shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
Sel-sel JAD yang tertidur 'mulai bangkit' waspada aksi serupa bom Surabaya
Sel-sel JAD yang tertidur 'mulai bangkit' waspada aksi serupa bom Surabaya
Ayomi Amindoni
BBC News Indonesia
14 Mei 2018


Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5)

Aksi teror bom beruntun di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur merupakan eskalasi aksi teror setelah insiden Mako Brimob awal pekan ini dan ada kekhawatiran bukan tidak mungkin jika aksi teror serupa masih akan terjadi lagi di beberapa tempat.

Pengamat Terorisme dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar, menyebut serangan bom pada Minggu (13/05) pagi terkait erat dengan insiden yang melibatkan tahanan kasus terorisme di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang terjadi awal pekan ini.

Al Chaidar menuturkan setelah insiden Mako Brimob yang melibatkan 155 napi teroris, mereka membuat seruan jihad kepada seluruh anggota jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) melalui sosial media dan jaringan komunikasi interpersonal.

Anggota kelompok yang disebut Departemen Luar Negeri sebagai organisasi teroris ini diperintahkan untuk melakukan serangan di mana pun mereka berada dengan kemampuan apa pun yang ada. Imbasnya, anggota di berbagai daerah sontak merespon seruan jihad itu.

"Saya yakin sekali akan terjadi aksi-aksi serupa karena serangan yang disebarkan oleh para napi teroris di Mako Brimob itu sampai sekarang belum dicabut dan sampai hari ini belum ada pernyataan dari Aman Abdurrahman sebagai imam dari kelompok JAD untuk menghentikan serangan-serangan tersebut," ujar Al Chaidar kepada BBC Indonesia.

Badan Intelijen Nasional (BIN) pun meyakini bahwa kelompok JAD berada di balik aksi teror di beberapa gereja di Surabaya, seperti dijelaskan Direktur Komunikasi BIN, Wawan Purwanto.

"Target utamanya tetap otoritas keamanan. Tapi kita bisa sebut bahwa (serangan gereja) ini adalah target alternatif ketika target utamanya tak berhasil," ujar Wawan seperti dikutip dari Reuters.

Bom di Surabaya, tiga gereja jadi sasaran

Seperti diberitakan, sedikitnya 13 orang meninggal dan 40 lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami luka-luka lantaran rentetan pengeboman di tiga gereja di Surabaya.

Menurut polisi, bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya, dan selang sekitar lima menit kemudian bom kedua meledak di gereja Pantekosta di jalan Arjuno.

Petugas keamanan gereja, Erens A Ratupa menuturkan ledakan terjadi ketika jemaah masih melakukan doa misa.

"Itu spontan sekali, cepat sekali. Dia masuk pas melempar bom terus akhirnya terjadilah ledakan. Itu masih doa misa mau selesai, mungkin antara 5-10 menit pas mau keluar tapi belum sempat. Sudah berdiri langsung meledak," ungkap Erens.

Tidak lama kemudian, bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro.

Dua hari setelah berakhirnya pemberontakan para napi itu, terjadi penikaman terhadap anggota satuan intel Brimob, Bripka Marhum Frence, 41 tahun, oleh Tendi Sumarno, 23 tahun. Bripka Marhum Frence tewas di rumah sakit, sementara Tendi Sumarno tewas ditembak anggota Brimob lain.

Keesokan harinya, juga di sekitar Mako Brimob, ditangkap dua perempuan belia Dita Siska Millenia, 18 tahun, dan Siska Nur Azizah, 21 tahun, yang dicurigai hendak melakukan aksi penusukan terhadap petugas.

Lalu pada Minggu (13/05) dini hari, empat orang terduga teroris tewas di Cianjur tewas ditembak, yang menurut polisi dikarenakan mereka melawan ketika hendak ditangkap.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan keempat terduga teroris itu merupakang anggota JAD Jabodatebak yang dua pentolannya kini sudah menjadi napi teroris.

"Mereka merencanakan penyerangan pos polisi, kantor polisi, di wilauyah Jakarta, Bandung, dan Mako brimob kepala dua dengan cara hit and run, menggunakan senjata api yang mereka punya, kemudian panah dan busur yang diujungnya dibuat bom," ujar Setyo dalam konferensi pers.

Selain itu, dua terduga teroris di Sukabumi, Jawa Barat dan Cikarang, Bekasi turut pula diamankan pada Minggu pagi.

"Mereka adalah boleh disebut sebagai sel-sel tidur yang bangkit menjelang ramadhan dan menjelang lebaran," ujar Setyo.

Dan beberapa jam setelah itu, terjadi serangan di tiga gereja Surabaya.

Diakui Al Chaidar, seruan jihad paling banyak direspon oleh anggota kelompok yang berada di Jawa Timur dan Jawa Barat, walau anggota lain di Bogor, Banten, Madura dan Jawa Tengah pun merespon seruan jihad itu.

"Angka yang sangat tinggi ini membuat para peneliti yakin akan ada serangan di kota Surabaya, jadi ini sangat berkaitan dengan insiden yang terjadi di Mako Brimob, Depok," jelas Al Chaidar.

Dia menilai aksi teror di Surabaya dinilai sangat terorganisasi, mengingat pengeboman terjadi hampir serentak di tiga gereja yang sedang melakukan misa pagi, yang sudah pasti banyak orang terakumulasi untuk menjalankan ibadah.

Menurut Al Chaidar, kelompok tersebut membuat strategi untuk memecah konsentrasi polisi, yakni dengan mengalihkan serangan tersebut dari Depok ke berbagai tempat mereka berada.

"Dan yang tadinya targetnya hanya target utama, yaitu polisi, mereka juga melakukan target-target kedua seperti rumah ibadah non-muslim dan target ketiga adalah tempat keramaian," jelas Al Chaidar.

"Jadi saya kira tempat keramaian harus dihindari oleh publik untuk saat ini dan sampai mungkin harus lebaran, karena tempat-tempat keramaian masih menjadi target yang juga sangat empuk bagi mereka," imbuhnya.
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44022493

----------------------------

sudah menular ke Riau tuh pagi ini ...


emoticon-Takut
0
1.2K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan