalu.
Diubah oleh q4bill 07-06-2018 12:39
0
1.3K
14
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan