- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Paman Korban Begal: Ngga Masuk Akal Ponakan Saya Jadi Tersangka


TS
selldomba
Paman Korban Begal: Ngga Masuk Akal Ponakan Saya Jadi Tersangka
AHMAD Fauzi (41), paman dari Mohamad Irfan Bahri (19) korban begal yang menyerang balik pembegalnya hingga tewas mengaku prihatin atas yang menimpa keponakannya.
Dirinya yakin pihak kepolisian dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap kasus yang menimpa keponakannya.
"Saya kaget dan prihatin juga, kok keponakan saya jadi tersangka. Ya saya hanya bisa pasrah saja, saya orang awam sama hukum saya serahkan saja sama polisi," tuturnya.
"Tapi saya yakin pasti polisi itu kan cerdas dan pinter, salah atau tidak apa yang dilakukan keponakan saya itu," imbuh Ahmad Fauzi saat ditemui di rumahnya di Jalan Agus Salim RT 04 RW 07 Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/5/2018).
Ahmad Fauzi menegaskan, berdasarkan cerita dan melihat luka yang dialami keponakannya, tindakan yang dilakukannya itu semata-mata hanya untuk membela diri.
"Saya tidak paham dan tidak pikirkan itu. Ditetapkan tersangka atau tidak, yang pasti kalau keponakan saya ngga melawan pasti dia yang mati. Kalau dengar dari cerita, lihat dari lukanya dan lihat celuritnya, itu celuritnya gede begitu,"ucapnya.
Jika benar keponakannya ditetapkan sebagai tersangka, Ahmad Fauzi menilai itu tidak masuk akal.
"Kalau memang keponakan saya jadi tersangka, sepertinya itu tidak masuk akal, soalnya dalam hal keponakan saya kan membela diri, kalau tidak malah dia yang mati. Saya berharap agar dibebaskan dan itu menurut saya yang terbaik,"ujarnya.
Sementara itu, Mohamad Irfan Bahri menyerahkan sepenuhnya kasus peristiwa begal berujung kematian pelaku begal kepada pihak kepolisian.
Lindungi Diri
Irfan saat dijumpai di kediaman pamannya berdalih apa yang dilakukan semata untuk melindungi keselamatan jiwanya, terlepas apa yang dilakukan ternyata menyebabkan kematian salah satu pelaku begal.
"Saya serahkan ke Polisi aja, saya waktu kejadian cuma mikir keselamatan saya kalau saya ngga ngelawan, karena pelaku udah bacok saya dan teman saya lebih dulu," ungkap Irfan.
Dia sendiri sudah diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak dua kali, pada Kamis 24 Mei 2018 dan Senin 28 mei 2018 kemarin, rencananya dia akan dimintai keterangan lebih lanjut pada Kamis 31 Mei 2018.
"Waktu Kamis saya sempat diperiksa seharian, dari siang baru pulang Jumat siangnya," kata Irfan
Saat itu dia hanya dimintai keterangan soal kronologis kejadian hingga melakukan pra rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) di Jembatan Summarecon Bekasi.
Akibat kejadian itu, Irfan harus menerima luka sabetan celurit sebanyak enam luka dan mendapat puluhan jahitan di bagian lengan, punggung, paha, jari, dan pipi.
Sedangkan kedua pelaku begal masing-masing AS diketahui meninggal dunia akibat luka sabetan celurit serta IY mengalami luka parah dan mendapatkan perawatan di RS Anna Medika sebelum akhirnya dipindahkan ke RS Kramat Jati
http://wartakota.tribunnews.com/amp/2018/05/30/paman-korban-begal-ngga-masuk-akal-ponakan-saya-jadi-tersangka
Kalo sampe dijadiin tersangka si Irfan (alias MIB)
Speechless dah aye.

Dirinya yakin pihak kepolisian dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap kasus yang menimpa keponakannya.
"Saya kaget dan prihatin juga, kok keponakan saya jadi tersangka. Ya saya hanya bisa pasrah saja, saya orang awam sama hukum saya serahkan saja sama polisi," tuturnya.
"Tapi saya yakin pasti polisi itu kan cerdas dan pinter, salah atau tidak apa yang dilakukan keponakan saya itu," imbuh Ahmad Fauzi saat ditemui di rumahnya di Jalan Agus Salim RT 04 RW 07 Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/5/2018).
Ahmad Fauzi menegaskan, berdasarkan cerita dan melihat luka yang dialami keponakannya, tindakan yang dilakukannya itu semata-mata hanya untuk membela diri.
"Saya tidak paham dan tidak pikirkan itu. Ditetapkan tersangka atau tidak, yang pasti kalau keponakan saya ngga melawan pasti dia yang mati. Kalau dengar dari cerita, lihat dari lukanya dan lihat celuritnya, itu celuritnya gede begitu,"ucapnya.
Jika benar keponakannya ditetapkan sebagai tersangka, Ahmad Fauzi menilai itu tidak masuk akal.
"Kalau memang keponakan saya jadi tersangka, sepertinya itu tidak masuk akal, soalnya dalam hal keponakan saya kan membela diri, kalau tidak malah dia yang mati. Saya berharap agar dibebaskan dan itu menurut saya yang terbaik,"ujarnya.
Sementara itu, Mohamad Irfan Bahri menyerahkan sepenuhnya kasus peristiwa begal berujung kematian pelaku begal kepada pihak kepolisian.
Lindungi Diri
Irfan saat dijumpai di kediaman pamannya berdalih apa yang dilakukan semata untuk melindungi keselamatan jiwanya, terlepas apa yang dilakukan ternyata menyebabkan kematian salah satu pelaku begal.
"Saya serahkan ke Polisi aja, saya waktu kejadian cuma mikir keselamatan saya kalau saya ngga ngelawan, karena pelaku udah bacok saya dan teman saya lebih dulu," ungkap Irfan.
Dia sendiri sudah diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak dua kali, pada Kamis 24 Mei 2018 dan Senin 28 mei 2018 kemarin, rencananya dia akan dimintai keterangan lebih lanjut pada Kamis 31 Mei 2018.
"Waktu Kamis saya sempat diperiksa seharian, dari siang baru pulang Jumat siangnya," kata Irfan
Saat itu dia hanya dimintai keterangan soal kronologis kejadian hingga melakukan pra rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) di Jembatan Summarecon Bekasi.
Akibat kejadian itu, Irfan harus menerima luka sabetan celurit sebanyak enam luka dan mendapat puluhan jahitan di bagian lengan, punggung, paha, jari, dan pipi.
Sedangkan kedua pelaku begal masing-masing AS diketahui meninggal dunia akibat luka sabetan celurit serta IY mengalami luka parah dan mendapatkan perawatan di RS Anna Medika sebelum akhirnya dipindahkan ke RS Kramat Jati
http://wartakota.tribunnews.com/amp/2018/05/30/paman-korban-begal-ngga-masuk-akal-ponakan-saya-jadi-tersangka
Kalo sampe dijadiin tersangka si Irfan (alias MIB)
Speechless dah aye.


1
6.2K
73


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan