TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 98 poin atau terdepresiasi 0,70 persen ke level Rp14.156 per dolar Amerika Serikat dalam perdagangan  hari ini, Jumat, 18 Mei 2018.

Kenaikan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen, belum membawa sentimen positif akan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Rupiah masih menunjukkan tren depresiatif melewati level psikologis Rp 14.000 per dolar AS. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Jumat ini, menunjukkan dolar dihargai Rp 14.107 per dolar AS.

Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira mengatakan, Bank Indonesia perlu menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin atau bps jika ingin rupiah menguat signifikan.



"Jika BI menaikkan suku bunga acuan 25 bps, rupiah bisa menguat, tapi hanya Rp 100-200 per dolar dan sifatnya temporer," ujar Bhima saat dihubungi Tempo pada Kamis, 17 Mei 2018.

Namun, pemerintah optimistis, nilai tukar rupiah pada 2019 akan kembali menguat pada kisaran Rp 13.700-Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kebijakan perekonomian pemerintah AS yang mempengaruhi pergerakan arus modal secara global menjadi pertimbangan dalam penetapan itu.
"Pemerintah menyadari kalau arah normalisasi kebijakan moneter di AS mendorong kenaikan suku bunga oleh The Fed. Sehingga pada 2019 masih banyak faktor yang menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas fluktusasi rupiah," tutur dia dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jumat, 18 Mei 2018.


Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1090326...6-per-dolar-as 


__________________________________________

Masih lanjut melemahnya ...

Kira-kira apa yang harus kita lakukan sebagai pelaku usaha menyikapi pelemahan rupiah ini?
...