Seperti halnya jalan pintas di jalanan yang kita sebut Jalan Tikus. Sekalinya lancar dia sangat lancar, tetapi sekalinya macet dia akan sangat macet sama sekali. Maju tidak bisa, mundur tidak bisa karena saking sempitnya. 



Demikian pula tentang jalan pintas menjadi kaya karena dia bisa berubah menjadi jalan pintas menuju penjara. Itu poin yang pertama. Banyak orang yang memilih jalan pintas untuk mencoba keberuntungannya, misalnya dengan judi taruhan, ikut pesugihan tumbal, investasi bodong, hingga memberikan uangnya untuk digandakan secara mistik. Cara-cara tersebut pada gilirannya hanya akan mendatangkan kemudaratan, karena tak sejalan dengan norma-norma agama dan logika. Langkah logis pertama agar anda cepat kaya adalah dengan membuka usaha atau investasi yang berpeluang hasilkan uang banyak. Setiap bisnis memiliki potensi untuk mengalirkan uang berlimpah ke rekening anda, asalkan hal itu dibutuhkan orang banyak, digemari berbagai kalangan, dan menjadi solusi bagi permasalahan banyak pihak.

Tak kalah penting adalah kreativitas dan inovasi. Jika anda bisa menytukan kreativitas dan inovasi pada bisnis anda, maka uang akan mengalir dengan sendirinya, seperti air gunung yang mengalir ke danau. Anda bisa lihat contohnya Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Berbekal kreativitas dan inovasi, tanpa modal yang banyak, pemuda yang dulunya berusia 20an tahun tersebut, berhasil menciptakan jejaring sosial yang bagus sehingga mengantarkan dirinya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Jadi, logika pertama untuk bisa menjadi kaya dengan cepat adalah dengan menggeluti bisnis yang prospektif, plus dibekali dengan kreativitas dan inovasi. Anda tak perlu mencari jimat pengasih-asih untuk mendatangkan pelanggan atau memelihara tuyul agar membawakan uang.



Karenanya mesti diresapi juga, kaya tidak identik dengan bahagia. Jadi untuk apa jalan pintas? Jalan yang terbaik untuk bahagia adalah dengan tidak menjadikan uang sebagai tujuan, sebagai sesembahan, apalagi memperTuhankan uang. Jikalau uang sudah menjadi tujuan dan segala tujuan hidup, tentu saja segala daya upaya pikiran, perkataan, perbuatan hingga semua output seseorang akan dipenuhi dengan segala pertimbangan ataupun perhitungan untung-rugi yang dikuantisasikan dalam wujud uang. Pikirannya demi uang, perkataannya demi uang, perbuatannya demi uang! Kerjanya sudah demi uang! Makannya, tidurnya, terjaganya, sekolahnya, segala aktivitas hidupnya, bahkan nafas hidupnya.

Andai uang memang telah dipertuhankan manusia, maka segala macam pangkat, jabatan, kedudukan, status sosial atau apapun kenikmatan hidup tidak akan pernah mencukupkan dorongan keinginan hawa nafsu yang senantiasa menderu-deru di dalam pikiran. Hati sudah menjadi batu dan tidak lagi bisa menjadi cerminan kesucian hati. Pintu hidayah seolah telah sengaja ditutupnya rapat-rapat demi memperturutkan persekutuannya dengan iblis dan setan. Sadar tidak sadar, mempertuhankan uang kian merajalela di tengah kehidupan masyarakat dan negara kita. Bagaimana mungkin para petinggi negara yang terhormat dengan kedudukan, pencapaian jenjang karir yang gemilang, profesionalisme bidang keilmuannya, dan segala pencapaian prestasi hidup yang luar biasa, namun seringkali dipuncaki dengan kehancuran akibat praktik suap-menyuap, makelar hukum, termasuk tindakan korup dan penyalahgunaan fasilitas negara. Belakangan kita tentu saja sangat prihatin dengan penangkapan tangan beberapa petinggi negara kita yang melakukan praktik-praktik suap-menyuap yang merugikan negara, terutama juga melukai rasa keadilan rakyat yang hidup dalam suasana pas-pasan bahkan serba kekurangan. Tidak tanggung-tanggung nilainya melebihi hitungan milyaran rupiah pada setiap kasusnya.



Dan orang kaya bukan orang yang paling banyak hartanya, tapi yang paling sedikit keinginannya. Sementara orang miskin, bukan yang paling sedikit hartanya tapi justru yang paling tidak pernah berhenti mengejar kekayaan. Orang yang sukses tidak dikendalikan oleh uang. Mereka memegang kendali atas uang. Karena kesuksesannya, uang dengan sendirinya datang. Berbeda dengan orang yang tidak sukses. Mereka dikendalikan oleh uang setiap harinya. Harus bekerja keras untuk mendapatkan uang seumur hidup. Padahal hasil yang didapatkan juga belum tentu cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginannya.

Ada 3 jenis penghasilan yaitu penghasilan aktif, penghasilan pasif dan penghasilan investasi. Untuk memiliki penghasilan aktif Anda harus menukarkan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan perasaan. Penghasilan pasif didapatkan jika Anda memiliki aset yang dapat bekerja untuk keuntungan Anda. Sementara penghasilan investasi didapatkan dari uang yang bekerja untuk keuntungan Anda. Jika hanya mengandalkan penghasilan aktif, mau tidak mau uang akan mengendalikan Anda. Waktu, tenaga, pikiran dan perasaan harus selalu dikorbankan demi mendapatkan uang. Jika tidak mau mengorbankan hal tersebut maka Anda tidak mendapatkan uang. Sementara kehidupan terus berjalan dan pengeluaran tidak berhenti begitu saja. Jika ingin menjadi orang sukses yang dikejar uang dan bukan mengejar uang, maka investasi adalah satu-satunya jawaban. Sama halnya seperti kebebasan keuangan. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kebebasan keuangan adalah dengan berinvestasi. Karena Anda baru mendapatkan kebebasan keuangan ketika penghasilan investasi dan penghasilan pasif lebih besar dari pengeluaran Anda.