- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sniper Israel Tewaskan 41 Warga Palestina di Gaza Saat Peresmian Kedubes AS


TS
eggmann
Sniper Israel Tewaskan 41 Warga Palestina di Gaza Saat Peresmian Kedubes AS
Quote:
TRIBUNJOGJA.com, GAZA - Sniper Israel tewaskan 41 warga Palestina yang menggelar aksi penolakan terhadap pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Jerusalem pada Senin (14/5/2018).
Ini merupakan bentrokan paling berdarah sepanjang konflik antara Israel dan Palestina sejak 2014.
Selain korban tewas, tentara Israel juga melukai lebih dari 1300 warga, dimana 450 diantaranya terluka akibat peluru tajam.
Otoritas di Gaza menyatakan bahwa Palestina menganggap peristiwa ini sebagai sebuah pembantaian massal. Mereka juga meminta Amnesti Internasional untuk segera turun tangan.
Adapun saat itu, delegasi Gedung Putih termasuk diantaranya Putri Donald Trump, Ivanka Trump dan suaminya, menghadiri upacara inaugurasi peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jerusalem. Mereka duduk sejajar dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dikutip TRIBUNJOGJA.com dari BBC News, Presiden AS Donald Trump melalui siaran video mengatakan bahwa pemindahan Kedubes AS ke Jerusalem merupakan sesuatu yang sudah lama ditunggu-tunggu.
"Israel merupakan negara yang berdaulat dan mempunyai hak untuk menentukan ibu kotanya sendiri, tapi sudah bertahun-tahun ini gagal diwujudkan," tandas Trump.
Apa yang terjadi di Gaza?
Warga Palestina menyambut pemindahan Kedubes AS itu dengan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran. Mereka berhadap-hadapan dengan militer Israel dengan bersenjatakan batu. Sementara Israel menerjunkan para penembak jitu.
Pihak Israel mengatakan ada sekitar 35 ribu warga Palestina yang ikut dalam aksi yang terbagi ke dalam 12 lokasi tersebut.
Mereka mengatakan bahwa aksi itu sangat membahayakan lantaran mereka mencoba memasuki perbatasan dan menyerang warga di sekitarnya.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka membunuh tiga warga Palestina yang mencoba memasang bom dekat dengan pos keamanan di Rafah. Bentrokan juga terjadi antara Kepolisian Israel dengan warga Palestina yang mencoba mengibarkan bendera Palestina di dekat kantor Kedutaan Besar AS yang baru. Beberapa demonstran dilaporkan ditangkap.
Benjamin Netanyahu sebagaimana dilansir Mail Online menegaskan bahwa tentaranya hanya bertugas mengamankan perbatasan. Bahkan ia memberikan apresiasi atas kinerja aparat militernya.
Ini tampaknya merupakan puncak dari aksi yang digelar selama sepekan menjelang rencana pemindahan Kedubes AS ke Jerusalem.
Warga Palestina menggelar aksi protes bersamaan dengan peringatan hari Nakba, dimana ribuan orang Palestina terusir dari tanah kelahirannya menyusul pembentukan negara Israel pada 14 Mei 1948. (*)
Ini merupakan bentrokan paling berdarah sepanjang konflik antara Israel dan Palestina sejak 2014.
Selain korban tewas, tentara Israel juga melukai lebih dari 1300 warga, dimana 450 diantaranya terluka akibat peluru tajam.
Otoritas di Gaza menyatakan bahwa Palestina menganggap peristiwa ini sebagai sebuah pembantaian massal. Mereka juga meminta Amnesti Internasional untuk segera turun tangan.
Adapun saat itu, delegasi Gedung Putih termasuk diantaranya Putri Donald Trump, Ivanka Trump dan suaminya, menghadiri upacara inaugurasi peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jerusalem. Mereka duduk sejajar dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dikutip TRIBUNJOGJA.com dari BBC News, Presiden AS Donald Trump melalui siaran video mengatakan bahwa pemindahan Kedubes AS ke Jerusalem merupakan sesuatu yang sudah lama ditunggu-tunggu.
"Israel merupakan negara yang berdaulat dan mempunyai hak untuk menentukan ibu kotanya sendiri, tapi sudah bertahun-tahun ini gagal diwujudkan," tandas Trump.
Apa yang terjadi di Gaza?
Warga Palestina menyambut pemindahan Kedubes AS itu dengan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran. Mereka berhadap-hadapan dengan militer Israel dengan bersenjatakan batu. Sementara Israel menerjunkan para penembak jitu.
Pihak Israel mengatakan ada sekitar 35 ribu warga Palestina yang ikut dalam aksi yang terbagi ke dalam 12 lokasi tersebut.
Mereka mengatakan bahwa aksi itu sangat membahayakan lantaran mereka mencoba memasuki perbatasan dan menyerang warga di sekitarnya.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka membunuh tiga warga Palestina yang mencoba memasang bom dekat dengan pos keamanan di Rafah. Bentrokan juga terjadi antara Kepolisian Israel dengan warga Palestina yang mencoba mengibarkan bendera Palestina di dekat kantor Kedutaan Besar AS yang baru. Beberapa demonstran dilaporkan ditangkap.
Benjamin Netanyahu sebagaimana dilansir Mail Online menegaskan bahwa tentaranya hanya bertugas mengamankan perbatasan. Bahkan ia memberikan apresiasi atas kinerja aparat militernya.
Ini tampaknya merupakan puncak dari aksi yang digelar selama sepekan menjelang rencana pemindahan Kedubes AS ke Jerusalem.
Warga Palestina menggelar aksi protes bersamaan dengan peringatan hari Nakba, dimana ribuan orang Palestina terusir dari tanah kelahirannya menyusul pembentukan negara Israel pada 14 Mei 1948. (*)
sumber
gapapa bunuh perusuh, kita kebal sanksi internasyonel






anasabila dan 2 lainnya memberi reputasi
3
9.5K
Kutip
111
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan