Quote:
JawaPos.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melanjutkan impor tong sampah buatan Jerman sebanyak 2.640 unit. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini lantas ikut menanggapinya.
Risma berpendapat, wajar saja jika Pemprov DKI mengimpor tong sampah jenis Garage bin yang mahal. Di sendiri sejak awal pemerintahannya juga menggunakan alat angkut sampah sejenis sejak 2010. Namanya compactor.
Namun, Risma mengaku tidak terlalu mengetahui harga pasti compactor yang sekarang digunakan untuk angkut sampah. Dia juga tidak tahu pasti dari negara mana compactor diimpor. "Saya nggak tahu berapa harganya. Kami pun waktu (pengadaan compactor) itu tender," kata Risma ditemui wartawan di GOR Pancasila, Selasa (5/6)
Menurut Risma, ada sejumlah keuntungan jika menggunakan alat angkut sampah mahal tersebut. Pertama, tong sampah impor memiliki ketahanan fisik yang mumpuni.
Mengingat sebagai ibu kota, jumlah penduduk di Jakarta dan Surabaya cukup tinggi. Dengan kondisi tersebut, tentu butuh alat yang kuat untuk menampung dan mengangkut tumpukan sampah dalam jumlah besar. "Kalau nggak (pakai compactor) bagaimana cara ambil sampahnya. Pasti berat (saat petugas mengambil sampah)," tutur Risma.
Selain itu, alat angkut sampah di Jakarta dan Surabaya juga punya kelebihan lain. Compactor atau dustbin mampu mengangkut sampah dengan kapasitas yang lebih banyak. Sehingga dapat menghemat biaya operasional pengangkutan sampah sehari-hari. "Kapasitasnya satu setengah kali lebih banyak. Juga lebih bersih karena (compactor) tertutup rapat," jelasnya.
Saat ini sampah diangkut menggunakan compactor ke tempat pembuangan sampah (TPS). Lalu sampah akan di-screening (proses pemilahan sampah). Proses itu dilakukan untuk memisahkan antara sampah yang dapat didaur ulang dan menghasilkan uang dengan yang tidak. Cara tersebut terbukti ampuh menurunkan tumpukan sampah dari 3.600 ton menjadi 1.300 ton per hari.
https://www.jawapos.com/jpg-today/05/06/2018/dki-impor-tong-sampah-ini-kata-risma
Nunggu nastaik ngata ngatain risma gak cinta ploduk dalam negeri
Mungkin makasud nastaik suruh pake produk menlen macam jongtong