- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perkembangan Atheisme Di Dunia Arab


TS
al.kadzab
Perkembangan Atheisme Di Dunia Arab
Quote:



Tulisan ini ditujukan untuk sekedar berbagi Pengetahuan, Wawasan, Kabar dan Perkembangan konstelasi Dunia.
Seperti tetuah Mang Tatang Sutarma berkata "Pada akhirnya ialah bagaimana hidup dengan cukup informasi untuk berpikir logis”
Seperti tetuah Mang Tatang Sutarma berkata "Pada akhirnya ialah bagaimana hidup dengan cukup informasi untuk berpikir logis”
Quote:
Seorang penulis Arab Muhamad Alidalam bukunya yang berjudul Resonansi (2015) dengan mengutip sumber-sumber Arab, ateisme biasa dikategorikan sebagai ilhâd, zindiq, lâ dîniyyah, dahriyyah, kufr, irtidâd, dan sebagainya. Untuk masa kontemparer muncul ungkapan al-mulhidûn al-judûd (kaum atieis anyar). Penulis ini juga mencatat bahwa ateisme baru ini melibatkan kalangan terdidik, sastrawan, budayawan, ilmuwan, baik laki-laki mau pun perempuan.
Menurut dari data hasil survey WIN/Gallup International. Pada tahun 2012 lembaga ini telah menanyai lebih dari 50.000 orang di 40 negara dengan pertanyaan: apakah responden mengidentifikasi dirinya sebagai “religius”, “tidak religius”, atau “atheist”? Secara keseluruhan, hampir 13% responden seluruh dunia mengidentifikasi dirinya sebagai atheis.
Kejadian yang agak mengejutkan, namun terkesan logis dari data yang dipublish Win/Gallup adalah menyangkut data atheis di Saudi Arabia, di mana 5% responden di negara tersebut mengakui bahwa mereka atheis. Secara keseluruhan berdasarkan data yang dipublish, 19% penduduk saudi mengatakan bahwa mereka tidak lagi orang beragama. Sekitar 5% dari 19% tersebut menyatakan diri sebagai Atheis.
Quote:

Sebenarnya kalo ditarik kebelakang Atheisme bukanlah hal yang baru di dunia Arab. Seperti halnya dibelahan bumi lain Atheisme sudah ada sejak berabad-abad yang lalu di tanah Arab.
Fenomena ateisme di dunia Arab dan di bumi Muslim lainnya perlu disikapi dengan tenang. Trend ini adalah sebuah perubahan pola pikir dengan pola yang kompleks. Selain itu seorang jurnalis di Riyadh yang telah mengamati tren ateisme ini di Arab Saudi mengatakan ”Ide untuk menjadi tidak beragama dan bahkan menjadi ateis menyebar karena adanya kontradiksi antara pengajaran para tokoh agama dengan tingkah laku mereka”. Ateisme yang meningkat di dalam masyarakat Arab merupakan bentuk penolakan terhadap otoritas agama dan negara. Dua lembaga ini dianggap bersatu dan saling memanfaatkan untuk kepentingannya masing-masing.
Namum banyak juga yang berpendapat bahwa sains, teknologi dan tingkat pendidikan menjadi faktor utama penyebab meningkatnya athesime.
Quote:
Di Mesir, menurut sejawaran Abdel Hamed-Shamad, satu orang dari setiap keluarga mengandung seorang atheis atau mereka yang kritis dengan keimanan terhadap Tuhan. "Tapi mereka terlalu takut untuk mengatakan pikirannya."
Jika berbicara atheis di Jepang, Korea Selatan, Eropa atau Amerika tentunya bukan suatu hal yang luar biasa.
Memang, di banyak negara Timur Tengah, atheisme dianggap tindakan pidana. Belum lagi sanksi sosial yang siap menanti, misalnya disingkirkan atau dikucilkan dari keluarga, lingkungan, atau bahkan dipecat dari pekerjaan. Salah-salah hukuman mati siap menanti. Tak heran bila kehidupan atheis di Jajirah Arab masih ‘underground’ dan tertutup.
Jika saja negara-negara Arab membuka keran kebebasan dalam menyampaikan fikiran, diperkirakan jumlah penganut atheis yang terdeteksi akan meningkat 10 kali lipat. kemungkinan akan secara signifikan lebih tinggi jika orang merasa lebih bebas berekspresi.
Jika berbicara atheis di Jepang, Korea Selatan, Eropa atau Amerika tentunya bukan suatu hal yang luar biasa.
Memang, di banyak negara Timur Tengah, atheisme dianggap tindakan pidana. Belum lagi sanksi sosial yang siap menanti, misalnya disingkirkan atau dikucilkan dari keluarga, lingkungan, atau bahkan dipecat dari pekerjaan. Salah-salah hukuman mati siap menanti. Tak heran bila kehidupan atheis di Jajirah Arab masih ‘underground’ dan tertutup.
Jika saja negara-negara Arab membuka keran kebebasan dalam menyampaikan fikiran, diperkirakan jumlah penganut atheis yang terdeteksi akan meningkat 10 kali lipat. kemungkinan akan secara signifikan lebih tinggi jika orang merasa lebih bebas berekspresi.
Quote:

Bagi saya, mengubah diri dari seorang beriman menjadi ateis adalah masalah pilihan dan kemauan bebas seseorang. Ancaman hukuman mati atas orang semacam ini tidak akan pernah efektif, jika ateisme itu telah menjadi pilihan hidupnya. Sejatinya gagasan pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap manusia, tanpa ada pembedaan dan diskriminasi adalah kewajiban negara dan setiap manusia.
Memandang manusia sebagai makhluk yang dihargai dan dihormati tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, jenis gender, suku bangsa, bahasa, maupun agamanya adalah konsep dunia modern.
Sekian!!

Sumber Rujukan:
Pustaka 1
Pustaka 2
Pustaka 3
Pustaka 4
Pustaka 5
Diubah oleh al.kadzab 20-09-2017 23:23
0
12.2K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan