- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Daftar Mubaligh Pemerintah Blunder Penguatan Toleransi


TS
q4bill
Daftar Mubaligh Pemerintah Blunder Penguatan Toleransi
Daftar Mubaligh Pemerintah Blunder Penguatan Toleransi
SABTU, 19 MEI 2018 , 01:34:00 WIB
RMOL. Rilis daftar mubaligh yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Agama merupakan blunder atau kesalahan serius bagi penguatan toleransi umat beragama.
Begitu tegas pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio dalam akun Twitter @satriohendri, Jumat (18/5).
“Mana mungkin pagar bisa menyatukan! Sebaiknya segera dikaji lebih dalam dan dicabut kebijakannya!” tukas pendiri KedaiKOPI itu.
Senada dengan hal tersebut, mantan relawan Joko Widodo yang tergabung dalam Komunitas Relawan Sadar (Korsa) juga menilai rilis mubaligh itu sebagai tindakan yang memecah umat Islam, khususnya antar mubaligh atau ulama.
Koordinator Korsa, Amirullah Hidayat menyebut bahwa pemerintah seharusnya tidak mencampuri urusan umat dalam menentukan siapa ulama yang harus mengisi ceramah untuk mereka. Sebab, penentuan itu bagian dari kebebasa beragama dan terjamin dalam UUD 1945.
“Jika telah dicampuri seperti ini, sama saja pemerintahan Jokowi melakukan intervensi terhadap kehidupan beragama umat Islam. Kebijakan ini bisa dikatakan sebagai pelanggaran hak azasi secara sistemik dan masif,” ujarnya.
Korsa bahkan mengancam akan menggalang kekuatan untuk melakukan perlawanan atas putusan ini. Selain itu, sebagai mantan relawan pendukung Jokowi, Korsa akan mengajak umat Islam beramai-ramai menyatukan tekad untuk mengganti presiden di Pilpres 2019 mendatang.
“Kita ganti presiden di 2019 jika ingin kebebasan beragama ingin kembali seperti sedia kala di negara ini,” tegas aktivis muda Muhammadiyah itu.
http://politik.rmol.co/read/2018/05/...tan-Toleransi-
----------------------------
Yang jelas, para Ulama agama Islam menjadi terkotak-kotak, yang di labelisasi "direstui' oleh Pemerintah, dan ada yang 'tak direstui' oleh Pemerintah. Maka bila besok rezimnya berganti (bukan lagi rezim Jokowi), yaa otomatis ganti juga daftar itu tentunya. Misalkan, katakanlah PKS yang menjadi partai Penguasa (rulling party) maka otomatislah daftar penceramah Islam yang "direstui' Pemerintah kelak, hanya ustadz-ustadz dari PKS saja tentunya (ini misalnya saja)
SABTU, 19 MEI 2018 , 01:34:00 WIB
RMOL. Rilis daftar mubaligh yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Agama merupakan blunder atau kesalahan serius bagi penguatan toleransi umat beragama.
Begitu tegas pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio dalam akun Twitter @satriohendri, Jumat (18/5).
“Mana mungkin pagar bisa menyatukan! Sebaiknya segera dikaji lebih dalam dan dicabut kebijakannya!” tukas pendiri KedaiKOPI itu.
Senada dengan hal tersebut, mantan relawan Joko Widodo yang tergabung dalam Komunitas Relawan Sadar (Korsa) juga menilai rilis mubaligh itu sebagai tindakan yang memecah umat Islam, khususnya antar mubaligh atau ulama.
Koordinator Korsa, Amirullah Hidayat menyebut bahwa pemerintah seharusnya tidak mencampuri urusan umat dalam menentukan siapa ulama yang harus mengisi ceramah untuk mereka. Sebab, penentuan itu bagian dari kebebasa beragama dan terjamin dalam UUD 1945.
“Jika telah dicampuri seperti ini, sama saja pemerintahan Jokowi melakukan intervensi terhadap kehidupan beragama umat Islam. Kebijakan ini bisa dikatakan sebagai pelanggaran hak azasi secara sistemik dan masif,” ujarnya.
Korsa bahkan mengancam akan menggalang kekuatan untuk melakukan perlawanan atas putusan ini. Selain itu, sebagai mantan relawan pendukung Jokowi, Korsa akan mengajak umat Islam beramai-ramai menyatukan tekad untuk mengganti presiden di Pilpres 2019 mendatang.
“Kita ganti presiden di 2019 jika ingin kebebasan beragama ingin kembali seperti sedia kala di negara ini,” tegas aktivis muda Muhammadiyah itu.
http://politik.rmol.co/read/2018/05/...tan-Toleransi-
----------------------------
Yang jelas, para Ulama agama Islam menjadi terkotak-kotak, yang di labelisasi "direstui' oleh Pemerintah, dan ada yang 'tak direstui' oleh Pemerintah. Maka bila besok rezimnya berganti (bukan lagi rezim Jokowi), yaa otomatis ganti juga daftar itu tentunya. Misalkan, katakanlah PKS yang menjadi partai Penguasa (rulling party) maka otomatislah daftar penceramah Islam yang "direstui' Pemerintah kelak, hanya ustadz-ustadz dari PKS saja tentunya (ini misalnya saja)
Diubah oleh q4bill 19-05-2018 09:43
0
6.4K
87


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan