- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Save Sila Kelima (HUT Pancasila 2018)


TS
lestari06
Save Sila Kelima (HUT Pancasila 2018)
SAVE SILA KELIMA "PANCASILA".
(HUT Pancasila 1 Juni 2018)
Oleh: Fathul Kwairumaratu

Hari ini tertanggal 1 (satu) Juni 2018 adalah sebuah riwayat kelahiran falsafah bangsa Indonesia. Banyak ucapan, tag line, hastag yang menulis soal Pancasila.
Berbagai banyak tulisan seperti saya Indonesia, saya Pancasila, Pancasila harga mati, dan lain sebagainya dalam rangka menyatakan kecintaan akan nilai hidup rakyat Indonesia, Ini menandakan bahwa back to ideologi "Pancasila" semakin meningkat secara tekstual.
Dalam beberapa tulisan yang saya baca di "Wall FB" ada yang menarik dan sangat luar biasa dari para netizen yang hastag-nya yakni #Savesilakelima menurut saya hastag ini sangat dekat sekali dari sisi aksiologi dalam menyelesaikan issu dan fenomena sosial kebangsaan.
Bagaimana tidak ! berbicara terkait falsafah bangsa Indonesia "Pancasila" sudah final selama diciptakan dan sah-kan secara nilai ideologi dari perspektif Ontologi dan epistemologi (Natanagomo) hanya saja dalam perspektif aksiologi, apakah penerapan, pemberlakuan kelima sila ini sudah benar dirasakan khususnya sila ke lima.
Sila kelima Pancasila;
"Keadilan sosial bagai seluruh rakyat Indonesia"

Hal ini dibenarkan oleh Wakil Presiden Pak H.Jusuf Kalla saat diwawancarai oleh beberapa wartawan beliau menyatakan dari kelima sila pada Pancasila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" masih menjadi tugas besar kita. Apakah perkataan ini sebagai wujud kesadaran linguistik semata ataukah kesadaran sosio-kultural yang berangkat dari fakta keindonesiaan hari ini.
Tulisan ini bukan bermaksud "atacking to self by self" hanya saja menjadi otokritik sehingga menjadi tanggung jawab kita bersama. Bukankah kalimat "jangan tanyakan apa diberikan oleh negara tapi tanyakan apa yang anda berikan untuk negara" seringkali terdengar walaupun kolosal tapi ini bentuk jiwa patriotism yang digambarkan oleh negarawan sehingga seyogjanya mari kita memberikan suport atau dukungan kepada Pemerintah Pusat sampai Daerah untuk menyelesaikan tanggung jawab dan amanah besar untuk terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, walaupun ini tugas negara untuk mensejahterakan setiap anak kandung bumi pertiwi.
Pancasila dalam masa lampau dan kini lagi mengalami pengujian sabagai sebuah ideologi bangsa dan semacam diuji satu-persatu pada ruang laboratorium yakni masyarakat Indonesia sendiri dengan tekanan softdetermination. Intinya "sila kelima" menjadi catatan penting negara dalam mengimplementasikan dikehidupan berbangsa dan bernegara sebab inilah yang menjadi salah satu indikator disintegrasi sosial maka #savesilakelima adalah sebuah catatan fiksi menurut telaah Prof Rocky Gerung dalam mengantarkan Pancasila menujun pada impian dan harapan Indonesia Raya yang berkeadilan, bersosial, berkeseluruhan, berkerakyatan dan berkeindonesian.
(HUT Pancasila 1 Juni 2018)
Oleh: Fathul Kwairumaratu

Hari ini tertanggal 1 (satu) Juni 2018 adalah sebuah riwayat kelahiran falsafah bangsa Indonesia. Banyak ucapan, tag line, hastag yang menulis soal Pancasila.
Berbagai banyak tulisan seperti saya Indonesia, saya Pancasila, Pancasila harga mati, dan lain sebagainya dalam rangka menyatakan kecintaan akan nilai hidup rakyat Indonesia, Ini menandakan bahwa back to ideologi "Pancasila" semakin meningkat secara tekstual.
Dalam beberapa tulisan yang saya baca di "Wall FB" ada yang menarik dan sangat luar biasa dari para netizen yang hastag-nya yakni #Savesilakelima menurut saya hastag ini sangat dekat sekali dari sisi aksiologi dalam menyelesaikan issu dan fenomena sosial kebangsaan.
Bagaimana tidak ! berbicara terkait falsafah bangsa Indonesia "Pancasila" sudah final selama diciptakan dan sah-kan secara nilai ideologi dari perspektif Ontologi dan epistemologi (Natanagomo) hanya saja dalam perspektif aksiologi, apakah penerapan, pemberlakuan kelima sila ini sudah benar dirasakan khususnya sila ke lima.
Sila kelima Pancasila;
"Keadilan sosial bagai seluruh rakyat Indonesia"

Hal ini dibenarkan oleh Wakil Presiden Pak H.Jusuf Kalla saat diwawancarai oleh beberapa wartawan beliau menyatakan dari kelima sila pada Pancasila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" masih menjadi tugas besar kita. Apakah perkataan ini sebagai wujud kesadaran linguistik semata ataukah kesadaran sosio-kultural yang berangkat dari fakta keindonesiaan hari ini.
Tulisan ini bukan bermaksud "atacking to self by self" hanya saja menjadi otokritik sehingga menjadi tanggung jawab kita bersama. Bukankah kalimat "jangan tanyakan apa diberikan oleh negara tapi tanyakan apa yang anda berikan untuk negara" seringkali terdengar walaupun kolosal tapi ini bentuk jiwa patriotism yang digambarkan oleh negarawan sehingga seyogjanya mari kita memberikan suport atau dukungan kepada Pemerintah Pusat sampai Daerah untuk menyelesaikan tanggung jawab dan amanah besar untuk terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, walaupun ini tugas negara untuk mensejahterakan setiap anak kandung bumi pertiwi.
Pancasila dalam masa lampau dan kini lagi mengalami pengujian sabagai sebuah ideologi bangsa dan semacam diuji satu-persatu pada ruang laboratorium yakni masyarakat Indonesia sendiri dengan tekanan softdetermination. Intinya "sila kelima" menjadi catatan penting negara dalam mengimplementasikan dikehidupan berbangsa dan bernegara sebab inilah yang menjadi salah satu indikator disintegrasi sosial maka #savesilakelima adalah sebuah catatan fiksi menurut telaah Prof Rocky Gerung dalam mengantarkan Pancasila menujun pada impian dan harapan Indonesia Raya yang berkeadilan, bersosial, berkeseluruhan, berkerakyatan dan berkeindonesian.
Diubah oleh lestari06 01-06-2018 13:13
0
1.9K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan