- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Agama Marapu di Sumba Barat


TS
dewaagni
Agama Marapu di Sumba Barat
Agama Marapu di Sumba Barat
Nasaruddin Umar

(Foto: ajf.ringan)
A
A
A
AGAMA Marapu salah satu kepercayaan yang dianggap sebagai salah satu agama di Indonesia, khususnya di kawasan Sumba Barat, Propinsi NTT. Menurut kepercayaan orang-orang Sumba, agama Marapu merupakan warisan kepercayaan nenek moyang mereka yang dipertahankan secara turun temurun.
Agama ini dianggap bukan agama misi yang harus disebar luaskan kepada masyarakat umum secara luas. Agama Marapu merupakan agama dan kepercayaan rumpung masyarakat di kawasan Sumba, khususnya Sumba Barat, NTT.
Inti ajaran agama Marapu agak mirip dengan berbagai aliran kepercayaan lain di Indonesia, yang menganggap manusia bagian dari alam raya. Karena itu, manusia harus menyejajarkan diri dan respek dengan alam semesta. Selama manusia dengan alam raya terjalin hubungan keakraban dan persahabaatan maka musibah dan malapetaka tidak akan terjadi.
Mereka juga meyakini akan kekuatan gaib yang ikut menentukan jalan kehidupan manusia dan alam raya. Kekuatan gaib itu sesungguhnya tidak lain adalah roh para leluhur. Mereka percaya bahwa roh para leluhur selalu mengikuti dan memantau perkembangan anak manusia.
Mereka akan murka dan tidak segan-segan menghukum jika anak manusia melakukan pelanggaran tata krama yang sudah menjadi adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun. Adat istiadat itu disebut nuka-nuka. Jika manusia ingin selamat maka hubungan segi tiga antara manusia, alam, dan kekuatan gaib harus serasi. Tata krama untuk menyelaraskan ketiga unsur ini diatur di dalam nuka-nuka.
Jika terjadi ketidak serasian antara alam dan manusia serta kekuatan roh, maka tetua adat yang juga berfungsi sebagai tokoh agama/kepercayaan Marapu yang memiliki kapasitas untuk menjadi penghubung dengan kekuatan gaib atau roh leluhur. Cara berkomunikasi dengan kekuatan gaib melalui ritual dan upacara keagamaan tertentu dengan menyuguhkan persembahan.
Ritual suci keagaamaan dilakukan secara berkala dan rutin yang didasarkan pada kalender adat Tanda Wulangu. Siklus kehidupan manusia, seperti kehamilan, kelahiran, menginjak dewasa, perkimpoian, selalu harus diupacarakan agar senantiasa terpelihara dari berbagai gangguan, baik gangguan fisik maupun batin.
Pengikut agama Marapu mungkin memang tidak sebanyak enam agama yang resmi diakui pemerintah, tetapi defacto menunjukkan ada komunitas agama Marapu di Sumba. Penelitian Puslitbang Kehidupan Keagamaan di 2013 menemukan angka kongkrit penganut agama ini. Peneliti Kementerian Agama mengungkapkan bahwa Kelurahan Tarung melalui wawancaranya dengan lurah setempat, yaitu Amaniga Yamangue, populasi warganya berjumlah 3.345 orang, hanya 48 orang yang tidak beragama non Marapu.
Camat Loli yang berbatasan dengan kota Waikabubak yang merupakan kecamatan Kampung Tarung, menyatakan bahwa warganya yang beragama Marapu sebanyak 21.282 jiwa, Kristen 4.392 jiwa, Katolik 1.282 jiwa, dan Islam 829 jiwa. Dengan demikian agama Marapu di wilayah ini merupakan agama mayoritas.
Umumnya mereka menyebutkan dalam KTP sebagai orang yang beragama Kristen tetapi kenyataannya tetap beragama Marabu. Ini diungkapkan oleh para zending bahwa meskipun sudah dibaptis tetap lebih menguatkan agama lokalnya ketimbang agama Kristen.
Hasil penelitian Peneliti Kemenag sebagaimana dikutip di dalam "Laporan Penelitian Dinamika Agama Lokal di Indonesia" oleh Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan, mengungkapkan bahwa sekitar 85 % masyarakat Sumba Barat ber-KTP Kristen atau Katolik, tetapi seluruh perjalanan hidupnya masih dituntun oleh agama Marapu.
https://m.inilah.com/news/detail/219...di-sumba-barat
Nasaruddin Umar

(Foto: ajf.ringan)
A
A
A
AGAMA Marapu salah satu kepercayaan yang dianggap sebagai salah satu agama di Indonesia, khususnya di kawasan Sumba Barat, Propinsi NTT. Menurut kepercayaan orang-orang Sumba, agama Marapu merupakan warisan kepercayaan nenek moyang mereka yang dipertahankan secara turun temurun.
Agama ini dianggap bukan agama misi yang harus disebar luaskan kepada masyarakat umum secara luas. Agama Marapu merupakan agama dan kepercayaan rumpung masyarakat di kawasan Sumba, khususnya Sumba Barat, NTT.
Inti ajaran agama Marapu agak mirip dengan berbagai aliran kepercayaan lain di Indonesia, yang menganggap manusia bagian dari alam raya. Karena itu, manusia harus menyejajarkan diri dan respek dengan alam semesta. Selama manusia dengan alam raya terjalin hubungan keakraban dan persahabaatan maka musibah dan malapetaka tidak akan terjadi.
Mereka juga meyakini akan kekuatan gaib yang ikut menentukan jalan kehidupan manusia dan alam raya. Kekuatan gaib itu sesungguhnya tidak lain adalah roh para leluhur. Mereka percaya bahwa roh para leluhur selalu mengikuti dan memantau perkembangan anak manusia.
Mereka akan murka dan tidak segan-segan menghukum jika anak manusia melakukan pelanggaran tata krama yang sudah menjadi adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun. Adat istiadat itu disebut nuka-nuka. Jika manusia ingin selamat maka hubungan segi tiga antara manusia, alam, dan kekuatan gaib harus serasi. Tata krama untuk menyelaraskan ketiga unsur ini diatur di dalam nuka-nuka.
Jika terjadi ketidak serasian antara alam dan manusia serta kekuatan roh, maka tetua adat yang juga berfungsi sebagai tokoh agama/kepercayaan Marapu yang memiliki kapasitas untuk menjadi penghubung dengan kekuatan gaib atau roh leluhur. Cara berkomunikasi dengan kekuatan gaib melalui ritual dan upacara keagamaan tertentu dengan menyuguhkan persembahan.
Ritual suci keagaamaan dilakukan secara berkala dan rutin yang didasarkan pada kalender adat Tanda Wulangu. Siklus kehidupan manusia, seperti kehamilan, kelahiran, menginjak dewasa, perkimpoian, selalu harus diupacarakan agar senantiasa terpelihara dari berbagai gangguan, baik gangguan fisik maupun batin.
Pengikut agama Marapu mungkin memang tidak sebanyak enam agama yang resmi diakui pemerintah, tetapi defacto menunjukkan ada komunitas agama Marapu di Sumba. Penelitian Puslitbang Kehidupan Keagamaan di 2013 menemukan angka kongkrit penganut agama ini. Peneliti Kementerian Agama mengungkapkan bahwa Kelurahan Tarung melalui wawancaranya dengan lurah setempat, yaitu Amaniga Yamangue, populasi warganya berjumlah 3.345 orang, hanya 48 orang yang tidak beragama non Marapu.
Camat Loli yang berbatasan dengan kota Waikabubak yang merupakan kecamatan Kampung Tarung, menyatakan bahwa warganya yang beragama Marapu sebanyak 21.282 jiwa, Kristen 4.392 jiwa, Katolik 1.282 jiwa, dan Islam 829 jiwa. Dengan demikian agama Marapu di wilayah ini merupakan agama mayoritas.
Umumnya mereka menyebutkan dalam KTP sebagai orang yang beragama Kristen tetapi kenyataannya tetap beragama Marabu. Ini diungkapkan oleh para zending bahwa meskipun sudah dibaptis tetap lebih menguatkan agama lokalnya ketimbang agama Kristen.
Hasil penelitian Peneliti Kemenag sebagaimana dikutip di dalam "Laporan Penelitian Dinamika Agama Lokal di Indonesia" oleh Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan, mengungkapkan bahwa sekitar 85 % masyarakat Sumba Barat ber-KTP Kristen atau Katolik, tetapi seluruh perjalanan hidupnya masih dituntun oleh agama Marapu.
https://m.inilah.com/news/detail/219...di-sumba-barat
0
1.5K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan