Kaskus

News

venomdog88Avatar border
TS
venomdog88
Warga Sekitar Kaget Terduga Peledakan Bom di Surabaya Itu Ternyata Dita
SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi telah menggeledah sebuah rumah di Kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Minggu (13/5/2018) malam. Penggeledahan tersebut, sempat membuat warga sekitar kompleks perumahan kaget.

Mereka sempat tidak percaya, bahwa sosok pemilik rumah itu merupakan terduga peledakan bom di tiga gereja di Surabaya, yang terjadi pada Minggu (13/5/2018) pagi.

"Secara langsung tatap muka sih enggak pernah, tapi kata orang-orang sini mereka sering ngobrol juga dengan para tetangga, jadi bukan pribadi yang tertutup juga," ujar salah satu warga setempat, Lyla, Minggu (13/5/2018) malam.

Baca juga: Indonesia, Bersatu Lawan Terorisme!

Hal yang sama juga diutarakan oleh Armuji, Ketua DPRD Surabaya yang kebetulan memiliki usaha tak jauh dari tempat tinggal terduga peledakan bom tersebut.

"Saya sendiri enggak tinggal di sini, tapi saya sering ke sini karena punya usaha di sini. Tadi kebetulan sama Bu Risma (Tri Rismaharini, Walikota Surabaya) dan Pak RW, diajak mendampingi saat penggeledahan dilakukan oleh aparat," tutur Armuji.

"Saya sendiri tahunya Dita ini, dia seorang pengusaha. Itu rumahnya sendiri, dan kalau nggak salah sudah sekitar 12 tahun dia bersama keluarga tinggal di situ," jelasnya.

Armuji sendiri mengaku, kurang begitu akrab dengan sosok Dita. Hanya saja.\, ia mengetahui dari penuturan warga sekitar, Dita tak berbeda dengan warga di sana pada umumnya.

Baca juga: Peristiwa Bom Surabaya, Inggris, AS, dan Australia Rilis Travel Advice

"Dari penuturan Pak RW tadi, dia juga sering shalat berjamaah, ikut pengajian yang ada di kampung, sama orang sekitar juga mau ngobrol," kata Armuji.

"Istrinya juga sehari-hari enggak pake cadar, biasa aja. Makanya, Pak RW dan saya tadi sempat sedikit kaget, begitu polisi menunjukkan bahan dan bom rakitan juga barang bukti lain dari penggeledahan di dalam rumah," lanjut dia.

Sehingga Armuji lantas menghimbau kepada masyarakat, untuk lebih waspada dengan lingkungan sekitar, dan tetap menjaga suasana tetap kondusif.

"Kalau dulu kan, orang-orang seperti itu kebanyakan bercadar, jenggot panjang, celana cingkrang, tapi sekarang kan nggak. Makanya, harus tetap waspada meski tidak boleh berburuk sangka terlebih dahulu," pungkasnya.

Adapun sesuai dengan klarifikasi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, terduga pelaku peledakan bom di tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga. Selain Dita, juga istrinya Puji Kuswati, serta keempat anaknya.

https://regional.kompas.com/read/2018/05/14/02082781/warga-sekitar-kaget-terduga-peledakan-bom-di-surabaya-itu-ternyata-dita


Pengusaha, punya rmh sendiri....cm ajaran iblis yg bisa bikin manusia waras mencelakakan org lain dan jadi pembunuh demi iming2 baik sekali dgn bidadari di sorga



Begini Kata Tetangga Soal Sosok Pelaku Bom di Surabaya


TEMPO.CO, Jakarta - Taufik Gani, 60 tahun, tak pernah menyangka tetangganya, Dita Upriyanto sekeluarga akan melakukan aksi teror bom di Surabaya, Ahad 13 Mei 2018. "Sama sekali enggak ada yang menduga. Kita juga enggak tahu," ujar Taufik, yang juga Ketua Rukun Warga di kawasan Perumahan Wisma Indah, Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur, kepada Tempo, hari ini.

Taufik mengatakan, dalam kesehariannya, kehidupan sosial Dita sekeluarga selayaknya warganya yang lain. Pria 48 tahun itu pun termasuk orang yang biasa bergaul, bahkan diajak ngobrol oleh tetangga-tetangganya."Rumahnya terbuka, pagarnya ram-raman bisa dilihat dari luar," ujar dia.

Bahkan, Taufik hampir setiap hari bertemu dengan Dita di musala dekat rumahnya saat melaksanakan salat subuh, magrib, dan isya berjamaah. Taufik berujar Dita rutin mengajak dua anak laki-lakinya, Yusuf Fadil, 18 tahun, dan FH, 16 tahun, untuk salat berjamaah di masjid pada tiga waktu salat itu.

Baca juga: Bom Surabaya, Kapolri Ungkap Tiga Jenis Bom yang Dipakai

"Itu setiap hari ke masjid enggak pernah lepas. Tadi pagi saja masih salat subuh bertiga," kata Taufik.

Sehari-harinya, Taufik mengatakan Dita berprofesi sebagai penjual berbagai jenis minyak, seperti minyak kemiri, minyak aceri, minyak zaitun, dan minyak jinten. Sementara istrinya, Puji Kuswati, 43 tahun, setiap hari di rumah untuk membantu Dita berjualan. Anak-anaknya, Yusuf, FH, FS, 12 tahun; dan VR, sembilan tahun; bersekolah seperti biasa.

Ia baru mengetahui bahwa tetangganya adalah pelaku teror bom Surabaya setelah adanya pemberitaan-pemberitaan mengenai tragedi itu. Sore tadi Kepolisian RI menyatakan telah mengidentifikasi bahwa pelaku bom di tiga Gereja di Surabaya itu adalah satu keluarga Dita Upriyanto.

Dita diduga melakukan pengeboman di Gereja Pantekosta di jalan Arjuno. Tito mengatakan Dita menggunakan mobil dalam melakukan aksinya. "Yang gunakan Avanza diduga keras itu adalah orang tuanya atau bapaknya," ujarnya. Sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu menurunkan anggota keluarganya, yaitu sang istri dan dua anak perempuannya, di GKI Diponegoro.

Baca juga: Jokowi: Peledakan Bom di Gereja Surabaya sebagai Tindakan Biadab

Ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela juga terkait dengan keluarga ini. Ledakan di gereja di Ngagel itu diduga dilakukan dua anak laki-laki Dita, yaitu Yusuf Fadil dan FH. Mereka menggunakan bom yang diletakkan di pinggang. "Semuanya serangan bom bunuh diri, cuma bomnya berbeda," kata Tito.

Saat ini, kata Taufik, polisi masih melakukan penggeledahan dan pengosongan di rumah Dita di kawasan Perumahan Wisma Indah Blok K No 22, Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Polisi mendobrak rumah Dita mulai pukul 16.30 WIB dan memulai penggeledahan sekitar magrib. Polisi sempat melakukan peledakan dalam penggeledahan itu. "Barang sekarang sudah dikeluarkan semua, itu ada kaleng-kaleng dan plastik. itu sudah kosong," ujar Taufik yang masih berada di lokasi.

Pada Ahad pagi tadi, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Lokasi serangan bom di Surabaya terjadi di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro; Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Baratajaya, Kecamatan Gubeng; dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.

Tito menyebut para pelaku bom di Surabaya diduga berkaitan dengan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD). "Satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya. Dia adalah ketuanya Dita ini," ucapnya.

https://nasional.tempo.co/amp/1088518/begini-kata-tetangga-soal-sosok-pelaku-bom-di-surabaya


Rumah Bomber Surabaya Berharga Rp 1,5 Miliar, Risma Kaget


@Rayapos | Surabaya – Densus 88 mendatangai rumah Dita Oepriarto, pelaku bom bunuh diri di Surabaya. Di rumah itu Dita tinggal bersama istrinya, Puji Kuswanti dan 4 anaknya, dua laki-laki dan dua perempuan. Mereka tewas setelah menjalani aksinya.

Rumah tersebut berada di Wonorejo Asri, Rungkut dan milik Dita sendiri. Mereka menempati rumah di blok K/22 A itu sejak tahun 2010. Dita sendiri diketahui bekerja sebagai distributor obat herbal.

Kompleks Wonorejo Asri merupakan kompleks yang perumahan yang dikategorikan sebagai perumahan mewah. Rumah di perumahan ini rata-rata dijual seharga Rp 1,2 miliar hingga Rp 1,5 miliar.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani ikut mengecek kondisi kediaman keluarga tersebut. Risma tak menyangka terduga teroris bisa berasal dari keluarga yang mampu.

“Terus terang, saya juga enggak mengira kehidupan yang mapan juga punya keinginan untuk melukai orang lain,” ucap Risma, di Kompleks Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).


Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Wonorejo. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Risma menjelaskan, dari kasus-kasus terorisme sebelumnya, biasanya para terduga teroris berasal dari kalangan menengah ke bawah. Sehingga, ia cukup terkejut mengetahui keluarga Dita merupakan keluarga yang tinggal di kompleks perumahan berada.

“Tapi terus terang, yang surprise, ini tinggalnya di perumahan yang perekonomiannya bagus. Yang saya sedih itu. Biasanya kan kos-kosan,” lanjut Risma.
https://www.rayapos.com/rumah-bomber-surabaya-berharga-rp-15-miliar-risma-kaget/





0
9.2K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan