- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mobil Pengebom Merangsek Masuk dan Lemparkan Bom


TS
kellyrp
Mobil Pengebom Merangsek Masuk dan Lemparkan Bom
Quote:
Surabaya (beritajatim.com)--Beberapa korban luka dari teror Bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jalan Arjuno sudah dilarikan ke beberapa Rumah Sakit di Kota Surabaya.
Sementara ini, korban luka yang teridentifikasi baru sekitar 7 orang yang tersebar di beberapa Rumah Sakit.
Kepala Rumah Tangga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Suhendro mengatakan bahwa ledakan yang terjadi pada teror pagi ini lebih dari satu kali. "Yang saya dengar ada tiga kali berentetan ledakan dan ledakan pertama paling keras," kata Hendro.
"Ketika kejadian, Pemimpin Gereja sedang memberikan pengumuman tiba-tiba ada getaran bom sehingga para jamaah lari ke pintu belakang di Jalan Bromo. Pada waktu itu sekitar ada kurang lebih 1.500 jamaah," tambahnya.
Lebih lanjut Suhendro mengatakan bahwa ledakan yang terjadi memiliki kekuatan yang bisa dibilang paling tinggi. "Sampai lantai 5 ini kaca pecah semua. Plafon pun berjatuhan. Sementara halaman depan porak-poranda," jelasnya.
Sebagai informasi, area di sekitar gereja pun saat ini tengah dilakukan sterilisasi. Warga diimbau untuk tidak mendekati lokasi hingga radius 500 meter. Hal ini karenan pihak kepolisian menduga masih ada bahan peledak aktif di lingkungan gereja.
Security Gereja Pantekosta Erens A. Ratupa mengatakan bahwa bom dari aksi teror ini berasal dari 1 unit mobil yang merangsek masuk ke halaman gereja."Mereka tiba-tiba masuk dan melemparkan bom itu. Mobil mereka ikut terbakar," katanya.
Jumlah korban meninggal dunia di lokas ini diperkirakan 5 orang. Seluruh korban hingga saat ini belum dievakuasi.
Berikut adalah daftar korban luka-luka dari teror bom di Gereja Pantekosta yang sudah dilarikan ke Rumah Sakit:
RS RKZ
1. Fenny Suryawati (34 tahun)
2. Agus (38 tahun)
3. Tee Suk Tjien (64 tahun)
4. Clarissa Angelin (7 tahun)
RS William Booth
1. Tutik
RS Adi Husada Undaan
1. Kayla Jesslyn Imanuel
RSUD dr Soetomo
1. Martha Djumani(54 tahun).[ifw/air]
http://beritajatim.com/peristiwa/328435/mobil_pengebom_merangsek_masuk_dan_lemparkan_bom.html
Sementara ini, korban luka yang teridentifikasi baru sekitar 7 orang yang tersebar di beberapa Rumah Sakit.
Kepala Rumah Tangga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Suhendro mengatakan bahwa ledakan yang terjadi pada teror pagi ini lebih dari satu kali. "Yang saya dengar ada tiga kali berentetan ledakan dan ledakan pertama paling keras," kata Hendro.
"Ketika kejadian, Pemimpin Gereja sedang memberikan pengumuman tiba-tiba ada getaran bom sehingga para jamaah lari ke pintu belakang di Jalan Bromo. Pada waktu itu sekitar ada kurang lebih 1.500 jamaah," tambahnya.
Lebih lanjut Suhendro mengatakan bahwa ledakan yang terjadi memiliki kekuatan yang bisa dibilang paling tinggi. "Sampai lantai 5 ini kaca pecah semua. Plafon pun berjatuhan. Sementara halaman depan porak-poranda," jelasnya.
Sebagai informasi, area di sekitar gereja pun saat ini tengah dilakukan sterilisasi. Warga diimbau untuk tidak mendekati lokasi hingga radius 500 meter. Hal ini karenan pihak kepolisian menduga masih ada bahan peledak aktif di lingkungan gereja.
Security Gereja Pantekosta Erens A. Ratupa mengatakan bahwa bom dari aksi teror ini berasal dari 1 unit mobil yang merangsek masuk ke halaman gereja."Mereka tiba-tiba masuk dan melemparkan bom itu. Mobil mereka ikut terbakar," katanya.
Jumlah korban meninggal dunia di lokas ini diperkirakan 5 orang. Seluruh korban hingga saat ini belum dievakuasi.
Berikut adalah daftar korban luka-luka dari teror bom di Gereja Pantekosta yang sudah dilarikan ke Rumah Sakit:
RS RKZ
1. Fenny Suryawati (34 tahun)
2. Agus (38 tahun)
3. Tee Suk Tjien (64 tahun)
4. Clarissa Angelin (7 tahun)
RS William Booth
1. Tutik
RS Adi Husada Undaan
1. Kayla Jesslyn Imanuel
RSUD dr Soetomo
1. Martha Djumani(54 tahun).[ifw/air]
http://beritajatim.com/peristiwa/328435/mobil_pengebom_merangsek_masuk_dan_lemparkan_bom.html
ekskalasi sedang dinaikan. waspada semuanya.
sabang merauke siaga 1.
.
.
.
.
teri atau kakap
nangkap teri kakap lepas
nangkap kakap ada risiko teri keburu berulah.Quote:
Quote:
Jum'at, 11 Mei 2018 - 15:13 WIB
Rencanakan Teror di Papua, 2 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Timika
TIMIKA- Tim Detasemen Khusus Anti Teror (Densus) 88, menangkap dua orang terduga teroris yang sedang menyiapkan rencana aksi teror di Kota Timika, tepatnya di Kelurahan Limau Asri, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Papua, akhir pekan lalu.
Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, dua orang terduga teroris tersebut diduga kuat sedang mempersiapkan kegiatan teror di Kota Timika. Hal ini dibuktikan dengan penemuan rangkaian bahan peledak yang telah dipersiapkan di lokasi penangkapan.
"Penangkapan dua orang terduga teroris tersebut, pada tanggal 5 Mei 2018, Sabtu pekan lalu, pihak Kepolisian sejak dini kegiatan seperti ini untuk melakukan antisipasi. Aktivitas mereka sangat berbahaya. Untuk itu, sebelum tindakan itu nyata (dilaksanakan) harus segera dilakukan upaya-upaya kepolisian agar tidak mengarah pada hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kapolda Papua Irjen Pol. Boy Rafli Amar, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Jumat (11/5/2018).
Menurut Boy, dua orang terduga teroris tersebut diduga merupakan anggota Jamaah Anshori Daulaah (JAD), organisasi garis keras berpaham radikal yang selama ini melakukan serangkaian aksi bom di Indonesia. Dalam pengembangan awal, keduanya baru memulai persiapan-persiapan untuk melakukan aktifitas teror di kota Timika.
"Jadi belum memulai, mereka baru mempersiapkan aktifitasnya, seperti pelatihan-pelatihan dan merakit bahan peledak. Diduga mereka beli bahan-bahan untuk merangkai bom di Timika. Setelah penangkapan, dua hari kemudian dibawa ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas Irjen Pol Boy Rafli Amar
Terkait hal tersebut, menurut Kapolda Papua, dirinya mengimbau kepada semua pihak, dalam hal ini elemen masyarakat, untuk dapat peduli terhadap lingkungan pemukiman masing-masing, terutama kepada ketua-ketua Rukun Tetangga (RT).
"Sebagai ketua RT wajib mendata warganya. Apabila ada tamu atau muka baru di lingkungan pemukiman, wajib diketahui apa aktivitas mereka, berbahaya atau tidak. Semua aktivitas warga wajib di ketahui oleh ketua RT," ujar Boy.
Dari penelusuran, kelompok Jamaah Anshori Daulaah (JAD), merupakan salah satu pendukung Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
JAD masuk dalam 21 kelompok pendukung ISIS bersama kelompok radikal lain seperti Majelis Mujahidin Indonesia Timur dan Mujahidin Indonesia Barat, Ikhwan Mujahid Indonesi Fil Jazirah al-Muluk, Khilafatul Muslimin dan lainnya.
JAD juga dikenal dengan sebutan Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN). Jaringan ini dipimpin langsung Bahrun Naim, yang disebut-sebut sebagai Koordinator ISIS Indonesia di Suriah.
https://daerah.sindonews.com/read/13...ika-1526026340
Rencanakan Teror di Papua, 2 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Timika
TIMIKA- Tim Detasemen Khusus Anti Teror (Densus) 88, menangkap dua orang terduga teroris yang sedang menyiapkan rencana aksi teror di Kota Timika, tepatnya di Kelurahan Limau Asri, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Papua, akhir pekan lalu.
Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, dua orang terduga teroris tersebut diduga kuat sedang mempersiapkan kegiatan teror di Kota Timika. Hal ini dibuktikan dengan penemuan rangkaian bahan peledak yang telah dipersiapkan di lokasi penangkapan.
"Penangkapan dua orang terduga teroris tersebut, pada tanggal 5 Mei 2018, Sabtu pekan lalu, pihak Kepolisian sejak dini kegiatan seperti ini untuk melakukan antisipasi. Aktivitas mereka sangat berbahaya. Untuk itu, sebelum tindakan itu nyata (dilaksanakan) harus segera dilakukan upaya-upaya kepolisian agar tidak mengarah pada hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kapolda Papua Irjen Pol. Boy Rafli Amar, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Jumat (11/5/2018).
Menurut Boy, dua orang terduga teroris tersebut diduga merupakan anggota Jamaah Anshori Daulaah (JAD), organisasi garis keras berpaham radikal yang selama ini melakukan serangkaian aksi bom di Indonesia. Dalam pengembangan awal, keduanya baru memulai persiapan-persiapan untuk melakukan aktifitas teror di kota Timika.
"Jadi belum memulai, mereka baru mempersiapkan aktifitasnya, seperti pelatihan-pelatihan dan merakit bahan peledak. Diduga mereka beli bahan-bahan untuk merangkai bom di Timika. Setelah penangkapan, dua hari kemudian dibawa ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas Irjen Pol Boy Rafli Amar
Terkait hal tersebut, menurut Kapolda Papua, dirinya mengimbau kepada semua pihak, dalam hal ini elemen masyarakat, untuk dapat peduli terhadap lingkungan pemukiman masing-masing, terutama kepada ketua-ketua Rukun Tetangga (RT).
"Sebagai ketua RT wajib mendata warganya. Apabila ada tamu atau muka baru di lingkungan pemukiman, wajib diketahui apa aktivitas mereka, berbahaya atau tidak. Semua aktivitas warga wajib di ketahui oleh ketua RT," ujar Boy.
Dari penelusuran, kelompok Jamaah Anshori Daulaah (JAD), merupakan salah satu pendukung Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
JAD masuk dalam 21 kelompok pendukung ISIS bersama kelompok radikal lain seperti Majelis Mujahidin Indonesia Timur dan Mujahidin Indonesia Barat, Ikhwan Mujahid Indonesi Fil Jazirah al-Muluk, Khilafatul Muslimin dan lainnya.
JAD juga dikenal dengan sebutan Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN). Jaringan ini dipimpin langsung Bahrun Naim, yang disebut-sebut sebagai Koordinator ISIS Indonesia di Suriah.
https://daerah.sindonews.com/read/13...ika-1526026340
Quote:
Ahad 13 Mei 2018 08:00 WIB
IPW: Waspadai Anggota Jaringan Teroris Masuk Jakarta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) meminta jajaran kepolisian mewaspadai masuknya 57 orang diduga anggota jaringan teroris ke Jakarta pascakerusuhan di rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. IPW menyebutkan puluhan orang orang itu berasal dari enam daerah.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan telah memperoleh data bahwa puluhan jaringan teroris itu sudah berada di Jakarta."Dari data yang diperoleh IPW, sejak Jumat pukul 20.00, jaringan teroris ini sudah di Jakarta," tutur dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/5).
Neta melanjutkan, tiga orang berasal dari daerah Tegal dan 10 orang dari Pekanbaru. Mereka berangkat ke Jakarta melalui perjalanan darat dan singgah terlebih dulu di Lampung sebelum menyeberang ke Banten.
Selain itu, enam orang berasal dari kelompok Karawang pimpinan Abu Sayyaf. Mereka datang mengendarai sepeda motor.
Ada pula kelompok dari daerah Cirebon yang terbagi dua. Kelompok Cirebon pertama berjumlah tujuh orang dan dipimpin Heru Komarudin. Mereka datang dengan mobil sewaan lalu langsung membuka posko di Depok.
Dia mengatakan kelompok Cirebon kedua, yaitu Kelompok Suki. Mereka tidak terlacak karena menghilang.
Kelompok Indramayu pimpinan Sutomo, kata Neta, ada tujuh orang. Kelompok Tasikmalaya juga terbagi dua. Kelompok pertama berjumlah 10 orang dan dipimpin Rido. Mereka tiba di Jakarta dengan tiga mobil.
Dia menambahan pimpinan Ade Cawe terdiri dari lima orang dan datang dengan tiga sepeda motor. Namun, kelompok Ade Cawe ini sudah berhasil diciduk polisi.
“Satu tewas ditembak polisi dan tiga ditangkap, termasuk Ade Cawe. Sedangkan satu lagi berhasil kabur," ucap dia.
IPW berharap polisi melakukan pagar betis agar kelompok teroris ini bisa segera diciduk sebelum beraksi menebar terornya. Bagaimanapun, menurut Neta, Polri perlu mengevaluasi dua kasus yang terjadi berturut turut di Mako Brimob.
Neta menyatakan banyak hal yang perlu dievaluasi. Di antaranya, buruknya profesionalisme, kacaunya koordinasi di internal polri, rendahnya kepekaan dan kepedulian aparatur kepolisian, serta tidak taatnya aparatur kepolisian pada Standard Operating Procedure (SOP).
Bahkan, menurut Neta, tidak adanya pengawasan atasan terhadap kinerja bawahan adalah penyebab utama terjadinya dua tragedi di Mako brimob. "Pernyataan Kapolri yang kaget melihat isi rutan itu over kapasitas adalah bukti nyata buruknya koordinasi dan kualitas pengawasan atasan terhadap bawahan di internal polri," katanya.
Jajaran kepolisian, lanjut Neta, perlu berintrospeksi dan mengevaluasi diri untuk menghadapi makin sadisnya aksi terorisme. Ini supaya tidak terus-menerus menjadi bulan-bulanan teroris, terutama pascakerusuhan di Rutan Mako Brimob di mana para teroris serasa mendapat angin.
"Polri perlu meningkatkan profesionalitasnya agar gerakan terorisme bisa segera dilumpuhkan," kata dia.
http://nasional.republika.co.id/beri...-masuk-jakarta
IPW: Waspadai Anggota Jaringan Teroris Masuk Jakarta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) meminta jajaran kepolisian mewaspadai masuknya 57 orang diduga anggota jaringan teroris ke Jakarta pascakerusuhan di rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. IPW menyebutkan puluhan orang orang itu berasal dari enam daerah.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan telah memperoleh data bahwa puluhan jaringan teroris itu sudah berada di Jakarta."Dari data yang diperoleh IPW, sejak Jumat pukul 20.00, jaringan teroris ini sudah di Jakarta," tutur dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/5).
Neta melanjutkan, tiga orang berasal dari daerah Tegal dan 10 orang dari Pekanbaru. Mereka berangkat ke Jakarta melalui perjalanan darat dan singgah terlebih dulu di Lampung sebelum menyeberang ke Banten.
Selain itu, enam orang berasal dari kelompok Karawang pimpinan Abu Sayyaf. Mereka datang mengendarai sepeda motor.
Ada pula kelompok dari daerah Cirebon yang terbagi dua. Kelompok Cirebon pertama berjumlah tujuh orang dan dipimpin Heru Komarudin. Mereka datang dengan mobil sewaan lalu langsung membuka posko di Depok.
Dia mengatakan kelompok Cirebon kedua, yaitu Kelompok Suki. Mereka tidak terlacak karena menghilang.
Kelompok Indramayu pimpinan Sutomo, kata Neta, ada tujuh orang. Kelompok Tasikmalaya juga terbagi dua. Kelompok pertama berjumlah 10 orang dan dipimpin Rido. Mereka tiba di Jakarta dengan tiga mobil.
Dia menambahan pimpinan Ade Cawe terdiri dari lima orang dan datang dengan tiga sepeda motor. Namun, kelompok Ade Cawe ini sudah berhasil diciduk polisi.
“Satu tewas ditembak polisi dan tiga ditangkap, termasuk Ade Cawe. Sedangkan satu lagi berhasil kabur," ucap dia.
IPW berharap polisi melakukan pagar betis agar kelompok teroris ini bisa segera diciduk sebelum beraksi menebar terornya. Bagaimanapun, menurut Neta, Polri perlu mengevaluasi dua kasus yang terjadi berturut turut di Mako Brimob.
Neta menyatakan banyak hal yang perlu dievaluasi. Di antaranya, buruknya profesionalisme, kacaunya koordinasi di internal polri, rendahnya kepekaan dan kepedulian aparatur kepolisian, serta tidak taatnya aparatur kepolisian pada Standard Operating Procedure (SOP).
Bahkan, menurut Neta, tidak adanya pengawasan atasan terhadap kinerja bawahan adalah penyebab utama terjadinya dua tragedi di Mako brimob. "Pernyataan Kapolri yang kaget melihat isi rutan itu over kapasitas adalah bukti nyata buruknya koordinasi dan kualitas pengawasan atasan terhadap bawahan di internal polri," katanya.
Jajaran kepolisian, lanjut Neta, perlu berintrospeksi dan mengevaluasi diri untuk menghadapi makin sadisnya aksi terorisme. Ini supaya tidak terus-menerus menjadi bulan-bulanan teroris, terutama pascakerusuhan di Rutan Mako Brimob di mana para teroris serasa mendapat angin.
"Polri perlu meningkatkan profesionalitasnya agar gerakan terorisme bisa segera dilumpuhkan," kata dia.
http://nasional.republika.co.id/beri...-masuk-jakarta
0
3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan