Welcome to thread abi balqis

Hal yang satu ini mungkin kurang diperhatikan bagi kebanyakan orang. Namun jika Anda sudah mengetahuinya, sudah seharusnya Anda tidak mempraktikan kebiasaan duduk yang tidak disukai Allah SWT ini dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang dianggap sepele namun dibenci oleh Allah SWT tersebut adalah soal posisi duduk. Ada posisi duduk yang tidak disukai bahkan dimurkai oleh Allah SWT. Lalu, seperti apa posisi duduk tersebut?


Sebagian ulama mengatakan makhruh hukumnya duduk seperti ini. Sementara Syaikh ‘Abdul al-‘Abbad mengatakan bahwa haram hukumnya duduk dengan bersandar pada tangan kiri yang diletakkan dibelakang.

Islam adalah mempelajari mengkaji membahas semua tentang tak hanya beribadah, tapi juga termasuk akhlak sopan santun kebersihan. Dan juga mengatur seluruh sisi kehidupan, Bahkan duduk pun diatur.



Mungkin selama ini tak banyak yang tahu bahwa ternyata terdapat posisi duduk yang dimurkai Allah. dijelaskan bahwa jenis duduk yang dilarang adalah dengan bertumpu pada tangan kiri yang diletakkan di belakang. Padahal ini sering kita lakukan terutama saat duduk santai misalnya di dalam masjid.



Larangan ini berdasarkan hadits yang berbunyi :

Syirrid bin Suwaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah pernah melintas di hadapanku sedang aku duduk seperti ini, yaitu bersandar pada tangan kiriku yang aku letakkan di belakang. Lalu baginda Nabi bersabda, “Adakah engkau duduk sebagaimana duduknya orang-orang yang dimurkai?” (HR. Abu Daud no. 4848. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).




Lalu bagaimana jika bersandar dengan dua tangan atau tangan kanan saja? Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam penjelasan Syarh Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa duduk seperti itu tidak mengapa.




Nah kalau sudah tahu berarti sebisa mungkin kita tidak lakukan ya. Memang sepele dan terkesan mengada-ada. Kok duduk aja dipermasalahkan. Tapi yang namanya udah aturan dari Allah ya turuti saja. Pastinya Allah punya alasan terbaik dan keterbatasan manusia lah yang belum bisa mencerna makna dibalik larangan tersebut.

Wallahu ‘alam.