venomdog88Avatar border
TS
venomdog88
Pengakuan Anak Terduga Teroris: Homeschooling dan Dipaksa Tonton Video Radikal


Anak Bomber Surabaya-Sidoarjo Dipaksa Tonton Video Radikal
VIVA – Pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, diketahui menyertakan anak-anak mereka. Publik merasa heran bagaimana mungkin anak-anak dan remaja bisa diajak berbuat hal yang menyakitkan, di luar umumnya pola pikir orang seusia mereka.

Kejadian pertama di tiga gereja yang lokasinya berbeda di Surabaya pada Minggu pagi, 13 Mei 2018, dilakukan oleh enam orang, yakni pasangan suami istri Dita Oepriarto dan Puji Kuswati dengan mengajak empat anaknya. Dua usia remaja YF dan FH, kemudian dua masih di bawah umur FS dan FR. Satu keluarga itu semuanya tewas dalam aksi bom bunuh diri.

LIHAT JUGA
Pembalap MotoGP Ramai-ramai Kirim Doa untuk Indonesia
Gerindra: Ganti Kapolri, BIN, Panglima TNI Bila Tak Sanggup
Menpar Harap Keamanan Nasional Segera Pulih Usai Bom

Kejadian kedua terjadi pada Minggu malam di Rusunawa Wonocolo, Taman, Sidoarjo. Bom meledak di kamar pelaku bernama Anton. Ia, istri, dan anaknya meninggal di lokasi. Dua anaknya yang lain mengalami luka dan kondisinya kini membaik. Adapun anaknya yang paling besar tidak berada di lokasi karena tinggal bersama neneknya.

Adapun pelaku bom di Mapolrestabes Surabaya pada Senin, 14 Mei 2018, dilakukan oleh pasutri Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43). Ia mengajak tiga anaknya, Muhamad Daffa Amin (19), MDS (15) dan AAP (8). Dari kejadian itu, hanya AAP yang selamat karena terpental setelah ledakan pertama. Ia kini dirawat di rumah sakit.

Ketua DPR Bambang Soesatyo saat mengunjungi anak pelaku pengeboman Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, mengatakan, dari kejadian di Surabaya dan Sidoarjo, ada empat anak terduga yang selamat, yakni tiga anak dari Anton terduga di Sidoarjo dan AAP, anak dari bomber Mapolerstabes Surabaya.

"Dua anak pelaku yang di Sidoarjo sudah bisa diajak bicara, sementara anaknya yang paling besar tidak terjadi apa-apa karena memang tinggal dengan neneknya. Untuk anak kecil selamat di Polrestabes, tadi malam sudah dilakukan penanganan medis dan sekarang masih dalam pengaruh obat bius," kata Machfud di Markas Polda Jatim di Surabaya pada Selasa, 15 Mei 2018.

Berdasarkan keterangan dua anak Anton yang terluka, selama ini mereka tidak diperbolehkan oleh kedua orangtuanya untuk bersekolah di luar. Kepada tetangga dan orang luar, mereka diminta mengaku belajar dengan cara homeschooling.
"Padahal bukan homeschooling, tapi dikungkung di rumah dan didoktrin oleh orangtuanya, ditontonkan video-video radikal," ujar Machfud.

Setiap pekan, terang Machfud, mereka diajak orangtuanya untuk mengikuti semacam acara keagamaan di komunitas mereka di kawasan Kecamatan Rungkut. Nah, di kegiatan itulah terduga bomber Surabaya dan Sidoarjo biasa bertemu.
"Di pengajian itu mereka bertemu. Satu perguruan istilahnya," katanya. (ase)

https://m.viva.co.id/amp/berita/nasional/1036395-anak-bomber-surabaya-sidoarjo-dipaksa-tonton-video-radikal



JAKARTA, NNC - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, keterangan dari dua anak Anton, terduga pelaku peledakan bom di rumah susun sewa Wonocolo, Taman, Sidoarjo, selama ini mereka tidak diperolehkan oleh kedua orangtuanya untuk bersekolah di luar.

Kepada tetangga dan orang luar, mereka
diminta mengaku belajar dengan cara homeschooling. Padahal, sambung Kapolda Jatim, di rumah mereka justru ditontonkan video-video radikal.

BACA JUGA
Ini Identitas Pelaku Bom Polrestabes Surabaya
Tim Gegana dan Densus 88 Geledah Rumah Terduga Peledakan Bom
Anak-anak Pelaku Bom Bunuh Diri Tidak Pernah Sekolah

"Padahal bukan homeschooling, tapi dikungkung di rumah dan didoktrin oleh orangtuanya, ditontonkan video-video radikal," ujarnya di Markas Polda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5/2018).

Untuk diketahui pascaledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi, Minggu malam di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, bom meledak di kamar pelaku bernama Anton. Terduga pelaku bersama isteri dan anaknya meninggal di lokasi.
Dua anaknya yang lain mengalami luka dan kondisinya kini membaik. Adapun anaknya yang paling besar tidak berada di lokasi karena tinggal bersama neneknya.

Setiap pekan, terang Machfud, mereka diajak orangtuanya untuk mengikuti semacam acara keagamaan di komunitas mereka di kawasan Kecamatan Rungkut.

Di kegiatan itulah, dua terduga pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo bertemu. "Di pengajian itu mereka bertemu. Satu perguruan istilahnya," ujar Irjen Pol Machfud Arifin.

Sementara itu, untuk anak terduga teroris di Mapolrestabes Surabaya, AAP, tadi malam sudah dilakukan penanganan medis dan saat ini masih dirawat di rumah sakit. AAP selamat dari ledakan bom bunuh diri karena terpental setelah ledakan pertama.

Sementara orangtuanya Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43) serta kakaknya MDA (19), MDS (15) meninggal dalam peristiwa itu.

http://www.netralnews.com/news/nusantara/read/142123/pengakuan-anak-terduga-teroris-homeschooling-dan-dipaksa-tonton-video-radikal
0
11.2K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan