i.d.klonengan2Avatar border
TS
i.d.klonengan2
Mantan Teroris Tolak Kerusuhan Mako Brimob Disebut Pengalihan Isu
Pengamat terorisme Ali Fauzi mengatakan kerusuhan narapidana kasus terorisme yang terjadi di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, terjadi karena penanganan kasus terorisme yang masih menggunakan cara-cara umum, padahal terorisme merupakan kejahatan luar biasa. Ali juga menolak jika sejumlah kasus terorisme yang muncul merupakan agenda yang sengaja diciptakan untuk pengalihan isu.

Menurut mantan teroris itu, tantangan terbesar dalam penanganan terorisme adalah sosialisasi yang belum cukup kepada masyarakat terkait bahaya terorisme.

“Bahwa tantangan terbesar dalam penanganan extremist violence, belum cukup sosialisasi kepada masyarakat. Kasus yang baru saja terjadi masih banyak yang mengatakan ini dramatisasi, artinya itu kan dramatisasai, artinya itu by design, by seting, padahal bukan ini pure mereka lakukan,” kata Ali Fauzi kepada Kriminologi.id melalui sambungan telepon, Rabu, 9 Mei 2018.

Bekas pentolan Moro Islamic Liberation Front itu juga mengatakan, yang membuat hal itu menjadi miris adalah banyak kalangan civitas akademik yang menyatakan kasus-kasus terorisme tersebut sengaja dibuat.

“Yang membuat saya miris itu, terlebih lagi di civitas akademik masih yang mengatakan ini by design artinya ada kesengajaan Polri, pemerintahan untuk membuat skenario untuk mengalihkan isu dan lain-lain,” ujar Ali Fauzi.

Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahaya kelompok-kelompok terorisme tersebut secara terus menerus untuk menghindari hal tersebut terulang.

“Artinya masyarakat juga perlu terpapar. Bagaimana bahaya kelompok ini, bagaimana jaringan kelompok ini kemudian visi misi, kalo nggak terus menerus akan seperti ini. Dan lebih parah lagi akan ada dukungan dari masyarakat, ini by design,” ujar adik kandung Amrozi dan Ali Imron itu.

Ali Fauzi juga menambahkan, terdapat kombinasi tugas dan visi misi mereka dan menjadi maindset yang diusung kelompok teroris.

“Di antaranya membunuh polisi bagian dari prestasi, memerangi NKRI bagian dari jihad tertinggi. Itu maindset mereka fikroh, mati syahid, artinya kombinasi misi visi dan ideologi yang mereka usung,” kata Ali menambahkan.

Karena terorisme berhadapan dengan ideologi, kata Ali, dalam penanganannya harus menggandeng masyarakat dengan pendekatan soft approach.

“Yang perlu dikritisi adalah apakah penanganannya sudah humanis apakah sudah bagus?” kata Ali mempertanyakan.

“Tentu kalo saya ingin katakan mereka itu pasien, mereka sakit lambung tentu obatnya harus obat lambung, yang saya khawatirkan nanti dikasih obat sakit jantung. Jadi penanganannya harus tahu,” ujar Ali.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan narapidana teroris di Rutan Mako Brimob sebenarnya sudah terjadi sejak Selasa, 8 Mei 2018 pukul 15.00 WIB sore dan hingga Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.00 WIB pagi.

Sekitar pukul pukul 21.00 WIB napi teroris menjebol teralis tahanan. Para napi juga berhasil merampas senjata polisi dan menyandera empat anggota polisi yang satu di antaranya wanita berpangkat iptu.

Dalam kekacauan itu sempat terjadi aksi tembak-menembak antara polisi dengan napi yang menguasai rutan. Keesokan harinya, Rabu, 9 Mei 2018 Pukul 06.00 WIB, sebanyak 8 ambulance tiba di rutan dan terlihat sejumlah orang dibawa dengan ambulance. Pukul 09.30 WIB, mobil DVI terlihat masuk ke rutan Brimob.

https://kriminologi.id/sudut-pandang/kata-pakar/mantan-teroris-tolak-kerusuhan-mako-brimob-disebut-pengalihan-isu

Speechless...
nona212
nona212 memberi reputasi
1
3.6K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan