Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

seruindonesiaAvatar border
TS
seruindonesia
Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob
Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob

Seruindonesia.com – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM, Wiranto, menyatakan perlawanan para napi teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, telah berakhir. Seluruh napi teroris, menurutnya, telah menyerah tanpa syarat.

Penyerahan diri mereka didahului oleh ultimatum bahwa aparat keamanan akan melakukan penyerbuan.

“Aparat keamanan sebelum melakukan tindakan memberi ultimatum bahwa akan melakukan serbuan. Menyerah atau berisiko menghadapi serbuan. Tentu dengan batas waktu tertentu, bukan mengulur waktu,” ujar Wiranto, yang mendatangi Mako Brimob, pada Kamis (10/05) pagi.

Wiranto mengungkap, sebelum fajar sebanyak “145 dari 155 keluar menyerah tanpa syarat, keluar satu persatu, senjata ditinggalkan”.

“Masih ada 10 yang menyatakan tidak menyerah, maka aparat melakukan serbuan di lokasi mereka. Tadi kita saksikan, bunyi bom, bom asap, gas air mata. Ternyata dalam serbuan tersebut, sisa 10 teroris menyerah. Maka lengkap 155 tahanan teroris telah menyerah kepada aparat kepolisian Indonesia,” paparnya.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan seluruh napi teroris tersebut akan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Bahkan, hari ini beberapa napi dalam perjalanan ke sana.

Image copyrightREUTERS

Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob
Image captionPara personel Brimob berjaga-jaga di sekitar Mako Brimob, Senin (10/05).

Komjen Syafruddin mengatakan operasi penanggulangan sudah selesai pukul 07.15 WIB. Sebanyak 156 tahanan teroris melakukan perlawanan, satu di antara mereka tewas.

Syafruddin menegaskan tidak ada negosiasi dengan para tahanan yang memiliki senjata hasil rampasan dari anggota Polri yang terbunuh. Dari seluruh senjata yang dirampas, terdapat “senapan panjang yang jarak tembaknya 500-800 meter bisa menjangkau jalan.”

Dalam kesempatan itu, Komjen Syafruddin mengoreksi bahwa penyanderaan sejumlah anggota Polri berlangsung di rumah tahanan cabang Salemba “yang kebetulan berada di Kompleks Mako Brimob”.

Kerusuhan di kompleks Mako Brimob terjadi pada Selasa (08/05) malam, sekitar pukul 19.30 WIB. Polisi menyebut pemicu kerusuhan adalah amukan seorang narapidana yang merasa titipan makanan dari keluarga narapidana tidak disampaikan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Iqbal, makanan dari luar tahanan memang harus diperiksa untuk meneliti apakah ada barang-barang yang diselundupkan dalam makanan.

“Lalu terjadi keributan, cekcok,” kata Iqbal.

Napi itu lalu melakukan provokasi sehingga para napi teroris lainnya melakukan perlawanan dan menguasai tiga blok sel serta 30 pucuk senjata. Saat itu enam polisi disandera.

Image copyrightAFP

Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob
Image captionPolisi di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat berjaga-jaga setelah kerusuhan pecah pada Selasa (08/05)

Sandera terakhir dalam kerusuhan di Mako Brimob di Kepala Dua, Depok, sudah dibebaskan oleh para tahanan pada Kamis (10/05) dini hari, setelah lima aparat polisi lainnya yang disandera tewas.

Bripka Iwan Sarjana dibebaskan dalam kondisi hidup namun menderita luka-luka lebam di bagian muka dan di beberapa bagian tubuhnya dan langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk perawatan lebih lanjut.

“Pembebasan dilakukan atas negosiasi. Mereka minta makanan, maka kita bujuk mereka untuk bebaskan dulu. Sandera polisi yang kita bebaskan dulu,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, kepada wartawan seperti dikutip Kompas.com.

Adapun luka-luka yang dialami lima polisi yang meninggal dalam kerusuhan di Mako Brimob, Depok berupa mulai sayatan dalam sampai tembakan, yang membuat kepolisian menyebutnya sebagai sesuatu yang di luar batas kemanusiaan.

Lima aparat polisi yang meninggal dalam kerusuhan di rutan Mako Brimob Selasa (08/05), dan sebagian besar disebut mengalami menderita luka akibat senjata tajam di leher.

Brigjen Pol. M. Iqbal, Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Polri, mengatakan kepada para wartawan Rabu (09/05), “Dari lima rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam. Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan.”

Dia menambahkan mengatakan polisi yang meninggal mengalami luka sayat di tubuh mereka, termasuk di lengan, jari dan paha.

Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob
Image captionLima polisi meninggal dalam kerusuhan dengan narapidana terorisme yang pecah Selasa (08/05)

Kepala divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto menggambarkan lebih lanjut kondisi yang dialami polisi yang meninggal, “Ada seperti luka bacok, luka tembakan. Ada juga satu orang yang lukanya macam-macam, kakinya disayat, dan lain-lain.”

________________________________________________________________________

Identifikasi korban

Ada enam kantong jenazah yang dibawa dari Mako Brimob ke RS Polri, Jakarta Timur. Gabungan Tim Inafis atau Indonesia Automatic Fingerprint Identificaton System dari Polri dan Polda Metro Jaya kemudian melakukan pengambilan sidik jari dan pengabilan foto korban kasus kerusuhan di Rutan Mako Brimob.

Identifikasi enam mayat tersebut, seperti diungkapkan oleh Kompol Mumuh Saepuloh, yang beredar ke kalangan wartawan adalah:

(Keterangan tentang luka masing-masing korban sebagaimana tertulis di salinan dokumen yang beredar).

1. Briptu Fandi Setio Nugroho, lahir 9 Desember 1988. Luka : luka gorok leher tembus dr leher belakang s/d tenggorokan, luka lecet pada alis kiri, luka terbuka pada pipi kanan.

2. Syukron Fadhli, lahir 9 Oktober 1977. Luka: luka tembak pada kepala bag kiri atas kuping tembus kepala sebelah kanan, luka lecet paha kanan.

3. Wahyu Catur Pamungkas, lahir 24 Mei 1994. Luka: luka gorok pd keher kanan sampai pipi kanan bawah, luka pd dagu kanan, luka tembak pd dahi sebelah kiri.

4. Yudi Rospuji Siswanto, lahir 19 Desember 1977. Luka: luka tusuk pd kaki kanan, luka sobek lutut belakang, luka sayat pd kaki kiri, luka sobek pada punggung telapak kaki, Jompol kaki kiri robek, pelipis kanan robek, mata kanan kiri luka bacok, leher luka bacok, dada kiri kanan luka tusuk, tangan kanan luka bacok, siku kanan luka bacok, tangan kanan atas luka.

5. Denny Setiadi SH, lahir 15 Mei 1985. Luka : pipi kiri luka bacok, bibi bengkak gigi atas lepas, leher belakang luka bacok, luka tembak pd dada kanan.

6. Beni Samsutrisno, lahir 18 Juni 1986 (narapidana terorisme. Luka : luka tembak pd dada kiri 2 lobang (tahanan teroris/ Napiter).

Kegiatan identifikasi terhadap mayat disebutkan dengan menggunakan alat berupa kamera, kandycam, mambis, dan kartu AK.23.
Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob
Image captionKorban jiwa berupa lima aparat polisi dan seorang narapidana terorisme.

_________________________________________________________________________

Apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak?

“Silakan rekan-rekan media menyimpulkan apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak. Tapi kami hormati rule of law , proses negosiasi yang kami kedepanjan,” ucap Iqbal.

Namun sejauh ini, polisi belum dapat memastikan berapa jumlah narapidana teroris yang menjadi penyandera.

Image copyrightREUTERS

Biadab! Perlakuan Tahanan Teroris Aniaya 5 Polisi Sampai Meninggal di Mako Brimob

Image captionPolisi berjaga-jaga di seputar Mako Brimob.

Sebelumnya M Iqbal mengatakan pemicu kerusuhan yang terjadi Selasa (08/05) karena masalah sepele, yaitu makanan yang dikirimkan oleh keluarga narapidana dan akan diperiksa oleh petugas. Masalah ini yang kemudian menimbulkan keributan antara tahanan dan petugas kepolisian.

Iqbal mengatakan sesuai prosedur, seluruh makanan yang berasal dari luar dan diberikan kepada tahanan harus melalui pemeriksaan.

Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan terdapat 47 tahanan terorisme di Mako Brimob.

Ia juga mengatakan proses negosiasi yang tengah berjalan sampai berita ini diturunkan Rabu malam (09/05) tak akan berhasil karena yang ia sebut sebagai “mereka sudah baiat untuk sampai mati” dan sudah memiliki senjata sehingga sangat mempengaruhi posisi mereka.

Sementara itu Institute for Policy Analysis of Conflict atau IPAC yang berkantor di Jakarta, menyebutkan ada sekitar 150 tahanan yang menunggu pengadilan dengan dakwaan terorisme -termasuk yang menunggu pemindahan tahanan- dan sebagian besar memiliki kaitan dengan kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.

Dalam laporannya Februari lalu, IPAC menyebutkan banyaknya para pendukung ISIS di dalam satu tempat penahanan sama dengan ‘menunggu datangnya bencana’.

“Kami mengatakan A: penuh sesak dan B: tidak ada upaya sama sekali untuk membimbing tahanan yang baru masuk dan hampir semua pro-ISIS,” kata Sidney Jones, Direktur IPAC, seperti dikutip New York Times.

Serukan harimu dengan selalu update berita di SeruIndonesia.com
0
3.4K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan