Perang berkepanjangan, ketidakstabilan politik, pejabat yang korup, kisruh antar etnis, penduduknya yang kurang kreatif, kebodohan dan buta aksara, tingginya kriminalitas, berujung pada pendapatan produk domestik bruto yang kecil, begitulah secuplik masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara miskin ini. Uniknya, mayoritas negara miskin berada di benua Afrika? Sekeras itukah Afrika

Afrika bagian tengah dan selatan seharusnya menjadi tanah yang subur karena beriklim tropis. Namun kesejahteraan negara di mana pun itu, memang selalu dipengaruhi oleh kebijakan politik yang ada, beserta “kejujuran” elite yang sedang berkuasa. Ketika pejabat leluasa melakukan kecurangan, ditambah oposisi yang aktif melakukan serangan dan penggulingan, silakan dibayangkan sendiri, kekisruhan tak akan menemu urainya.

Sebetulnya negara ini punya langkah perbaikan ekonomi yang cukup baik, tetapi terbentur oleh ketergantungan pada donor. Hal itu membuat Malawi lambat dalam usaha memperbaiki peningkatan standar hidup. Pada tahun 2015 saja, sebagai contoh, Malawi hanya mampu menghasilkan GDP per kapita sebanyak $ 242, atau sekitar 3,2 juta rupiah saja. Angka yang sangat kecil untuk sebuah negara.

2) Republik Afrika Tengah


Bisa dibilang merupakan negara yang paling tidak berkembang di dunia. Kekisruhan politik, korupsi pejabat negara, kekerasan sektarian, dan manajemen politik yang keliru, menyebabkan negara ini dirundung kemiskinan dan kelaparan. PDB nominal perkapita negara ini hanya mencapai $ 380 saja, atau kalau dirupiahkan setara dengan 5 juta rupiah per tahun.

3) Burundi


Peperangan terus menghantui warga Burundi. Konflik sudah terjadi sejak 200 tahun yang lalu, sejak kedudukan Jerman, kemudian juga ketika diambil alih Belgia. Burundi sebetulnya merupakan kerajaan merdeka tetapi kemudian takluk oleh kedudukan Jerman. Sampai hari ini, kekisruhan antar etnis, perang saudara, dan ketidakstabilan politik terus menaungi rakyat Burundi. Negara ini merupakan negara paling tidak bahagia kedua pada tahun 2017. PDB nominal perkapita hanya $ 336, atau sekitar 4,5 juta rupiah.

4) Republik Demokratik Kongo


Negara ini sebetulnya memiliki sumber daya alam yang potensial untuk mengangkat derajat kehidupan warga negaranya. Akan tetapi perang dan ketidakstabilan politik, sejak perang Kongo II pada tahun 1998-2003, yang melibatkan negara-negara Afrika serta campur tangan AS dan Uni Soviet, membuat perekonomian Kongo semakin terpuruk hingga sekarang. PDB nominal perkapita Kongo hanya mencapai $ 435 saja, atau sekitar 5,8 juta rupiah.

5) Liberia


Perang saudara yang berlangsung lama (20 tahun), masih menyisakan luka bagi Liberia. Sejak perang itu, perekonomian Liberia semakin lemah, banyak orang kelaparan, kemiskinan merebak di mana-mana, dan banyak warganya yang tidak berpendidikan serta buta huruf. Sementara pejabat elite banyak yang melakukan korupsi. PDB negara ini hanya sekitar $ 487 saja, atau sekitar 6,5 juta rupiah.

Kemiskinan memang bisa mendera negara mana saja, tidak terkecuali Indonesia. Berbagai kemungkinan dan faktor penyebab kemiskinan sangat potensial terjadi pada negara yang situasi politiknya sering diguncang kisruh, banyak terjadi perpecahan antar kelompok yang memicu perang saudara, pejabat yang korup dan mudah melakukan kecurangan. Jika sudah miskin, negara-negara besar akan mudah sekali masuk, melakukan penetrasi politik, dan bukan tidak mungkin menjadi serigala berjubah domba.