- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jasad Bomber Gereja Surabaya yang Tak Kunjung Diambil Keluarga


TS
daimond25
Jasad Bomber Gereja Surabaya yang Tak Kunjung Diambil Keluarga
Home / detikNews / Berita
Jumat 18 Mei 2018, 03:24 WIB
Jasad Bomber Gereja Surabaya yang Tak Kunjung Diambil Keluarga
Sugeng Harianto - detikNews
Jasad Bomber Gereja Surabaya yang Tak Kunjung Diambil Keluarga
Magetan - Jasad keluarga yang melakukan teror pengeboman di tiga gereja di Surabaya masih berada di RS Bhayangkara. Belum ada keluarga yang mengambil.
Pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga. Dita Oepriarto yang merupakan kepala keluarga mengebom Gereja Pantekosta yang ada di Jl Arjuna, istrinya Puji Kuswati yang mengajak dua anak perempuanya menyerang Gereja Santa Maria Tak Bercela. Terakhir dua anak laki-laki pasangan Dita dan Puji menyerang GKI di Jl Diponegoro.
Sampai saat ini enam jenazah tersebut masih berada di RS Bhayangkara. Belum ada tanda-tanda pengambilan jenazah itu.
"Saya mengimbau melalui media untuk disampaikan kepada siapa saja yang memiliki ikatan keluarga dengan saudara Anton, saudara Tri dan saudara Dita bahwa Bapak Ibu saudara-saudara sekalian bisa hadir ke Polda Jawa Timur, ke Rumah Sakit Bhayangkara," kata Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera baru-baru ini.
Selain untuk mengambil jenazah, kedatangan keluarga dibutuhkan untuk diambil DNA-nya guna mengetahui kelanjutan identifikasi pelaku.
Selain tak ada yang mengambil, muncul penolakan terhadap pemakaman keluarga itu. Penolakan itu dilontarkan tetangga Dita di Surabaya. Begitu juga dengan keluarga di Banyuwangi.
Khusus untuk Puji, persoalan pemakaman jenazahnya menemui titik terang. Keluarganya di Magetan menyatakan siap menerima jenazah Puji.
Bila diizinkan dan dikehendaki, pemakaman jenazah Puji dapat dilaksanakan di Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.
"Kami tidak punya hak menolak bila keluarga Puji Kuswati dimakamkan disini. Pertimbangan saya dan warga Desa Krajan bersedia menerima jenazah Puji Kuswati karena Bumi dan isinya ini milik Allah SWT. Saya hanya berdasarkan keyakinan agama saya, untuk tidak membedakan semua umat," jelas Kepala Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Mujiono saat dihubungi detikcom, Kamis (17/5/2018).
Mujiono menambahkan, pihaknya juga memahami jika sampai detik ini pihak keluarga Banyuwangi masih syok. Namun di sisi lain, keluarga Banyuwangi juga telah menghubungi keluarga Magetan dan meminta untuk tidak mengurusi jenazah Puji.
"Sampai detik ini informasi juga belum ada keputusan dari Banyuwangi.
Sedangkan ortu asli Banyuwangi sudah telepon ke bapak angkat untuk tidak ngurusi jenazahnya Puji," katanya.
Dijelaskan Mujiono, Puji memang bukan kelahiran Desa Krajan namun diasuh dan dibesarkan pamannya yang bernama Rijan di Desa Krajan sejak usia 18 bulan.
Puji tinggal bersama sang paman hingga duduk di bangku kuliah di Akademi Keperawatan (Akper) RSI Surabaya, bahkan Puji dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga (KK) sang paman. Ibu empat anak itu baru keluar dari KK pamannya setelah menikah dengan Dita Oepriarto.
"Jadi Puji Kuswati ini diasuh Mbah Rijan (pamannya) sejak umur 18 bulan. Usia saya selisih tiga tahun lebih tua dengannya (almarhum Puji Kuswati). Jadi saya masih paham wajah dan gayanya. Kalau disapa hanya senyum malu-malu," tutupnya.
Mbah Rijan atau ayah angkat Puji saat ini telah berusia 80 tahun dan tinggal seorang diri. Saat ini kondisinya juga sering sakit-sakitan, bahkan untuk wawancara harus diwakili oleh Mujiono. (fjp/fjp)
https://m.detik.com/news/berita/d-4026098/jasad-bomber-gereja-surabaya-yang-tak-kunjung-diambil-keluarga
Fix pamannya puji kuswati yang di desa krajan dilarang untuk mengurusi jenasah Puji kuswati dan keluarga, artinya kedua keluarga besar baik dari pihak keluarga Dita dan keluarga Puji tidak menganggap keluarga Dita yang beristri puji mempunyai hubungan keluarga dgn mereka dan artinya pihak ke dua keluarga menerima pernyataan pemuka agama yang tersebar di media bahwa keluarga Dita yang beristri puji tersebut tidak dianggap beragama islam dan bukan bagian dari keluarga muslim dari 2 keluarga besar Dita dan keluarga besar Puji, seperti di katakan para pemuka agama mereka.
Jumat 18 Mei 2018, 03:24 WIB
Jasad Bomber Gereja Surabaya yang Tak Kunjung Diambil Keluarga
Sugeng Harianto - detikNews
Jasad Bomber Gereja Surabaya yang Tak Kunjung Diambil Keluarga
Magetan - Jasad keluarga yang melakukan teror pengeboman di tiga gereja di Surabaya masih berada di RS Bhayangkara. Belum ada keluarga yang mengambil.
Pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga. Dita Oepriarto yang merupakan kepala keluarga mengebom Gereja Pantekosta yang ada di Jl Arjuna, istrinya Puji Kuswati yang mengajak dua anak perempuanya menyerang Gereja Santa Maria Tak Bercela. Terakhir dua anak laki-laki pasangan Dita dan Puji menyerang GKI di Jl Diponegoro.
Sampai saat ini enam jenazah tersebut masih berada di RS Bhayangkara. Belum ada tanda-tanda pengambilan jenazah itu.
"Saya mengimbau melalui media untuk disampaikan kepada siapa saja yang memiliki ikatan keluarga dengan saudara Anton, saudara Tri dan saudara Dita bahwa Bapak Ibu saudara-saudara sekalian bisa hadir ke Polda Jawa Timur, ke Rumah Sakit Bhayangkara," kata Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera baru-baru ini.
Selain untuk mengambil jenazah, kedatangan keluarga dibutuhkan untuk diambil DNA-nya guna mengetahui kelanjutan identifikasi pelaku.
Selain tak ada yang mengambil, muncul penolakan terhadap pemakaman keluarga itu. Penolakan itu dilontarkan tetangga Dita di Surabaya. Begitu juga dengan keluarga di Banyuwangi.
Khusus untuk Puji, persoalan pemakaman jenazahnya menemui titik terang. Keluarganya di Magetan menyatakan siap menerima jenazah Puji.
Bila diizinkan dan dikehendaki, pemakaman jenazah Puji dapat dilaksanakan di Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.
"Kami tidak punya hak menolak bila keluarga Puji Kuswati dimakamkan disini. Pertimbangan saya dan warga Desa Krajan bersedia menerima jenazah Puji Kuswati karena Bumi dan isinya ini milik Allah SWT. Saya hanya berdasarkan keyakinan agama saya, untuk tidak membedakan semua umat," jelas Kepala Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Mujiono saat dihubungi detikcom, Kamis (17/5/2018).
Mujiono menambahkan, pihaknya juga memahami jika sampai detik ini pihak keluarga Banyuwangi masih syok. Namun di sisi lain, keluarga Banyuwangi juga telah menghubungi keluarga Magetan dan meminta untuk tidak mengurusi jenazah Puji.
"Sampai detik ini informasi juga belum ada keputusan dari Banyuwangi.
Sedangkan ortu asli Banyuwangi sudah telepon ke bapak angkat untuk tidak ngurusi jenazahnya Puji," katanya.
Dijelaskan Mujiono, Puji memang bukan kelahiran Desa Krajan namun diasuh dan dibesarkan pamannya yang bernama Rijan di Desa Krajan sejak usia 18 bulan.
Puji tinggal bersama sang paman hingga duduk di bangku kuliah di Akademi Keperawatan (Akper) RSI Surabaya, bahkan Puji dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga (KK) sang paman. Ibu empat anak itu baru keluar dari KK pamannya setelah menikah dengan Dita Oepriarto.
"Jadi Puji Kuswati ini diasuh Mbah Rijan (pamannya) sejak umur 18 bulan. Usia saya selisih tiga tahun lebih tua dengannya (almarhum Puji Kuswati). Jadi saya masih paham wajah dan gayanya. Kalau disapa hanya senyum malu-malu," tutupnya.
Mbah Rijan atau ayah angkat Puji saat ini telah berusia 80 tahun dan tinggal seorang diri. Saat ini kondisinya juga sering sakit-sakitan, bahkan untuk wawancara harus diwakili oleh Mujiono. (fjp/fjp)
https://m.detik.com/news/berita/d-4026098/jasad-bomber-gereja-surabaya-yang-tak-kunjung-diambil-keluarga
Fix pamannya puji kuswati yang di desa krajan dilarang untuk mengurusi jenasah Puji kuswati dan keluarga, artinya kedua keluarga besar baik dari pihak keluarga Dita dan keluarga Puji tidak menganggap keluarga Dita yang beristri puji mempunyai hubungan keluarga dgn mereka dan artinya pihak ke dua keluarga menerima pernyataan pemuka agama yang tersebar di media bahwa keluarga Dita yang beristri puji tersebut tidak dianggap beragama islam dan bukan bagian dari keluarga muslim dari 2 keluarga besar Dita dan keluarga besar Puji, seperti di katakan para pemuka agama mereka.
Diubah oleh daimond25 18-05-2018 06:12
0
7.8K
80


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan