- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BREAKING: Impor naik tajam, Neraca Perdagangan jeblok ke level terendah sejak 2014


TS
indonesiapeopl
BREAKING: Impor naik tajam, Neraca Perdagangan jeblok ke level terendah sejak 2014
Impor Meroket,Defisit Neraca Dagang April Terburuk Sejak 2014
MARKET - Gita Rossiana, CNBC Indonesia 15 May 2018 11:04
Foto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil ekspor-impor dan neraca perdagangan April 2018.
Laporan ini disampaikan Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Selasa (15/5/2018).
Ekspor
BPS mencatat nilai ekspor April 2018 mencapai US$ 14,47 miliar. Angka ini tumbuh 9,01% dari posisi April 2017.

Ekspor migas April 2018 mencapai US$ 1,19 miliar dan ekspor non-migas tercatat US$ 13,28 miliar.
"Rata-rata minyak mentah Indonesi di pasar dunia, Maret 2018 mencapai US$ 67,43 per barel. Ada beberapa komodias non-migas yang naik seperti aluminium, cokelat, nikel," kata Suhariyanto
BPS menyampaikan, secara bulanan kenaikan ekspor terjadi di beberapa komoditas lain seperti jagung, hasil hutan, kakao, dan rumput laut.
Nilai ekspor Indonesia April 2018 mencapai US$14,47 miliar atau menurun 7,19% dibanding ekspor Maret 2018. Sementara dibanding April 2017 meningkat 9,01%.
Ekspor nonmigas April 2018 mencapai US$13,28 miliar, turun 6,80% dibanding Maret 2018. Sementara dibanding ekspor nonmigas April 2017 naik 8,55%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2018 mencapai US$58,74 miliar atau meningkat 8,77% dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$53,50 miliar atau meningkat 9,27%.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2018 terhadap Maret 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$416,4 juta (18,18%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar US$72,5 juta (12,59%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari- April 2018 naik 5,32% dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 33,38%, sementara ekspor hasil pertanian turun 5,05%.
Ekspor nonmigas April 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$1,82 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,43 miliar dan Jepang US$1,39 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,95%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,39 miliar
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-April 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$10,03 miliar (17,08%), diikuti Jawa Timur US$6,31 miliar (10,75%) dan Kalimantan Timur US$5,94 miliar (10,11%).
Impor
BPS mencatat nilai impor mencapai US$ 16,09 miliar. Angka tersebut tumbuh 34,68% dari April 2017.
"Ada kenaikan impor baik di migas dan non-migas," kata Suhariyanto.
BPS mencatat kenaikan tertinggi impor secara bulanan terutama barang konsumsi seperti bawang putih. "Bawang putih nilainya tinggi, impor dari China," katanya.
Selain itu ada impor buah dan daging beku yang tinggi seperti. "Buah pir dan apel serta ada barang konsumsi seperti daging beku dan masih ada impor beras yang sisa kemarin," tutur Suhariyanto.
Nilai impor Indonesia April 2018 mencapai US$16,09 miliar atau naik 11,28% dibanding Maret 2018, demikian pula jika dibandingkan April 2017 meningkat 34,68%.
Impor nonmigas April 2018 mencapai US$13,77 miliar atau naik 12,68% dibanding Maret 2018, sementara jika dibanding April 2017 meningkat 33,69%.
Impor migas April 2018 mencapai US$2,32 miliar atau naik 3,62% dibanding Maret 2018 dan naik 40,89% dibanding April 2017.
Peningkatan impor nonmigas terbesar April 2018 dibanding Maret 2018 adalah golongan mesin dan peralatan listrik US$315,3 juta (20,87%), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung sebesar US$47,7 juta (36,55%).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2018 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$13,92 miliar (27,28%), Jepang US$5,98 miliar (11,72%), dan Thailand US$3,45 miliar (6,77%). Impor nonmigas dari ASEAN 20,50%, sementara dari Uni Eropa 9,21%.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-April 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 26,09%, 21,86%, dan 31,04%.
Neraca Perdagangan April 2018
Dengan nilai ekspor-impor tersebut maka, neraca perdagangan pada April 2018 mencatatkan defisit US$ 1,63 miliar.
Jika melihat data historis maka defisit bulan April 2018 merupakan yang terdalam sejak April 2014 yang pada posisi tersebut sebesar US$ 1,96 miliar.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor April 2018 tumbuh 12% year-on-year (YoY) dan impor tumbuh 19,09% YoY. Meski impor tumbuh lebih cepat, tetapi neraca perdagangan diramalkan masih bisa mencatat surplus US$ 672 juta.
(Herdaru Purnomo/Raditya Hanung Prakoswa)
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20180515105853-17-14947/impor-meroketdefisit-neraca-dagang-april-terburuk-sejak-2014
Ternyata ekspor juga tumbuh, tapi impor tumbuh pesat, sepertinya gara-gara importir borong barang stok puasa dan lebaran spekulasi rupiah melemah lebih besar
MARKET - Gita Rossiana, CNBC Indonesia 15 May 2018 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil ekspor-impor dan neraca perdagangan April 2018.
Laporan ini disampaikan Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Selasa (15/5/2018).
Ekspor
BPS mencatat nilai ekspor April 2018 mencapai US$ 14,47 miliar. Angka ini tumbuh 9,01% dari posisi April 2017.
Ekspor migas April 2018 mencapai US$ 1,19 miliar dan ekspor non-migas tercatat US$ 13,28 miliar.
"Rata-rata minyak mentah Indonesi di pasar dunia, Maret 2018 mencapai US$ 67,43 per barel. Ada beberapa komodias non-migas yang naik seperti aluminium, cokelat, nikel," kata Suhariyanto
BPS menyampaikan, secara bulanan kenaikan ekspor terjadi di beberapa komoditas lain seperti jagung, hasil hutan, kakao, dan rumput laut.
Nilai ekspor Indonesia April 2018 mencapai US$14,47 miliar atau menurun 7,19% dibanding ekspor Maret 2018. Sementara dibanding April 2017 meningkat 9,01%.
Ekspor nonmigas April 2018 mencapai US$13,28 miliar, turun 6,80% dibanding Maret 2018. Sementara dibanding ekspor nonmigas April 2017 naik 8,55%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2018 mencapai US$58,74 miliar atau meningkat 8,77% dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$53,50 miliar atau meningkat 9,27%.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2018 terhadap Maret 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$416,4 juta (18,18%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar US$72,5 juta (12,59%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari- April 2018 naik 5,32% dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 33,38%, sementara ekspor hasil pertanian turun 5,05%.
Ekspor nonmigas April 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$1,82 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,43 miliar dan Jepang US$1,39 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,95%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,39 miliar
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-April 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$10,03 miliar (17,08%), diikuti Jawa Timur US$6,31 miliar (10,75%) dan Kalimantan Timur US$5,94 miliar (10,11%).
Impor
BPS mencatat nilai impor mencapai US$ 16,09 miliar. Angka tersebut tumbuh 34,68% dari April 2017.
"Ada kenaikan impor baik di migas dan non-migas," kata Suhariyanto.
BPS mencatat kenaikan tertinggi impor secara bulanan terutama barang konsumsi seperti bawang putih. "Bawang putih nilainya tinggi, impor dari China," katanya.
Selain itu ada impor buah dan daging beku yang tinggi seperti. "Buah pir dan apel serta ada barang konsumsi seperti daging beku dan masih ada impor beras yang sisa kemarin," tutur Suhariyanto.
Nilai impor Indonesia April 2018 mencapai US$16,09 miliar atau naik 11,28% dibanding Maret 2018, demikian pula jika dibandingkan April 2017 meningkat 34,68%.
Impor nonmigas April 2018 mencapai US$13,77 miliar atau naik 12,68% dibanding Maret 2018, sementara jika dibanding April 2017 meningkat 33,69%.
Impor migas April 2018 mencapai US$2,32 miliar atau naik 3,62% dibanding Maret 2018 dan naik 40,89% dibanding April 2017.
Peningkatan impor nonmigas terbesar April 2018 dibanding Maret 2018 adalah golongan mesin dan peralatan listrik US$315,3 juta (20,87%), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung sebesar US$47,7 juta (36,55%).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2018 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$13,92 miliar (27,28%), Jepang US$5,98 miliar (11,72%), dan Thailand US$3,45 miliar (6,77%). Impor nonmigas dari ASEAN 20,50%, sementara dari Uni Eropa 9,21%.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-April 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 26,09%, 21,86%, dan 31,04%.
Neraca Perdagangan April 2018
Dengan nilai ekspor-impor tersebut maka, neraca perdagangan pada April 2018 mencatatkan defisit US$ 1,63 miliar.
Jika melihat data historis maka defisit bulan April 2018 merupakan yang terdalam sejak April 2014 yang pada posisi tersebut sebesar US$ 1,96 miliar.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor April 2018 tumbuh 12% year-on-year (YoY) dan impor tumbuh 19,09% YoY. Meski impor tumbuh lebih cepat, tetapi neraca perdagangan diramalkan masih bisa mencatat surplus US$ 672 juta.
(Herdaru Purnomo/Raditya Hanung Prakoswa)
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20180515105853-17-14947/impor-meroketdefisit-neraca-dagang-april-terburuk-sejak-2014
Ternyata ekspor juga tumbuh, tapi impor tumbuh pesat, sepertinya gara-gara importir borong barang stok puasa dan lebaran spekulasi rupiah melemah lebih besar

0
1.4K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan