Perhitungan sebanyak 43.200 kali di rudapaksa tentu membuat kita yang baca menggelengkan kepala. Tak sanggup kita bayangkan seperti apakah pilu, pedih dan derita yang di alaminya. Perhitungan itu berdasarkan keterangan berita, yang mengisahkan bahwa Karla jacinto ; selama 4 tahun terjebak dalam kelamnya dunia. Selama itu, setiap harinya lebih dari 30 lelaki biadab nan durjana, mesti di layaninya. Sungguh kumpulan manusia yang sudah hilang akal, Budi pekerti dan perasaan.



Karla Jacinto, saat pertama kali terjerumus dalam dunia hitam itu, konon baru berusia 12 tahun. Penyebabnya saat dia ditipu dan menjadi pekerja prostitusi cilik Meksiko. Usia muda belia, Karla jacinto harus merelakan masa kecilnya. Direnggut buramnya dunia.



Saat Karla jacinto berusia 12 tahun, iya dikunci di kamar seharian oleh ibunya karena telat pulang. Kejadian inilah yang membuat ia membenci ibunya dan terjerat rayuan setan, melalui seorang pria yang usianya terpaut 10 tahun lebih tua. Janji kehidupan yang indah laksana surga, membuatnya terjerat oleh penderitaan panjang yang menyedihkan. Ini yang harus di petik hikmahnya. Orang tua, menghukum kita karena rasa sayangnya. Sementara setan yang berkeliaran yang menjanjikan surga kepada kita mereka menyiapkan beribu penderitaan.



Singkat cerita, setelah beberapa waktu tinggal bersama pria itu, Karla jacinto dibawa dan di jual ke rumah prostitusi untuk mulai bekerja bersama para korban lainnya. Sejak saat itu sejak pagi hingga tengah malam Karla jacinto mulai melakukan pekerjaannya yang terpaksa di lakoninya.


Setiap harinya, puluhan pria berganti ganti merudapaksa dirinya. Beberapa pelanggan di ceritakan tertawa riang gembira, ketika dirinya menangis merasakan sakit dan pilu lahir dan bathin. Hari demi hari, pria demi pria di layaninya seringkali mengharuskannya menutup mata dan berpura pura seakan tak terjadi apapun agar dapat tetap hidup.


Derita kekejaman dari kekerasan fisik pun seringkali di dapatkan. Karla pernah di pukuli dengan rantai, di tinju, di jambak, di tendang dan banyak sekali kekerasan yang sulit untuk diceritakan. Semua itu pastinya sungguh sangatlah menyedihkan dan mengiris hati pembaca. Membacanya aja kita sudah pilu dan terasa sakit, apalagi jika mengalaminya. Semoga terjaukan kejadian sedemikian dari kehidupan kita dan orang terdekat yang kita sayangi.


Dalam berita pada sumber terlampir di beritakan bahwa; pernah tempat nya bekerja di gerebek polisi. Karla jacinto saat itu berpikir bahwa penderitaannya berakhir. Namun nyatanya tak sedemikian. Oknum polisi di sana, pada kejadian tersebut justru mengambil gambar mereka dalam posisi cabul. Gambar gambar inilah yang di jadikan senjata untuk mengancam Karla dan temannya yang senasib agar menuruti kemauan oknum itu.


Di usia 15 tahun Karla jacinto hamil dan melahirkan bayi perempuan. Bayi ini kemudian di ambil muncikari sebagai senjata baru agar Karla jacinto tetap bekerja. Jika tidak mau menuruti maka bayi itu akan dibunuh. Jadi, penderitaan pun berlanjut menyedihkan.


Tahun 2006 pihak kepolisian Meksiko melakukan operasi anti perdagangan manusia. Di usianya yang menginjak 16 tahun iapun berhasil tertolong oleh pihak kepolisian, setelah melalui kegetiran kehidupannya selama empat tahun di dunia prostitusi anak dibawah umur. Mulai saat itu derita yang di alaminya di ceritakan ke berbagai media. Cerita memilukan seputar dunia prostitusi anak inilah yang menjadi bibit undang undang yang mengatur pertukaran informasi lintas negara tentang data perdagangan dan prostitusi anak.

Berdasarkan aturan tersebut maka para pelaku kejahatan terhadap anak dibawah umur dapat di tangkap di negara manapun dia berada. Sedih dan memilukan kisahnya inilah yang membuat pihak kepolisian lintas negara tidak mentolerir sedikitpun berkaitan dengan kasus kejahatan terhadap anak dibawah umur. Walaupun tentunya di setiap negara ataupun wilayah berbeda masih saja ada oknum yang buta mata dan hatinya. Semoga yang buta hatinya bisa terketuk dan bisa berpikir bersih. Bagaimana bila kisah sedih nan pilu Karla jacinto, terjadi pada kita. Tentu tak sanggup kita membayangkannya.