Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pramugari adalah karyawati perusahaan pengangkutan umum (udara, darat, dan laut) yang bertugas melayani penumpang. Tak hanya melayani penumpang, pramugari memiliki tugas menyelamatkan penumpang. Itulah mengapa, saat naik pesawat pramugari akan memeragakan cara menggunakan alat penyelamatan seperti rompi dan masker oksigen. 

Pramugari pesawat angkutan udara juga memiliki jam kerja panjang, mengikuti jadwal penerbangan yang ditentukan sebelumnya. Tak hanya itu, pramugari juga berhadapan dengan penumpang-penumpang yang beragam sifat dan kelakukannya. Salah satu kelakuan penumpang yang tak layak adalah pelecehan seksual, yang dilakukan penumpang pria terhadap pramugari. 

Baca Juga: Es Kepal Milo vs Es Kepal Dancow, Pilih Mana?

Parahnya, lebih dari dua pertiga pramugari di Amerika Serikat telah mengalami pelecehan seksual selama karier terbang mereka. Temuan mengejutkan itu dipublikasikan oleh The Association of Flight Attendant-CWA (AFA). Organisasi yang berpusat di Washington, Amerika Serikat ini mengaku berfokus pada isu-isu penerbangan yang memiliki hampir 50.000 anggota. 

Dalam publikasinya, pramugari telah mengalami pelecehan seksual secara verbal dari penumpang, dan hampir satu dari lima orang mengalami pelecehan seksual fisik dari penumpang, pada tahun lalu saja. Sementara itu, 68 persen dari pramugari mengatakan mereka tidak melihat upaya oleh maskapai penerbangan untuk mengatasi pelecehan seksual di tempat kerja selama setahun terakhir.

Dalam survey 18 persen pramugari megaku mengalami pelecehan seksual fisik dari penumpang pada tahun lalu. Lebih dari 40 persen bahkan mengalami kekerasan fisik tiga kali atau lebih.

Pramugari mengaku mengalami pelecehan seksual fisik, termasuk sentuhan, di payudara mereka, pantat dan area selangkangan. Deskripsi yang diberikan berupa "tersentuh, terasa, ditarik, dicengkeram, diraba, ditampar, digosok, dan dibelai" baik di atas dan di bawah seragam mereka. Pelecehan lainnya termasuk penumpang menghampiri atau memaksa sentuhan fisik diikuti oleh pelukan yang tidak diinginkan, ciuman dan rabaan.

Baca Juga: Hobi Belajar, Pria Ini Raih 145 Gelar Akademis. Kok Bisa?

Namun, laporan pelecehan ini tidak ditanggapi serius oleh perusahaan penerbangan.
“Hal ini benar-benar menyoroti permasalahan bahwa pramugari tidak percaya bahwa atasan-atasan mereka akan mengusut laporan mereka secara serius,” ujar Presiden AFA, Sara Nelson yang dilansir dari laman afacwa.org.

“Saya tidak terkejut dengan temuan ini. Saya rasa ini mengonfirmasi bayangan kita soal apa yang terjadi,” lanjutnya. 
The Association of Flight Attendant-CWA (AFA) merilis laporan maraknya pelecehan seksual terhadap pramugari setelah melakukan survei yang melihatkan lebih dari 3.500 pramugari di 29 perusahaan penerbangan Amerika Serikat. Sekitar 80 persen respondennya perempuan dan 20 persennya laki-laki.

“Sudah waktunya bagi kita semua, maskapai penerbangan, serikat pekerja, pembuat peraturan, pembuat undang-undang dan penumpang, untuk menghentikan perilaku yang tidak bisa lagi diampuni. Martabat dan kesejahteraan pramugari dan keselamatan semua penumpang bergantung padanya, ” tukas Sara Nelson.