"Terrorism is a significant threat to peace and security, prosperity and people." -Ban Ki-moon-
Akhir-akhir ini Indonesia sedang diguncang oleh beberapa aksi teror yang menyita perhatian seluruh masyarakat. Masyarakat, Tokoh-tokoh Agama, dan Pemerintah mendeklarasikan perang terhadap terorisme.
Terorisme adalah musuh bersama, harus diberantas sampai akar-akarnya.
Global Terorism Database merilis data aksi teror yang terjadi di Indonesia tahun 1977-2016.
Berdasarkan analisis yang saya lakukan, data menunjukkan bahwa aksi teror mempunyai tren naik ketika memasuki tahun politik atau ketika memasuki masa pergantian kepemimpinan nasional.
Berikut hasil analsisnya
Spoiler for Pemanasan:
Biar panas, mari lihat video berikut ini dulu, dalami maknanya.
Lagu ciptaan Almarhum guru SMA saya Pak Edi Susmanto, dinyanyikan oleh teman saya Melodia Puji Inggarwati dan kawan kawan
Spoiler for "Gambaran Umum":
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat massal, atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik atau fasilitas internasional.
Teroris memiliki banyak tujuan, media sering menyebut bahwa tujuan teroris adalah menebarkan ketakutan kepada masyarakat. Tetapi, yang jadi pertanyaan adalah mengapa mereka menebarkan ketakutan?
Sebenarnya teroris memiliki berbagai macam tujuan tergantung pihak yang melakukan aksi terornya.
Menurut data dari Global Terorism Database, aksi teror yang pernah dilakukan di Indonesia dilakukan oleh :
Jemaah Islamiyah
Gerakan Aceh Merdeka
Mujahidin Indonesia Timur
Jamaah Ansharut Tauhid
Jamaah Ansharut Daulah (Trending)
Organisasi Papua Merdeka
FRETILIN (Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timur)
Dll.
Kelompok-kelompok tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang ingin mendirikan negara khilafah (JAD), ada yang ingin menghancurkan Amerika dan sekutunya (JI ). Adapula yang ingin memisahkan diri dari Indonesia seperti (GAM, OPM, dan FRETILIN).
Spoiler for "Jangkauan Teroris":
Berikut ini adalah Heat Map yang menunjukkan seberapa jauh teroris menjangkau negeri ini.
Data diambil dari Global Terorism Database, Heat Map dibuat berdasarkan frekuensi serangan teroris yang melanda Indonesia.
Gambar di atas menunjukkan bahwa hampir di seluruh wilayah di Indonesia telah dijangkau oleh teroris. Mulai dari Aceh dan Sumatera Utara, Pulau Jawa secara keseluruhan, Sulawesi dan Maluku sampai Papua. Artinya, aksi terorisme dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Spoiler for "Kapan Teroris Menyerang?":
Dari data tersebut juga dapat diketahui tren, Kapan Teroris Menyerang
Dari gambar di atas, dapat kita ketahui trend terorisme berdasarkan waktu. Pada era Orde Barufrekuensi aksi teror sangat sedikit (1977-1994). Namun menjelang kejatuhannya, teroris mulai menampakkan batang hidungnya (1994-1998).
Pada puncaknya adalah pada era reformasi, dimana pemerintahan sedang lemah. Pemerintah pada tahun 1998-2004 sedang konsentrasi menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi dan sosial warisan Orde Baru. Pada rentang tahun tersebut, teroris memanfaatkan momentum dengan baik dimana aparat keamanan sedang lengah dan pemerintahan sedang lemah. Maka dari itu pecahlah Bom Bali I dan II, Bom Kedutaan Besar Australia, Bom JW Mariot di Jakarta, pergolakan di Aceh ,Timor Timur, dan Papua, serta yang lainnya.
Jika diamati lebih lanjut, tren menaikknya aksi teror bertepatan dengan momentum pergantian kepemimpinan nasional di Indonesia. Dapat dilihat, pada tahun-tahun akhir Soeharto berkuasa terdapat tren naik, ditambah lagi dengan masa reformasi (1998-2004) dimana kepemimpinan nasional Indonesia berganti sebanyak tiga kali, aksi teror mencapai puncaknya. Sepuluh tahun SBY berkuasa, trennya menunjukkan penurunan. Tetapi mendekati masa akhir SBY berkuasa, aksi teror mulai menunjukkan tren naik kembali. Perlu diwaspadai memasuki tahun-tahun politik, aksi teror menujukkan tren naik. Seperti yang terjadi sekarang.
Spoiler for "Jenis Serangan Teroris":
Data yang saya gunakan juga menyediakan jenis serangan teroris
Dilihat dari jenis terornya, aksi teror yang terjadi di Indonesia selama tahun 1977-2016 adalah serangan dengan Bom/Ledakan yakni sebanyak 281 kejadian. Sedangkan kedua terbanyak adalah penembakan yakni sebanyak 232 kejadian.
Dilihat dari peta, Pulau Jawa lebih sering diserang oleh Bom daripada dengan penembakan bersenjata. Sedangkan Aceh lebih sering diserang oleh penembakan bersenjata dibandingkan dengan Bom. Aksi teror di Timor Timur dan di Papua juga kebanyakan dilakukan dengan cara penembakan bersenjata. Sedangkan di Sulawesi dan Maluku serangan Bom dan penembakan cenderung memiliki frekuensi yang sama.
Tabel Tipe Serangan Teroris di Indonesia
Sumber : Global Terorism Database
Spoiler for "Target Serangan Teroris":
Target Serangan Teroris juga disediakan oleh data tersebut.
Jika dilihat dari target serangannya, teroris kebanyakan menyerang penduduk sipil, tokoh/institusi agama, polisi, pusat bisnis, dan pemerintah. Dengan data sebagai berikut.
Tabel Target Serangan Teroris
Sumber : Global Terrorism Database
Teroris di Aceh dan di Timor Timur cenderung menyerang Militer, penduduk sipil, dan polisi. Di Sumatera Utara yang diserang adalah Tokoh/Institusi Agama, sementara di Sulawesi dan Maluku yang diserang terbanyak adalah penduduk sipil dan polisi.
Teroris yang beroperasi di Jawa menyerang bermacam-macam target. Lima terbanyak adalah Polisi, Pemerintah dan Kedutaan Besar, Pusat Bisnis, Penduduk Sipil, dan Tokoh/Institusi Agama.
Sedangkan di Bali yang diserang adalah turis asing. Teror di Bali (Bom Bali I dan II) merupakan aksi teror yang paling memakan banyak korban jiwa.
Spoiler for "Point Penting":
Point Penting yang Jadi Perhatian
Teroris sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Jadi, teroris bisa menyerang kapan saja dan dimana saja.
Terdapat tren kenaikan aksi teror menjelang pergantian kepemimpinan nasional (Tahun Politik, aksi terorisme memiliki tren naik)
Teror menggunakan Bom/Ledakan masih menjadi pilihan teroris untuk melakukan aksinya.
Penduduk sipil masih menjadi target terbanyak teroris, disusul Tokoh/Institusi Agama, Polisi, Pusat Bisnis, dan Pemerintah.