- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Warga Tionghoa Punya Hutang Budi kepada Edy Rahmayadi


TS
XinHua.News
Warga Tionghoa Punya Hutang Budi kepada Edy Rahmayadi
. Calon Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menegaskan, kalau ada warga Sumut dari etnis Tionghoa yang masih merasa warga negara China, maka lebih baik pulang kembali ke China. Hal itu disampaikan mantan Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu saat memberi kata sambutan pada Lomba Karaoke Piala Emas, di Hee Lai Ton Restoran, Jalan Gandhi, Medan Minggu malam (6/5/2018).
Di hadapan ratusan warga yang didominasi etnis Tionghoa, Edy kembali menegaskan bahwa warga Tionghoa di Sumut merupakan salah satu kekuatan yang tak terpisahkan dan saling melengkapi etnis-etnis lainnya guna mendorong percepatan pembangunan dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya, kata Edy, terlalu naif jika warga Tionghoa merasa terkotak-kotak sehingga memunculkan persepsi negatif sebagian masyarakat kalau etnis Tionghoa diragukan kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebaliknya, etnis di luar Tionghoa juga merasa kalau mereka juga tidak bisa menyatu denganwarga Tionghoa.
"Hal-hal seperti ini yang membuat kita sulit maju. Seharusnya kita tidak lagi memandang itu. Semua potensi harusnya digerakan dan menyatu sehingga kesenjangan di tengah-tengah masyarakat tidak perlu lagi terjadi. Saya minta lakukanlah yang terbaik untuk Sumut dan juga NKRI yang kita cintai ini," ujar Edy.
Edy pun mengumpamakan kalau Provinsi Sumut sebagai jarum dalam tenun kebangsaan yang benar-benar arus terjaga kedamaiannya. Oleh karenanya peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu alasan yang harus segera dituntaskan untuk mengantisipasi potensi perpecahan.
"Kalau sudah sejahtera, menyuruh orang untuk aman sangat gampang. Dan kalau tempat ini tak aman, maka yang salah itu adalah pimpinannya. Saya sangat prihatin kalau keahlian saudara-saudara khususnya etnis Tionghoa tidak diberdayakan. Saya berpesan jangan pernah ragu kalau Sumut ini juga rumah Anda sekalian. Buatlah yang terbaik untuk Sumut ini. Saya hanya berpesan, jangan lakukan yang dilarang Tuhan," ujarnya.
Edy yang hadir bersama Istri, Nawal Lubis berkesempatan menyanyikan lagu I Can't Loving You. "Karena ini lomba karaoke, pasti saya nanti disuruh nanyi. Sebelum disuruh, saya nyayi duluanlah. I Can't Stop Loving You, buat saudara-saudaraku sekalian, " ujarnya.
Sebelumnya, Relawan Hati Emas yang diketuai Goh Kiat Tie mengajak masyarakat Sumut yang berasal dari etnis Tionghoa tidak ragu memilih pasangan nomor urut 1,Edy Rahmayad-Musa Rajekshah (ERAMAS) sebagai pemimpin Sumut periode 2018-2023. Beberapa alasan kenapa masyarakat memilih Eramas karena lebel putra daerah yang melekat di diri keduanya.
Menurut Goh Kiat Tie, akan sulit memperbaiki Sumut ini jika tidak dilakukan oleh putra daerah sendiri. "Pak Edy jelas tegas, berani dan bermartabat. Masak orang lain yang kita percayakan memperbaiki persoalan di dalam rumah kita," ujarnya.
Bahkan pengurus Hati Emas lainnya, Sukiwi Tjong, mengatakan, nasionalisme sosok Edy Rahmayadi tidak perlu diragukan untuk menjaga keutuhan NKRI. Bahkan secara tegas Sukiwi Tjong mengatakan kalau masyarakat etnis Tionghoa, terkhusus dirinya punya hutang budi kepada Edy Rahmayadi.
"Saat ini ada anak dari etnis Tionghoa yang sudah sekolah di Akademi Militer (Akmil). Ini adalah sejarah dan merupakan kebanggaan tidak hanya bagi orangtuanya tapi kita etnis Tionghoa. Ini berkat ketegasan Pak Edy saat menjabat Pangdam I/BB. Beliau tegas, kalau memang anak dari etnis Tionghoa punya kemampuan untuk masuk Akmil jangan dihambat hanya karena alasan berasal dari etnis Tionghoa," ujar Sukiwi.
Sukiwi Tjong pun mempersilahkan orangtua pelajar Akmil tersebut naik ke pentas. Turut hadir dalam kesempatan tersebut pengurus Relawan Hati Emas ,di antaranya Sartjipto King, Henky Chandra, Rudi Arif dan Ayin.
Alasan lainnya kenapa warga Tionghoa tidak ragu memilih Edy Rahmayadi papar Sukiwi Tjong, karena sebagai masyarakat yang sebagian besar bermata pencarian wiraswasta. Hal yang paling utama adalah persoalan jaminan kenyamanan dan keamanan dalam berusaha.
Pengalaman sebagai prajurit, yakni menjabat Pangdam I/BB hingga meraih pangkat letnan jenderal sebagai Pangkostrad, menurut Sukiwi Tjon,g merupakan pembuktian kalau Edy Rahmayadi cukup teruji menjaga keutuhan NKRI.
"Pak Edy sudah jelas Merah Putih. Kita sangat yakin masyarakat akan aman dan nyaman berusaha. Untuk itu mari kita sampaikan kepada keluarga kita, saudara kita, tetanga kita untuk ke TPS coblos satu aja. Jangan dua karena coblos dua batal,"ujarnya.
http://www.medanbisnisdaily.com/news...edy_rahmayadi/
katanya gan
Di hadapan ratusan warga yang didominasi etnis Tionghoa, Edy kembali menegaskan bahwa warga Tionghoa di Sumut merupakan salah satu kekuatan yang tak terpisahkan dan saling melengkapi etnis-etnis lainnya guna mendorong percepatan pembangunan dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya, kata Edy, terlalu naif jika warga Tionghoa merasa terkotak-kotak sehingga memunculkan persepsi negatif sebagian masyarakat kalau etnis Tionghoa diragukan kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebaliknya, etnis di luar Tionghoa juga merasa kalau mereka juga tidak bisa menyatu denganwarga Tionghoa.
"Hal-hal seperti ini yang membuat kita sulit maju. Seharusnya kita tidak lagi memandang itu. Semua potensi harusnya digerakan dan menyatu sehingga kesenjangan di tengah-tengah masyarakat tidak perlu lagi terjadi. Saya minta lakukanlah yang terbaik untuk Sumut dan juga NKRI yang kita cintai ini," ujar Edy.
Edy pun mengumpamakan kalau Provinsi Sumut sebagai jarum dalam tenun kebangsaan yang benar-benar arus terjaga kedamaiannya. Oleh karenanya peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu alasan yang harus segera dituntaskan untuk mengantisipasi potensi perpecahan.
"Kalau sudah sejahtera, menyuruh orang untuk aman sangat gampang. Dan kalau tempat ini tak aman, maka yang salah itu adalah pimpinannya. Saya sangat prihatin kalau keahlian saudara-saudara khususnya etnis Tionghoa tidak diberdayakan. Saya berpesan jangan pernah ragu kalau Sumut ini juga rumah Anda sekalian. Buatlah yang terbaik untuk Sumut ini. Saya hanya berpesan, jangan lakukan yang dilarang Tuhan," ujarnya.
Edy yang hadir bersama Istri, Nawal Lubis berkesempatan menyanyikan lagu I Can't Loving You. "Karena ini lomba karaoke, pasti saya nanti disuruh nanyi. Sebelum disuruh, saya nyayi duluanlah. I Can't Stop Loving You, buat saudara-saudaraku sekalian, " ujarnya.
Sebelumnya, Relawan Hati Emas yang diketuai Goh Kiat Tie mengajak masyarakat Sumut yang berasal dari etnis Tionghoa tidak ragu memilih pasangan nomor urut 1,Edy Rahmayad-Musa Rajekshah (ERAMAS) sebagai pemimpin Sumut periode 2018-2023. Beberapa alasan kenapa masyarakat memilih Eramas karena lebel putra daerah yang melekat di diri keduanya.
Menurut Goh Kiat Tie, akan sulit memperbaiki Sumut ini jika tidak dilakukan oleh putra daerah sendiri. "Pak Edy jelas tegas, berani dan bermartabat. Masak orang lain yang kita percayakan memperbaiki persoalan di dalam rumah kita," ujarnya.
Bahkan pengurus Hati Emas lainnya, Sukiwi Tjong, mengatakan, nasionalisme sosok Edy Rahmayadi tidak perlu diragukan untuk menjaga keutuhan NKRI. Bahkan secara tegas Sukiwi Tjong mengatakan kalau masyarakat etnis Tionghoa, terkhusus dirinya punya hutang budi kepada Edy Rahmayadi.
"Saat ini ada anak dari etnis Tionghoa yang sudah sekolah di Akademi Militer (Akmil). Ini adalah sejarah dan merupakan kebanggaan tidak hanya bagi orangtuanya tapi kita etnis Tionghoa. Ini berkat ketegasan Pak Edy saat menjabat Pangdam I/BB. Beliau tegas, kalau memang anak dari etnis Tionghoa punya kemampuan untuk masuk Akmil jangan dihambat hanya karena alasan berasal dari etnis Tionghoa," ujar Sukiwi.
Sukiwi Tjong pun mempersilahkan orangtua pelajar Akmil tersebut naik ke pentas. Turut hadir dalam kesempatan tersebut pengurus Relawan Hati Emas ,di antaranya Sartjipto King, Henky Chandra, Rudi Arif dan Ayin.
Alasan lainnya kenapa warga Tionghoa tidak ragu memilih Edy Rahmayadi papar Sukiwi Tjong, karena sebagai masyarakat yang sebagian besar bermata pencarian wiraswasta. Hal yang paling utama adalah persoalan jaminan kenyamanan dan keamanan dalam berusaha.
Pengalaman sebagai prajurit, yakni menjabat Pangdam I/BB hingga meraih pangkat letnan jenderal sebagai Pangkostrad, menurut Sukiwi Tjon,g merupakan pembuktian kalau Edy Rahmayadi cukup teruji menjaga keutuhan NKRI.
"Pak Edy sudah jelas Merah Putih. Kita sangat yakin masyarakat akan aman dan nyaman berusaha. Untuk itu mari kita sampaikan kepada keluarga kita, saudara kita, tetanga kita untuk ke TPS coblos satu aja. Jangan dua karena coblos dua batal,"ujarnya.
http://www.medanbisnisdaily.com/news...edy_rahmayadi/
katanya gan
0
1.4K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan