- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pancasila Itu Soal Hati, Bukan Seperti “Dress Code”


TS
azizm795
Pancasila Itu Soal Hati, Bukan Seperti “Dress Code”

Baca juga : “Pancasila Adalah Kita”, Pesan Damai dari Yogya
Karena itu, menurut mereka, perlu dibentuk lembaga khusus yang bertugas menyusun teori-teori tentang Pancasila, tentang cara mengindoktrinaiskannya, tentang cara menerapkannya, dll. Keyakinan yang sesat ini kemudian melahirkan
BPPPPPPP. Hurup P-nya sampai tujuh biji: Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Lembaga zaman Orde Baru (Orba) ini, waktu itu, sangat populer disebut[url=http://perspektif/][color=#b20202] BP7.[/color][/url]
Setelah berlangsung tuntutan Reformasi (1998), Pancasila kemudian diabaikan. Orba dianggap otoriter. Perintah untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal parpol, dihapuskan. Waktu itu disimpulkan bahwa yang salah bukan ketiadaan Pancasila di dalam manusia Indonesia, melainkan karena ketidakadilan dan kesewenangan penguasa.
Baca juga : Eks Pengacara HTI: Era Jokowi, Pancasila Banyak Dibenturkan Dengan Umat Islam
Tetapi, di masa Pak Jokowi para “guru bangsa” merasa keanehan sosial di masyarakat disebabkan ketiadaan nilai-nilai Pancasila. Pada wal Juni 2017 dibentuklah UKP-PIP, yaitu Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Tujuannya untuk penguatan Pancasila.
Tak yakin dengan status UKP-PIP, Presiden Jokowi kemudian meningkatkan “appearance” (tampilan) lembaga ini menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, BPIP. Gaji ketua dewan pengarah yang sampai Rp112 juta dan Rp100 juta untuk para anggotanya, akhirnya memicu kontroversi di tengah masyarakat. Banyak kritik pedas dialamat ke badan ini.Baca selengkapnya
Sumber: www.law-justice.co
0
1K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan