JAKARTA, (tubasmedia.com) – Puluhan warga dari Taman Kota, Jakarta Barat menuntut janji Anies-Sandi untuk tidak menggusur pemukiman mereka pasca kebakaran.
Sekitar 70 orang sudah termasuk ibu-ibu dan anak-anak kumpul di selasar ‘JakBistro’ Balaikota DKI Jakarta, Jumat sore (4/5). Sebelumnya, mereka sudah masuk ke gedung DPRD DKI tapi tidak ditemui oleh pimpinan dewan.
“Korban kebakaran di Taman Kota dan kemudian akan digusur oleh pemerintah. Dengan bahasanya relokasi menuju ke rusunawa Rawa Buaya. Kan ini bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh pak Anies. Pak Anies sebelumnya sudah ke Taman Kota dan beliau mengatakan tidak akan ada penggusuran di Taman Kota,” ujar Ketua Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), Alkausart yang mendampingi para korban.
Menurut dia, warga merasa dibohongi oleh pihak Pemprov DKI lantaran surat keputusan relokasi ke Rawa Buaya begitu cepat dikeluarkan.
“Warga Taman Kota itu juga sudah membangun rumah kembali dari puing-puing kebakaran itu. Tapi seiring membangun keluarlah Surat Peringatan. SP2 keluar dan dinilai cukup cepat. Sebelumnya, SP1 per tanggal 25 April, sp2 per2 Mei, besok sp3,” kata Alkausart.
Oleh karena itu, tambahnya, warga menginginkan kejelasan hukum dari status tempat tinggal mereka.
“Kebanyakan dari mereka masih ingin bertempat tinggal di Taman Kota dan tidak ingin relokasi ke Rawa Buaya,” demikian Alkautsart. (red)
http://www.tubasmedia.com/warga-tama.../#.Ww_WNNR961s
Sadisss
Quote:
Original Posted By dybala.mask►
[BAKAR LALU GUSUR) Meski rumah habis terbakar, warga Bidara Cina enggan digusur
Merdeka.com - Sebanyak 43 rumah di Jalan Sensus, Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur habis dilahap si jago merah Minggu (27/5) dini hari. Warga kebingungan mencari tempat tinggal. Rumah mereka sudah tidak layak ditempati. Sedangkan posko pengungsian hanya disiapkan untuk sepekan.
"Cuma yang sedang saya pikirkan ini, tadi kita sudah melihat ke lokasi, bahwa rumah itu sudah tidak layak untuk ditempati. Sedangkan kita sendiri bingung, kita tidak selamanya mengandalkan posko. Tidak selamanya tinggal di sini (posko). Akhir posko itu hari Jumat. Sedangkan warga lagi trauma-traumanya. Mau tinggal di mana kita?" kata Ketua RW 014, Endang Susanto, Selasa (27/5).
Endang menyebut ada 43 rumah yang terbakar. Korban kebakaran sebanyak 72 kepala keluarga (KK) dan 220 jiwa. Kini mereka semua tinggal di tenda pengungsian di dekat Kali Ciliwung.
Hingga saat ini bantuan berupa sembako dan bahan makanan terus mengalir ke lokasi pengungsian. Endang pun berterima kasih atas bantuan dan kepedulian masyarakat maupun pemerintah. "Alhamdulillah kita semuanya pada peduli karena kita memang harus saling ikat mengikat untuk membangun ke depan," ujarnya.
Saat ini yang paling dibutuhkan para korban adalah bantuan material bangunan untuk memperbaiki rumah mereka sehingga bisa ditempati kembali. "Jadi saya mengimbau kepada donatur-donatur kalau memang ada ingin (kirim) bantuan, kita mengharapkan bantuan itu berupa material untuk bahan baku, bahan bangunan. Jadi mereka ada penutup untuk tidur," kata dia.
Warga berharap tetap tinggal dan bisa membangun rumah di lokasi rumah mereka yang terbakar. Alasannya menurut Endang karena warga telah tinggal puluhan tahun di lingkungan tersebut.
Jika ada kebijakan pemerintah merelokasi warga ke tempat lain, dia mengatakan tetap menghargai. Hanya saja dia juga berharap pemerintah memahami keinginan warga.
"Kalau kita sebenarnya enggak mau menghambat program pemerintah. Intinya kita tidak mau. Tetapi kita di sini tinggal bukan baru setahun dua tahun. Kita sudah turun temurun. Saya sendiri sampai sudah punya cucu. Ibu saya tinggal dan lahir di sini," jelasnya. [noe]
https://www.merdeka.com/jakarta/mesk...irelokasi.html
Mana janji manismu sewaktu kampanye dulu?