- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Denny Siregar Ungkap Kenapa Kebanyakan Pendukung Teroris adalah Pembenci Jokowi


TS
onta.buronan
Denny Siregar Ungkap Kenapa Kebanyakan Pendukung Teroris adalah Pembenci Jokowi
AKURAT.CO, Aktivis Denny Siregar menilai banyak pendukung teroris yang memusuhi Presiden Joko Widodo. Menurut dia hal itu menunjukkan kalau Jokowi musuh besar mereka.

"Dan mereka akan bergabung dengan lawan politik Jokowi dalam pilpres nanti," tulis Denny Siregar di Twitter.

Di media sosial, Denny Siregar tidak menyebutkan identitas siapa pendukung teroris yang bergabung dengan lawan politik Jokowi.

Tetapi Denny Siregar kembali menegaskan pandangannya lewat tulisan yang lebih panjang dan diposting di akun Facebook dengan judul "Membenci Jokowi..."

Tulisan Denny Siregar dimulai dengan sebuah pertanyaan: kenapa kebanyakan pendukung teroris adalah pembenci Jokowi?

"Tidak perlu survey untuk ini. Perhatikan saja komen-komen yang muncul maupun status yang dibuat pada saat kerusuhan Mako Brimob berlangsung. Rata-rata mereka yang menganggap bahwa kerusuhan di Mako itu adalah settingan, selalu ada postingan #2019gantiPresiden di status mereka.
Bahkan di grup2 WA, teman2 kecil saya dulu yang notabene adalah pembenci Jokowi sejak pilpres, turut menyuarakan bahwa kerusuhan Mako Brimob adalah bagian dari pengalihan isu karena lemahnya rupiah terhadap dollar AS. Mereka jangankan berempati kepada keluarga korban polisi, bahkan mereka membangun teori konspirasinya sendiri..
Sebenarnya mudah jawabannya, meski akan banyak yang menyangkalnya..
Kebencian kepada Jokowi dipicu karena tidak berkuasanya Prabowo. Prabowo bagi mereka adalah inang yang sempurna untuk berkembang biaknya virus ideologi yang sudah mereka tanam di negeri ini sejak lama. Ketika Jokowi memimpin, maka sesaklah dada mereka..
Jokowi menumpas terorisme di Indonesia mulai dari akar pertumbuhannya, yaitu pendanaan..
Kelompok garis keras ini merasakan lesu darah ketika Jokowi menyetop dana bantuan sosial - bansos - dan dana hibah untuk mereka.
Dana bansos dan hibah yang selama ini dinikmati ormas2 dan LSM fiktif, dialihkan ke hal yang lebih berguna. Penghentian dana bansos ini dimulai sejak Jokowi menjadi Gubernur Jakarta dan diteruskan oleh Ahok. Ketika Jokowi menjadi Presiden, ormas2 yang mengajukan proposal pendanaan semakin kering dapurnya dan itu menghalangi mereka untuk menyebarkan ideologinya.
Kemudian Jokowi mengeluarkan Perppu pembubaran HTI. Maka semakin meradanglah mereka. Kemarahan kelompok garis keras ini bukan karena mereka punya ikatan kuat dengan HTI, tapi karena ketakutan bahwa mereka akan menjadi sasaran berikutnya. Hanya pada masa Jokowi inilah, agenda2 besar mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri khilafah, berhenti.
Ditambah PKS yang sudah tidak bisa "bisnis" di kursi pemerintahan lagi. Lihat saja ketika PKS dulu ada di pemerintahan, semua jadi terlihat aman tentram dan sentosa, meski mereka sebenarnya menggerogoti dari dalam..
Itulah kenapa Jokowi dijadikan mereka sebagai "musuh bersama". Pada masa SBY kelompok garis keras ini berkembang dengan cepat menguasai masjid dan majelis taklim, karena memang difasilitasi dan dibiarkan berkembang.
Jadi, buat saya, membela Jokowi bukan karena membela sosok yang nafsu berkuasa. Tetapi membela utuhnya negeri ini karena jika kelompok garis keras ini kukunya dibiarkan mencengkeram terlalu dalam, satu waktu habislah kita..
Jika musuh kelompok garis keras ini adalah Jokowi, maka saya akan berpihak pada lawan mereka. Jadi sudah pasti saya akan dibenci juga oleh mereka...
Sesederhana itu sebenarnya. Seperti sederhananya secangkir kopi yang selalu ada tersedia di atas meja.."
Penjelasan Denny Siregar memantik diskusi di kalangan warganet.
Pemilik akun Anna Mai juga merasakan adanya banyak kejanggalan di negeri ini menjelang pemilu.
"Saya makin lihat, nyimak, memang melihat ada yang aneh, janggal dengan semua yang terjadi ini, satu sisi ada yang tidak suka Jokowi, tapi satu sisi juga tidak suka pada Prabowo, satu sisi juga tidak kelihatan mendukung dan menyukai pemerintah, banyak partai-partai yang sudah lama berdiri dinyiyir terus dan tidak juga disukai, tapi disatu sisi kelihatan maksain untuk menyukai karena asas kepentingan.. coba dipikir maksudnya apa, kadang saya nggak mudeng.. kalau nggak suka semuanya lalu sebenarnya yang dicari apa???" tulis dia.
Menanggapi berbagai pendapat, pemilik akun M. Ichsan menyampaikan pendapat tentang bagaimana harus bersikap.
Ini suatu penggiringan opini yang sudah tidak sehat. Semua sedih, berduka, dan prihatin di kawasan yang super ketat saja bisa bobol. Adili dan hukum berat bila terbukti bersalah seadil-adilnya. Buka secara terbuka, kan ada cctv, saksi dan sebagainya. Supaya tidak ada dusta/fitnah antar anak bangsa. Gampang kan!!" tulis dia.
sumber : http://m.akuraS E N S O R/id-222236-read-denny-siregar-ungkap-kenapa-kebanyakan-pendukung-teroris-adalah-pembenci-jokowi
masuk akal juga sih, mulai dari dukung HTI kaya pks dan gerindra. sekarang malah dukung teroris

"Dan mereka akan bergabung dengan lawan politik Jokowi dalam pilpres nanti," tulis Denny Siregar di Twitter.

Di media sosial, Denny Siregar tidak menyebutkan identitas siapa pendukung teroris yang bergabung dengan lawan politik Jokowi.

Tetapi Denny Siregar kembali menegaskan pandangannya lewat tulisan yang lebih panjang dan diposting di akun Facebook dengan judul "Membenci Jokowi..."

Tulisan Denny Siregar dimulai dengan sebuah pertanyaan: kenapa kebanyakan pendukung teroris adalah pembenci Jokowi?

"Tidak perlu survey untuk ini. Perhatikan saja komen-komen yang muncul maupun status yang dibuat pada saat kerusuhan Mako Brimob berlangsung. Rata-rata mereka yang menganggap bahwa kerusuhan di Mako itu adalah settingan, selalu ada postingan #2019gantiPresiden di status mereka.
Bahkan di grup2 WA, teman2 kecil saya dulu yang notabene adalah pembenci Jokowi sejak pilpres, turut menyuarakan bahwa kerusuhan Mako Brimob adalah bagian dari pengalihan isu karena lemahnya rupiah terhadap dollar AS. Mereka jangankan berempati kepada keluarga korban polisi, bahkan mereka membangun teori konspirasinya sendiri..
Sebenarnya mudah jawabannya, meski akan banyak yang menyangkalnya..
Kebencian kepada Jokowi dipicu karena tidak berkuasanya Prabowo. Prabowo bagi mereka adalah inang yang sempurna untuk berkembang biaknya virus ideologi yang sudah mereka tanam di negeri ini sejak lama. Ketika Jokowi memimpin, maka sesaklah dada mereka..
Jokowi menumpas terorisme di Indonesia mulai dari akar pertumbuhannya, yaitu pendanaan..
Kelompok garis keras ini merasakan lesu darah ketika Jokowi menyetop dana bantuan sosial - bansos - dan dana hibah untuk mereka.
Dana bansos dan hibah yang selama ini dinikmati ormas2 dan LSM fiktif, dialihkan ke hal yang lebih berguna. Penghentian dana bansos ini dimulai sejak Jokowi menjadi Gubernur Jakarta dan diteruskan oleh Ahok. Ketika Jokowi menjadi Presiden, ormas2 yang mengajukan proposal pendanaan semakin kering dapurnya dan itu menghalangi mereka untuk menyebarkan ideologinya.
Kemudian Jokowi mengeluarkan Perppu pembubaran HTI. Maka semakin meradanglah mereka. Kemarahan kelompok garis keras ini bukan karena mereka punya ikatan kuat dengan HTI, tapi karena ketakutan bahwa mereka akan menjadi sasaran berikutnya. Hanya pada masa Jokowi inilah, agenda2 besar mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri khilafah, berhenti.
Ditambah PKS yang sudah tidak bisa "bisnis" di kursi pemerintahan lagi. Lihat saja ketika PKS dulu ada di pemerintahan, semua jadi terlihat aman tentram dan sentosa, meski mereka sebenarnya menggerogoti dari dalam..
Itulah kenapa Jokowi dijadikan mereka sebagai "musuh bersama". Pada masa SBY kelompok garis keras ini berkembang dengan cepat menguasai masjid dan majelis taklim, karena memang difasilitasi dan dibiarkan berkembang.
Jadi, buat saya, membela Jokowi bukan karena membela sosok yang nafsu berkuasa. Tetapi membela utuhnya negeri ini karena jika kelompok garis keras ini kukunya dibiarkan mencengkeram terlalu dalam, satu waktu habislah kita..
Jika musuh kelompok garis keras ini adalah Jokowi, maka saya akan berpihak pada lawan mereka. Jadi sudah pasti saya akan dibenci juga oleh mereka...
Sesederhana itu sebenarnya. Seperti sederhananya secangkir kopi yang selalu ada tersedia di atas meja.."
Penjelasan Denny Siregar memantik diskusi di kalangan warganet.
Pemilik akun Anna Mai juga merasakan adanya banyak kejanggalan di negeri ini menjelang pemilu.
"Saya makin lihat, nyimak, memang melihat ada yang aneh, janggal dengan semua yang terjadi ini, satu sisi ada yang tidak suka Jokowi, tapi satu sisi juga tidak suka pada Prabowo, satu sisi juga tidak kelihatan mendukung dan menyukai pemerintah, banyak partai-partai yang sudah lama berdiri dinyiyir terus dan tidak juga disukai, tapi disatu sisi kelihatan maksain untuk menyukai karena asas kepentingan.. coba dipikir maksudnya apa, kadang saya nggak mudeng.. kalau nggak suka semuanya lalu sebenarnya yang dicari apa???" tulis dia.
Menanggapi berbagai pendapat, pemilik akun M. Ichsan menyampaikan pendapat tentang bagaimana harus bersikap.
Ini suatu penggiringan opini yang sudah tidak sehat. Semua sedih, berduka, dan prihatin di kawasan yang super ketat saja bisa bobol. Adili dan hukum berat bila terbukti bersalah seadil-adilnya. Buka secara terbuka, kan ada cctv, saksi dan sebagainya. Supaya tidak ada dusta/fitnah antar anak bangsa. Gampang kan!!" tulis dia.
sumber : http://m.akuraS E N S O R/id-222236-read-denny-siregar-ungkap-kenapa-kebanyakan-pendukung-teroris-adalah-pembenci-jokowi
masuk akal juga sih, mulai dari dukung HTI kaya pks dan gerindra. sekarang malah dukung teroris

Diubah oleh onta.buronan 12-05-2018 15:59
0
5K
40


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan