

TS
ranjanglapuk
Mobile Legends Gagal Terpilih Menjadi Cabang Asian Games 2018
Quote:
Asian Games 2018 di Indonesia
Agan Sista bakal ada yang baru dalam perhelatan Asian Games 2018 bulan Agustus nanti, Indonesia akan menjadi saksi sejarah untuk kali pertama E-Sports di dalam Asian Games. Tapi sayangnya, E-Sports di tahun 2018 ini masih berupa eksebisi, yang artinya masih tahap ‘jajal’ alias belum bisa menyumbangkan medali untuk negara yang memenangkan pertandingan.
Yah, cuma eksibisi, mana seru ?
Woles gan, ini memang peraturan dari OCA untuk cabang baru yang dipertandingkan, harus melewati masa eksibisi 1 or 2 kali dahulu, mereka tentunya ingin melihat juga plus minus serta pro kontra di dalam menggelar e-sports di sebuah negara serta tentunya akan ada beberapa standart kualitas yang ingin dicapai sehingga e-sports bisa dinikmati oleh banyak kalangan dan semua negara di Asia sehingga di taun 2022 e-sports benar-benar sudah diperlombakan secara resmi.
Quote:
Apa aja sich, game yang akan diperlombakan ?
1. FIFA
SEPAKBOLA always & always menyedot perhatian para penonton di beberapa belahan dunia. Maka, untuk game nya pun, FIFA menjadi kandidat pertama yang dimasukkan di dalam e-sports Asian Games.
2. League of Legends
Gak salah nich gan ? Bukannya Dota 2 lebih banyak peminatnya ?
Kalo agan melihat nya dari kacamata pemain Indonesia, eropa dan USA emang benar kalo DOTA 2 lebih banyak peminatnya. Tapi, kalo agan liat dari kacamata pemain ASIA, ternyata LOL jauh lebih populer dan lebih banyak pemainnya daripada DOTA2.
Menariknya ada 3 title games MOBA yang menjadi kandidat untuk mobile games yang masuk ke dalam Asian Games dan tiga kandidat tersebut adalah Mobile Legends, Arena of Valors dan Vainglory. Diumumkan ketika ASL Final 2018,yang terpilih untuk ikut masuk ke Asian Games adalah Arena of Valors alias si game 7M, si game Betmen koq Analog
Pernyataan Resmi dari Pemerintah Indonesia !!!

Quote:
Alasan kegagalan Mobile Legends masuk ke Asian Games
Kenapa sich Mobile Legends yang sangat populer di Indonesia dan katanya lebih banyak download nya koq bisa gagal untuk gagal menjadi game e-sports baik versi dunia (ESL) dan kembali gagal untuk masuk ke Asian Games 2018 sebagai mobile games e-sport ????
1. Cuma rame di Indonesia, tapi gak di negara Asia lainnya
Kalo agan ngintip di facebook, pasti grup mobile legends jauh lebih banyak dibandingkan 2 games lainnya. Tapi, pemain mobile legends di luar Indonesia itu tidak sebanyak dan seantusias dibandingkan dengan Arena of Valor. Apalagi bila dibandingkan dengan negara china itu sendiri yang mana merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Selain itu, sudah terbentuk kompetisi di 85 negara secara rutin, ini salah satu pertimbangan utama mengapa AoV terpilih untuk masuk Asian Games.
Emang sich, kalo dibandingkan dengan event yang diadakan di Taman Anggrek kemarin, tentu jumlah penonton Mobile Legends jauh lebih banyak, tetapi dalam tahun ini sudah ada 2 turnamen official yang sudah diadakan untuk AoV sendiri, satu bertempatkan di Surabaya dan satu lagi di Jakarta
Tapi lagi-lagi ini membuktikan kalo kuantitas tidak dapat mengalahkan kualitas
2. Turnamen ML yang hit and run
Maksudnya, turnamen yang diadakan oleh Mobile Legends hanya bersifat mencari pemenang regional, setelah itu tidak ada kelanjutan dengan nasib pemenang nya. Sama seperti ajang-ajang idol yang ada di Indonesia, bagaimana dengan nasib pemenang sebuah kompetisi ? Tidak jelas, yang pasti mereka harus mencari jalan sendiri.
Berbeda dengan AoV, untuk final kemarin hanya ada 4 tim yang berhak untuk bertanding (diambil dari point terbaik selama league AoV bergulir plus keikutsertaan mereka di beberapa turnamen resmi yang diadakan AoV) dan pemenang akan diikutsertakan untuk mewakili Indonesia di turnamen international mereka di Los Angeles, USA
Hal ini jauh lebih baik untuk para pemain pro dibandingkan mereka yang harus mencari-mencari turnamen sendiri seperti para pemain bola yang mengikuti tarkam untuk mencari tambahan uang dapur sendiri.
3. Ekosistem e-sports tidak terbentuk dengan baik
Untuk masalah ini, kita boleh mengacungkan jempol untuk AoV karena mereka mendukung setiap kegiatan regional maupun turnamen kecil yang diadakan oleh komunitas. Mereka memberikan dukungan berupa hadiah in games or support untuk SETIAP turnamen yang diadakan.
Setiap pemenang dipantau langsung oleh publisher, tidak dilepas begitu saja. Sebagai pemain, tentu hal ini lebih menyenangkan karena lebih diperhatikan. Dan, setiap komunitas yang terbentuk bisa memberikan masukan sehingga ke depannya game dapat menjadi lebih baik dan kompetitif.
4. Gameplay yang gak balance
Sebenarnya untuk masalah ini, ane malas untuk komen lebih lanjut, karena pada basic nya skin untuk menambah attribut ini hanya cocok untuk game-game RPG yang mana pakaian dan equipment dapat menambahkan stat.
Hero baru keluar, gak lamaan di nerf merupakan salah satu bukti bahwa developer terlalu terburu-buru mengeluarkan hero tanpa ditest terlebih dahulu. Dan, telah terbukti pada turnamen Garuda Cup, Tim Evos dan BOOM.ID di- diskualifikasi setelah secara tidak sengaja menggunakan SKIN ketika pertandingan.
Apabila skin dilarang, mengapa ini dijual ? Atau mengapa skin harus menambah status hero ?
5. Plagiat jadi masalah utama
Seperti yang pernah ane bahas di thread era mobile legends berakhir, brand besar pun mempertimbangkan untuk menggandeng mobile legends sebagai partner di dalam menggelar turnamen. Kenapa ? Karena adanya masalah pengambilan intelektual property, dimana ini merupakan masalah serius bagi sebuah brand.
Tanpa ada nya sponsor, seramai apapun ML pasti akan kesulitan untuk mengadakan turnamen besar. Apalagi ML belum memiliki kantor perwakilan di Indonesia, sepertinya akan jadi kenyataan bahwa brand-brand yang ingin menebeng ketenaran Mobile Legends akan beralih ke pesaing nya karena diyakini lebih aman untuk exposure brand itu sendiri.
Begitu juga dengan Asian Games, karena masalah plagiat yang sedang bergulir ini di pengadilan California, Amerika Serikat membuat mereka urung membawa ML masuk ke rancah e-sports, bahkan Mobile Legends sendiri tidak bisa diakui di ESL, yang merupakan platform e-sports dunia.
Apakah keputusan ini bisa dirubah atau menambah ML masuk ke Asian Games ?

Nah, untuk masalah ini, ane kurang paham deh gan. Bisa atau gak nya keputusan ini diubah, Mungkin bisa para pemain ML pada membuat petisi online jadi bisa didengar gitu dan dipertimbangkan untuk masuk ke dalam Asian Games.
Setidaknya karena kegagalan ML untuk menjadi salah satu game e-sports yang diakui dunia membuat para pemain pro berfikir ulang untuk terus menekuni Mobile Legends
Percuma dunk Jess No Limit menjadi persona of the year versi Net.TV tetapi tidak bisa mengilhami orang lain untuk terjun ke dalam dunia e-sports




Jangan lupa pada mampir gan, di thread-thread ane :
Quote:
- Era Mobile Legends Berakhir ? Ini 5 Alasan Utamanya (HT)
- Astaga !!! Iklan Games Jaman Now Menggunakan Model Popular Babes (HT)
- Perang Moba Analog di Hari April Mop, Siapa yang lebih baik ?
- Melinda Alfred, pilot cantik asal Indonesia (HT)
- [Official] BarbarQ : Game Moba Receh Tapi Ngilangin Stress
- Cara Ane Dapetin Duit Dari Game Online (HT)
- Crossfire Next Generation siap menjadi pengganti Point Blank
:nyantai:nyantai:nyantai:nyantai:nyantai:nyantai:nyantai
Diubah oleh texhnolyze 09-05-2018 05:19


alanggasta138 memberi reputasi
1
116.5K
Kutip
617
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan