Maka lingkungan nol gravitasi memberikan efek yang sangat berbeda pada tubuh.

Pada tahun 1983, Uni Soviet mengirim tikus hamil ke luar angkasa dan menemukan bahwa perjalanan tersebut lebih berpengaruh negatif pada ibu tikus daripada pada janin.

Bayi tikus yang lahir diluar angkasa itu diteliti setelah kembali ke bumi. Penelitian menemukan bahwa bayi tikus tersebut lebih lemah, lebih kurus dan sulit menentukan arah. Sedangkan ibu tikus kehilangan sekitar 25% berat tubuhnya dan mengalami perubahan signifikan pada sistem endokrinnya.

Di luar angkasa, tanpa adanya gravitasi maka cairan tubuh akan mengalir bebas merata di seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan karakter khusus pada para astronot, yaitu berupa kaki burung dan wajah bulat/bengkak.

Selain tekanan cairan baru di wajah yang bisa membahayakan penglihatan, astronot juga bisa kehilangan hingga 22% dari total volume darah mereka, sehingga menyebabkan melemahnya jantung.

Maka tanpa olahraga, perawatan dan tindakan pencegahan yang tepat, seperti yang dilakukan astronot, anak-anak yang sedang berkembang dalam kondisi nol gravitasi bisa terlihat sangat mirip dengan apa yang ditunjukkan pada gambar.


Referensi pihak ketiga

Hal ini bukan karena kekurangan vitamin D atau Rickets, namun karena ketiadaan kekuatan yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang yang sehat.

Selain itu, kurangnya gravitasi bukanlah satu-satunya masalah yang mempersulit proses persalinan. Di Bumi, kita terlindung oleh atmosfer dari radiasi berbahaya, sedang para astronot tidak memiliki perlindungan yang sama.


Referensi pihak ketiga