- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik


TS
indahaira
[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik
![[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik](https://s.kaskus.id/images/2018/05/16/10043058_20180516055524.jpg)
Kenalin nih, remaja 15 tahun yang berinisiatif menyadarkan masyarakat tentang bahayanya membuang sampah elektronik sembarangan.
Rafa Jafar. Atau biasa dipanggil RJ.
Berawal dari makalah sekolah waktu dia kelas 5 SD, RJ meneruskan risetnya itu sampai bisa bikin gerakan E-Waste RJ, yaitu mengajak orang-orang untuk membuang sampah elektroniknya ke box E-Waste RJ, tempat sampah khusus untuk sampah elektronik. Karena kalau dibuang sembarangan, e-waste, atau sampah elektronik ternyata berbahaya bagi kesehatan dan mencemarkan lingkungan.
Gerakan ini juga membawanya jadi speaker muda di event UN Climate Change Forum, Rafa sebagai Youth Speaker membawakan Gerakan Sadar E-waste (Sampah Elektronik)
![[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik](https://s.kaskus.id/images/2018/05/16/10043058_20180516061544.jpeg)
Di usianya yang masih begitu muda, RJ juga sudah menulis buku tentang E-Waste lho!
![[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik](https://s.kaskus.id/images/2018/05/16/10043058_20180516061714.jpg)
Paska menerbitkan buku berjudul E-waste, yg merupakan satu2nya buku science anak buatan anak indonesia ttg sampah elektronik, Rafa menjadi inisiator Gerakan/kampanye Peduli sampah elektronik Indonesia, aktif sosialisasi bahaya lingkungan akibat sampah jenis ini.
Berikut ini segudang prestasi RJ, setelah menggagas gerakan e-waste ini:
Spoiler for Prestasi:
Q&A bersama Rafa Jafar
RJ kelas berapa umur berapa sekolahnya di mana?
“Aku kelas 9, 15 tahun, SMP Labschool Kebayoran.”
Gimana ceritanya dari awal RJ bisa kepikiran nih bikin e-wasteRJ ini?
"Awalnya dari sebuah gimana ya..emang suka sih sama gadget, ngumpulin barang-barang elektronik, bikin komputer sendiri, dari self interest terhadap elektronik dan gadget. Nah terus, ada kayak tugas nih di sekolah disuruh bikin kayak makalah tentang suatu isu, dan akhirnya aku bikin tentang overused electronic device. Terlalu banyak memakai device elektronik, nanti dari situ langsung kayak akarnya ke sampah elektronik. Karena kalau kita terlalu banyak memakai dan membeli barang-barang elektronik kan juga berarti banyak yang dibuang. Jadi masuk ke situ akhirnya. Jadi, aku langsung bikin makalahnya tentang sampah elektronik. Karena memang concern, kalau misalnya ini udah rusak tuh dikemanain sih, kalau misalnya kita punya barang elektronik yang rusak itu buangnya akan kemana, efeknya apa. Kalo misalnya diambil sama tukang loak, dikemanain, diapain. Concern aku, dan curiousity-nya tuh masuknya kesitu, tentang sampah elektronik. Terus akhirnya pas makalahnya udah jadi, itu kan makalah SD, jadi sedikit gitu informasinya, gak terlalu banyak. Belum terlalu detail belum terlalu deep, jadi aku sama mama aku decide untuk terusin researchnya. Kita terusin sendiri tanpa bantuan dari sekolah, cari informasi lebih banyak lagi, lebih detail, dan akhirnya sampai kepikiran untuk bikin buku gitu. (Bahkan) sekarang udah mau launching buku yang kedua.
Jadi akhirnya kita bikin buku, abis bikin buku disitu tertulis di belakangnya kalo caranya sih gimana untuk ngurangin sampah elektronik. Misalnya untuk menghadapi masalah sampah elektronik ini, cara-caranya apa aja. Salah satunya itu caranya ada tulisannya buang ke drop box. Buang sampah elektronik ke drop box terdekat. Tapi masalahnya di Indonesia belum banyak. Banyak yang di luar negeri, seperti Jepang, Amerika. Dan makanya langsung deh kita mikir, kenapa gak kita bikin box sendiri. Jadinya, waktu itu kita juga nyari tim, kan aku juga ga sanggup. Aku yang lagi sekolah, mama juga kadang-kadang ngurusin sesuatu, kita gak bisa selalu. Jadi kita cari tim juga akhirnya dapet dari temen-temen, jadi yaudah kita bikin boxnya, kayak gitu. Ada lima sekarang, tapi sekarang lagi ditarik-tarikin karena lagi mau dikumpulin.”
Ditaruh dimana sih drop box-nya?
“Pindah-pindah sebenarnya. Jadi setiap satu dua minggu, enggak menetap (di satu tempat). Kalau misalnya udah full, kita tarik, kita kumpulin e-waste-nya, pindah tempat."
Coba dong jelasin tentang e-waste itu apa, dan cara kerjanya gimana setelah sampa elektronik dibuang di e-wasteRJ ini?
"E-waste itu elektronik waste, kependekannya aja e-waste biar lebih enak. Karena kan orang-orang sekarang taunya kalau “e” itu pasti elektronik. E-waste itu barang elektronik atau perangkat elektronik yang sudah tidak layak ataupun sudah tidak bisa dipakai. Bener-bener gak bisa dipakai, misalnya layarnya rusak, gak bisa dibenerin, itu e-waste. Misalnya audionya gak keluar, gak bisa dibenerin, e-waste. Pokoknya barang elektronik yang udah rusak, gak bisa dibenerin, sampah elektronik itu namanya. Udah gak layak dipakai. Nah, masalahnya kadang-kadang orang tuh suka...hmm..barang elektronik ini kan ceritanya barang berharga sebelum rusak. Nah kalau misalnya udah rusak, itu kadang-kadang orang tuh suka ngambil dan mereka kumpulin sendiri untuk nyari ada gak sih barang yang bisa dijual lagi, sparepart-nya. Tapi masalahnya ada peraturan (pemerintah), aku lupa nomor berapa, yang ngasih tahu kalau mau mendaur ulang harus punya mesin khusus. Itu memang peraturannya, dimana-mana juga kalau e-waste itu harus pakai mesin khusus dan daur ulangnya itu harus legal, udah dapet izin. Nah, disitu salahnya. Orang-orang sering main ambil aja, ngelakuin operasinya di rumah-rumah sendiri.
Kenapa gak boleh? Karena e-waste itu mengandung racun. Namanya B3 (Bahan Berbahaya Beracun) di setiap perangkat elektronik beda-beda. Ada merkuri, ada RD3, ada flammable (bahan yang mudah terbakar), aduh banyak deh pokoknya. Itu semua ada di bukunya. Nah itu yang buat bahaya sampah elektronik dan apalagi kalau misalnya kita mengoperasiin sendiri tanpa protection, tanpa pengaman. Orang-orang kan biasanya langsung aja, gak pake sarung tangan, gak pake helm, gak pake pengaman, langsung aja. Nah di situ mulai terkontaminasi. Di situ mulai bahaya terjadi.
Terkontaminasi langsung bisa, orang juga kadang-kadang ngebakar (e-waste), berarti jadi polusi udara. Kalau misalnya ditanam di tanah, tanahnya jadi terkontaminasi. Kontaminasinya bisa kena ke tanaman yang kita tanam. Kalau misalkan kita makan tanamannya, kita kena. Dari situ.
Jadi contohnya gini, kita mengubur sampah elektronik ke dalam tanah, nanti tanamannya kena kontaminasi, abis itu ada sapi yang makan, sapinya kena. Abis itu sapinya kita makan, kita yang kena. Dan itu bahaya anaknya bisa terlahir cacat.
Terus masalahnya juga jaman sekarang itu orang-orang overused electronic device. Mereka terlalu mau pakai, banyak benda elektronik. Sekarang kan orang rata-rata punya dua HP, tiga HP. Nah terus abis itu kalau mereka, rata-rata nih ya orang-orang menengah ke atas, misalnya audionya udah rusak, itu HP-nya gak dipake lagi, mereka beli baru. Kadang-kadang ada yang nyimpen (sampah elektroniknya itu), kadang-kadang dibuang. Sebenarnya yang benar ya, yang benar itu kita harus make suatu perangkat elektronik, selama mungkin. Biarpun misalnya ada rusak dikit, benerin dulu lah, daripada beli baru, nanti yang lama dibuang. Atau gak kalau kita pingin banget beli yang baru, kasih orang lain lah biar bisa dipake lagi. Biar gak nyampah dong. Sebenarnya intinya itu, jangan sampai nyampah sampah elektronik.
Nah misalnya kalau udah dikumpulin di box, sekarang ngomongin tentang prosenya ya. Jadi prosesnya simpelnya begini, hmm box itu disebar kemana-mana, disebar ke titik-titik, biasanya paling sering itu aku bawa box pas lagi ada event. Dan di situ juga paling banyak itu tau dari announcement di Instagram, di sosial media, karena kita itu kampanyenya lewat sosial media kan. Kita bilangin, “eh kita mau ada kampanye di sini, mau ada kayak event kecil-kecilan, bawa e-waste kalian ya ke sini.” Nanti pasti banyak yang dateng. Banyak yang dateng bawa e-waste-nya. Dari situ lumayan e-waste-nya terkumpul banyak, yaudah abis itu kalau misalkan udah dikumpulin di sana kita sekarang kerjasama sama Dinas Lingkungan Hidup DKI."
Sejak kapan tuh kerjasama sama Dinas Lingkungan Hidup?
"Gak nyampe setahun. Dari 2017. Jadi kita kalau udah ngumpulin sampah elektronik itu, kita akan kasih ke mereka untuk didaur ulang. Jadi mereka yang memproses.
Proses mendaur ulang sampah elektronik. Kalau mendaur ulang sampah elektronik itu, harus berdasarkan tipenya masing-masing. Jadi misalnya, plastik sama plastik, kaca sama kaca, besi sama besi, setiap bagian-bagiannya dipecah-pecah. Jadi di-sort dulu, pertama di-sort dulu. Laptop sama laptop, udah bener, HP sama HP. Dari situ dikecilin lagi misalnya bagian kaca layar laptop sama kaca lain, chip sama chip, bagi lagi, diurai terus, sampai benar-benar its own type yang bener-bener itunya doang, dari situ baru didaur ulang. Setiap tipe kan beda-beda kan daur ulangnya. Misalnya kalau daur ulang plastik diapain sih, dilelehin dulu, lalu nanti dimold yang baru lagi.
Abis dari situ misalnya perusahaan A, udah ngedaur ulang, mereka akan ngejual ke perusahaan lain yang ngebutuhin. Tapi itu semua udah haknya perusahaan tersebut. Tugasnya aku dan tim ewasteRJ itu mensosialisasikan bahaya sampah elektronik, untuk ngasih tahu kalau ini udah eranya teknologi, semuanya pake gadget, dan kayaknya akan lebih banyak sampah elektronik sih daripada sampah plastik. Karena di rumah sekarang, dari survey waktu itu aku bikin sendiri, udah ada 80 barang elektronik (dalam satu rumah). Itu udah termasuk semuanya.
Karena kan kalau barang elektronik, kayak handphone, laptop, TV, padahal kan sebenarnya (ada) kulkas, lampu, AC, microwave, semua perangkat-perangkat dapur kan banyak yang make (listrik). Banyak banget. Apalagi sekarang yang paling bahaya itu tentang buku kedua, tentang baterai. Buku pertama tadi tentang e-waste, yang masih luarannya lah, masih secara keseluruhan. Dan bukunya gampang dimengerti. Kalau buku keduanya nih udah lebih mendalam lagi tentang baterai, masuk lebih banyak data tentang dunia baterai. Kenapa baterai? Karena sekaran tuh baterai udah jadi segalanya. Orang-orang sekarang udah banyak yang develop tentang bikin mobil bertenaga baterai. Karena baterai emang lebih efisien, daripada make minyak bumi, daripada make bensin. Lebih efisien, dikit-dikit baterai, dikit-dikit baterai. Tapi racun di baterai itu lebih mematikan, dibanding racun yang ada di perangkat elektronik yang lain.
Racun-racunnya untuk tubuh manusia itu beresiko banget. Paling dasar banget ada PVC, PBDE, banyak banget pokoknya. "
Kan pasti pengetahuan RJ tentang ilmu pengetahuan alam dan lingkungan kan luas nih, nah gimana sih cerita awalnya RJ bisa tertarik di bidang pengetahuan ini? Apakah sejak kecil udah suka baca buku tentang alam, atau ini semua full belajar di sekolah aja?
"Yang tadi aku bilang di sekolah itu mereka cuman bilang suruh bikin makalah tentang suatu masalah, mereka cuman ngarahin saya untuk ngelakuin research-nya dimulai dari teknik untuk me-research gimana, teknik wawancara, tapi sisanya untuk idenya mau bikin tentang apa, mau wawancara siapa, itu dari kita sendiri, dari kita yang milih siapa, dan topiknya kita yang milih maunya apa, kita yang milih sendiri. Dan itu juga dari self-interest aku. Sebenarnya dari ngeliat koleksi handphone mama sih, yang sangat banyak. Aku sempat nanya, ini sebenarnya buat apa sih, kok disimpen di sini. Eh mama juga gak tahu. Jadi yaudah aku bikin research tentang overused electronic device.
Sebenarnya aku sukanya sama teknologinya dulu, suka ngumpulin banyak banget, bikin setup-setup komputer gitu di kamar, suka bikin kayak gitu, terus ada barang yang rusak, kan aku bingung nih ini barang mau dikemanain ya, simpen juga gak ada gunanya, dibuang juga gak tau kemana, akhirnya yaudah.
Dan ternyata aku pas research kaget juga, “Oh ternyata kayak gini e-waste ke lingkungan.”
Apa sih prestasi yang paling kamu banggain dari bikin e-wasteRJ ini?
"Prestasi yang paling aku banggain sih bisa bikin gerakan sendiri. Akhirnya bisa bikin box sendiri. Dan maksudnya ngelakuin kampanye yang sangat melelahkan itu buat aku sebuah pencapaian yang besar banget. Untuk bisa ngelakuin kampanye ini, untuk bisa ngelakuin bermanfaat buat orang lain."
![[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik](https://s.kaskus.id/images/2018/05/16/10043058_20180516061752.jpeg)
RJ bersosialisasi di sekolah-sekolah ttg bahaya sampah elektronik.
Sosialisasinya udah kemana aja?
"Waktu itu sempat diundang ke COP 22, itu kayak Konferensi Climate Change Sedunia dan itu ada di Maroko, diundang kesana. Terus juga pernah di kota-kota lain di Indonesia, di Malang pernah, di Jogja, Makassar, itu pernah kesana. Event-event lingkungan, event-event climate change, itu sering diundang ke situ, sama event kepemudaan (Youth). "
Apa nih pesan-pesan RJ, supaya bisa menginspirasi kayak RJ ini gimana caranya?
"Buat temen-temen generasi aku, temen-temen harus tahu role kalian itu sebenarnya apa sih. Kita sebagai generasi sekarang harus berkontribusi, dan harus punya dampak pada generasi kita sendiri. Kalau bukan kita yang akan memajukan kita, siapa lagi. Karena masa depan di tangan-tangan anak muda sekarang. Masa depan tanggung jawabnya ada di kita sendiri. Kalau misalnya kita udah mulai gak sadar, kalau “Oh oke, gua harus ngelakuin sesuatu. Gue harus berkontribusi sesuatu,” ya mau siapa lagi? Mau kapan lagi? Kita harus lebih sadar untuk mulai sebuah action. Action-nya apa aja, apapun itu passion temen-temen, passion kalian di apa, apapun interestnya apa, mulai aja di situ. Bikin kelompok-kelompok kecil dengan temen-temen yang lain, yang suka juga di situ. Mulai action yang positif, apapun itu. Kalau aku kan mulai dari elektronik, kalo teman-teman lain suka di video editing, bikin video tutorial untuk edit apa. Kalau misalnya suka basket sama bola, bikin video tutorial juga misalnya skill-skill apa. Pokoknya do anything that’s positive, asalkan itu berdampak kepada yang lain."
“Aku kelas 9, 15 tahun, SMP Labschool Kebayoran.”
Gimana ceritanya dari awal RJ bisa kepikiran nih bikin e-wasteRJ ini?
"Awalnya dari sebuah gimana ya..emang suka sih sama gadget, ngumpulin barang-barang elektronik, bikin komputer sendiri, dari self interest terhadap elektronik dan gadget. Nah terus, ada kayak tugas nih di sekolah disuruh bikin kayak makalah tentang suatu isu, dan akhirnya aku bikin tentang overused electronic device. Terlalu banyak memakai device elektronik, nanti dari situ langsung kayak akarnya ke sampah elektronik. Karena kalau kita terlalu banyak memakai dan membeli barang-barang elektronik kan juga berarti banyak yang dibuang. Jadi masuk ke situ akhirnya. Jadi, aku langsung bikin makalahnya tentang sampah elektronik. Karena memang concern, kalau misalnya ini udah rusak tuh dikemanain sih, kalau misalnya kita punya barang elektronik yang rusak itu buangnya akan kemana, efeknya apa. Kalo misalnya diambil sama tukang loak, dikemanain, diapain. Concern aku, dan curiousity-nya tuh masuknya kesitu, tentang sampah elektronik. Terus akhirnya pas makalahnya udah jadi, itu kan makalah SD, jadi sedikit gitu informasinya, gak terlalu banyak. Belum terlalu detail belum terlalu deep, jadi aku sama mama aku decide untuk terusin researchnya. Kita terusin sendiri tanpa bantuan dari sekolah, cari informasi lebih banyak lagi, lebih detail, dan akhirnya sampai kepikiran untuk bikin buku gitu. (Bahkan) sekarang udah mau launching buku yang kedua.
Jadi akhirnya kita bikin buku, abis bikin buku disitu tertulis di belakangnya kalo caranya sih gimana untuk ngurangin sampah elektronik. Misalnya untuk menghadapi masalah sampah elektronik ini, cara-caranya apa aja. Salah satunya itu caranya ada tulisannya buang ke drop box. Buang sampah elektronik ke drop box terdekat. Tapi masalahnya di Indonesia belum banyak. Banyak yang di luar negeri, seperti Jepang, Amerika. Dan makanya langsung deh kita mikir, kenapa gak kita bikin box sendiri. Jadinya, waktu itu kita juga nyari tim, kan aku juga ga sanggup. Aku yang lagi sekolah, mama juga kadang-kadang ngurusin sesuatu, kita gak bisa selalu. Jadi kita cari tim juga akhirnya dapet dari temen-temen, jadi yaudah kita bikin boxnya, kayak gitu. Ada lima sekarang, tapi sekarang lagi ditarik-tarikin karena lagi mau dikumpulin.”
Ditaruh dimana sih drop box-nya?
“Pindah-pindah sebenarnya. Jadi setiap satu dua minggu, enggak menetap (di satu tempat). Kalau misalnya udah full, kita tarik, kita kumpulin e-waste-nya, pindah tempat."
Coba dong jelasin tentang e-waste itu apa, dan cara kerjanya gimana setelah sampa elektronik dibuang di e-wasteRJ ini?
"E-waste itu elektronik waste, kependekannya aja e-waste biar lebih enak. Karena kan orang-orang sekarang taunya kalau “e” itu pasti elektronik. E-waste itu barang elektronik atau perangkat elektronik yang sudah tidak layak ataupun sudah tidak bisa dipakai. Bener-bener gak bisa dipakai, misalnya layarnya rusak, gak bisa dibenerin, itu e-waste. Misalnya audionya gak keluar, gak bisa dibenerin, e-waste. Pokoknya barang elektronik yang udah rusak, gak bisa dibenerin, sampah elektronik itu namanya. Udah gak layak dipakai. Nah, masalahnya kadang-kadang orang tuh suka...hmm..barang elektronik ini kan ceritanya barang berharga sebelum rusak. Nah kalau misalnya udah rusak, itu kadang-kadang orang tuh suka ngambil dan mereka kumpulin sendiri untuk nyari ada gak sih barang yang bisa dijual lagi, sparepart-nya. Tapi masalahnya ada peraturan (pemerintah), aku lupa nomor berapa, yang ngasih tahu kalau mau mendaur ulang harus punya mesin khusus. Itu memang peraturannya, dimana-mana juga kalau e-waste itu harus pakai mesin khusus dan daur ulangnya itu harus legal, udah dapet izin. Nah, disitu salahnya. Orang-orang sering main ambil aja, ngelakuin operasinya di rumah-rumah sendiri.
Kenapa gak boleh? Karena e-waste itu mengandung racun. Namanya B3 (Bahan Berbahaya Beracun) di setiap perangkat elektronik beda-beda. Ada merkuri, ada RD3, ada flammable (bahan yang mudah terbakar), aduh banyak deh pokoknya. Itu semua ada di bukunya. Nah itu yang buat bahaya sampah elektronik dan apalagi kalau misalnya kita mengoperasiin sendiri tanpa protection, tanpa pengaman. Orang-orang kan biasanya langsung aja, gak pake sarung tangan, gak pake helm, gak pake pengaman, langsung aja. Nah di situ mulai terkontaminasi. Di situ mulai bahaya terjadi.
Terkontaminasi langsung bisa, orang juga kadang-kadang ngebakar (e-waste), berarti jadi polusi udara. Kalau misalnya ditanam di tanah, tanahnya jadi terkontaminasi. Kontaminasinya bisa kena ke tanaman yang kita tanam. Kalau misalkan kita makan tanamannya, kita kena. Dari situ.
Jadi contohnya gini, kita mengubur sampah elektronik ke dalam tanah, nanti tanamannya kena kontaminasi, abis itu ada sapi yang makan, sapinya kena. Abis itu sapinya kita makan, kita yang kena. Dan itu bahaya anaknya bisa terlahir cacat.
Terus masalahnya juga jaman sekarang itu orang-orang overused electronic device. Mereka terlalu mau pakai, banyak benda elektronik. Sekarang kan orang rata-rata punya dua HP, tiga HP. Nah terus abis itu kalau mereka, rata-rata nih ya orang-orang menengah ke atas, misalnya audionya udah rusak, itu HP-nya gak dipake lagi, mereka beli baru. Kadang-kadang ada yang nyimpen (sampah elektroniknya itu), kadang-kadang dibuang. Sebenarnya yang benar ya, yang benar itu kita harus make suatu perangkat elektronik, selama mungkin. Biarpun misalnya ada rusak dikit, benerin dulu lah, daripada beli baru, nanti yang lama dibuang. Atau gak kalau kita pingin banget beli yang baru, kasih orang lain lah biar bisa dipake lagi. Biar gak nyampah dong. Sebenarnya intinya itu, jangan sampai nyampah sampah elektronik.
Nah misalnya kalau udah dikumpulin di box, sekarang ngomongin tentang prosenya ya. Jadi prosesnya simpelnya begini, hmm box itu disebar kemana-mana, disebar ke titik-titik, biasanya paling sering itu aku bawa box pas lagi ada event. Dan di situ juga paling banyak itu tau dari announcement di Instagram, di sosial media, karena kita itu kampanyenya lewat sosial media kan. Kita bilangin, “eh kita mau ada kampanye di sini, mau ada kayak event kecil-kecilan, bawa e-waste kalian ya ke sini.” Nanti pasti banyak yang dateng. Banyak yang dateng bawa e-waste-nya. Dari situ lumayan e-waste-nya terkumpul banyak, yaudah abis itu kalau misalkan udah dikumpulin di sana kita sekarang kerjasama sama Dinas Lingkungan Hidup DKI."
Sejak kapan tuh kerjasama sama Dinas Lingkungan Hidup?
"Gak nyampe setahun. Dari 2017. Jadi kita kalau udah ngumpulin sampah elektronik itu, kita akan kasih ke mereka untuk didaur ulang. Jadi mereka yang memproses.
Proses mendaur ulang sampah elektronik. Kalau mendaur ulang sampah elektronik itu, harus berdasarkan tipenya masing-masing. Jadi misalnya, plastik sama plastik, kaca sama kaca, besi sama besi, setiap bagian-bagiannya dipecah-pecah. Jadi di-sort dulu, pertama di-sort dulu. Laptop sama laptop, udah bener, HP sama HP. Dari situ dikecilin lagi misalnya bagian kaca layar laptop sama kaca lain, chip sama chip, bagi lagi, diurai terus, sampai benar-benar its own type yang bener-bener itunya doang, dari situ baru didaur ulang. Setiap tipe kan beda-beda kan daur ulangnya. Misalnya kalau daur ulang plastik diapain sih, dilelehin dulu, lalu nanti dimold yang baru lagi.
Abis dari situ misalnya perusahaan A, udah ngedaur ulang, mereka akan ngejual ke perusahaan lain yang ngebutuhin. Tapi itu semua udah haknya perusahaan tersebut. Tugasnya aku dan tim ewasteRJ itu mensosialisasikan bahaya sampah elektronik, untuk ngasih tahu kalau ini udah eranya teknologi, semuanya pake gadget, dan kayaknya akan lebih banyak sampah elektronik sih daripada sampah plastik. Karena di rumah sekarang, dari survey waktu itu aku bikin sendiri, udah ada 80 barang elektronik (dalam satu rumah). Itu udah termasuk semuanya.
Karena kan kalau barang elektronik, kayak handphone, laptop, TV, padahal kan sebenarnya (ada) kulkas, lampu, AC, microwave, semua perangkat-perangkat dapur kan banyak yang make (listrik). Banyak banget. Apalagi sekarang yang paling bahaya itu tentang buku kedua, tentang baterai. Buku pertama tadi tentang e-waste, yang masih luarannya lah, masih secara keseluruhan. Dan bukunya gampang dimengerti. Kalau buku keduanya nih udah lebih mendalam lagi tentang baterai, masuk lebih banyak data tentang dunia baterai. Kenapa baterai? Karena sekaran tuh baterai udah jadi segalanya. Orang-orang sekarang udah banyak yang develop tentang bikin mobil bertenaga baterai. Karena baterai emang lebih efisien, daripada make minyak bumi, daripada make bensin. Lebih efisien, dikit-dikit baterai, dikit-dikit baterai. Tapi racun di baterai itu lebih mematikan, dibanding racun yang ada di perangkat elektronik yang lain.
Racun-racunnya untuk tubuh manusia itu beresiko banget. Paling dasar banget ada PVC, PBDE, banyak banget pokoknya. "
Kan pasti pengetahuan RJ tentang ilmu pengetahuan alam dan lingkungan kan luas nih, nah gimana sih cerita awalnya RJ bisa tertarik di bidang pengetahuan ini? Apakah sejak kecil udah suka baca buku tentang alam, atau ini semua full belajar di sekolah aja?
"Yang tadi aku bilang di sekolah itu mereka cuman bilang suruh bikin makalah tentang suatu masalah, mereka cuman ngarahin saya untuk ngelakuin research-nya dimulai dari teknik untuk me-research gimana, teknik wawancara, tapi sisanya untuk idenya mau bikin tentang apa, mau wawancara siapa, itu dari kita sendiri, dari kita yang milih siapa, dan topiknya kita yang milih maunya apa, kita yang milih sendiri. Dan itu juga dari self-interest aku. Sebenarnya dari ngeliat koleksi handphone mama sih, yang sangat banyak. Aku sempat nanya, ini sebenarnya buat apa sih, kok disimpen di sini. Eh mama juga gak tahu. Jadi yaudah aku bikin research tentang overused electronic device.
Sebenarnya aku sukanya sama teknologinya dulu, suka ngumpulin banyak banget, bikin setup-setup komputer gitu di kamar, suka bikin kayak gitu, terus ada barang yang rusak, kan aku bingung nih ini barang mau dikemanain ya, simpen juga gak ada gunanya, dibuang juga gak tau kemana, akhirnya yaudah.
Dan ternyata aku pas research kaget juga, “Oh ternyata kayak gini e-waste ke lingkungan.”
Apa sih prestasi yang paling kamu banggain dari bikin e-wasteRJ ini?
"Prestasi yang paling aku banggain sih bisa bikin gerakan sendiri. Akhirnya bisa bikin box sendiri. Dan maksudnya ngelakuin kampanye yang sangat melelahkan itu buat aku sebuah pencapaian yang besar banget. Untuk bisa ngelakuin kampanye ini, untuk bisa ngelakuin bermanfaat buat orang lain."
![[Generasi Inspirasi] Masih Muda! Rafa Udah Bikin Gerakan Sadar Sampah Elektronik](https://s.kaskus.id/images/2018/05/16/10043058_20180516061752.jpeg)
RJ bersosialisasi di sekolah-sekolah ttg bahaya sampah elektronik.
Sosialisasinya udah kemana aja?
"Waktu itu sempat diundang ke COP 22, itu kayak Konferensi Climate Change Sedunia dan itu ada di Maroko, diundang kesana. Terus juga pernah di kota-kota lain di Indonesia, di Malang pernah, di Jogja, Makassar, itu pernah kesana. Event-event lingkungan, event-event climate change, itu sering diundang ke situ, sama event kepemudaan (Youth). "
Apa nih pesan-pesan RJ, supaya bisa menginspirasi kayak RJ ini gimana caranya?
"Buat temen-temen generasi aku, temen-temen harus tahu role kalian itu sebenarnya apa sih. Kita sebagai generasi sekarang harus berkontribusi, dan harus punya dampak pada generasi kita sendiri. Kalau bukan kita yang akan memajukan kita, siapa lagi. Karena masa depan di tangan-tangan anak muda sekarang. Masa depan tanggung jawabnya ada di kita sendiri. Kalau misalnya kita udah mulai gak sadar, kalau “Oh oke, gua harus ngelakuin sesuatu. Gue harus berkontribusi sesuatu,” ya mau siapa lagi? Mau kapan lagi? Kita harus lebih sadar untuk mulai sebuah action. Action-nya apa aja, apapun itu passion temen-temen, passion kalian di apa, apapun interestnya apa, mulai aja di situ. Bikin kelompok-kelompok kecil dengan temen-temen yang lain, yang suka juga di situ. Mulai action yang positif, apapun itu. Kalau aku kan mulai dari elektronik, kalo teman-teman lain suka di video editing, bikin video tutorial untuk edit apa. Kalau misalnya suka basket sama bola, bikin video tutorial juga misalnya skill-skill apa. Pokoknya do anything that’s positive, asalkan itu berdampak kepada yang lain."
Yuk cari tahu lebih tentang sampah elektronik di akun Instagram @ewasteRJ
Punya sampah elektronik? Jangan dibuang sembarangan ya Gan. Kamu bisa buang di e-wasteRJ Dropzone.
Punya sampah elektronik? Jangan dibuang sembarangan ya Gan. Kamu bisa buang di e-wasteRJ Dropzone.
Follow Instagram @ewasteRJuntuk tahu info terbaru dimana letak #ewasteRJdropzone
Diubah oleh indahaira 17-05-2018 11:14
0
4.6K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan