Memiliki hubungan yang krisis kepercayaan hanya akan menjadi boomerang bagi kebahagiaan kita dan pasangan.

Sejatinya hubungan itu dimulai karena kita menanam benih harapan baik bagi kita dan pasangan. Kita tentu tidak pernah merencanakan kegagalan ketika memulai sesuatu. Apalagi hal prinsip seperti hubungan lawan jenis baik pacaran maupun menikah.

Kunci sebenarnya dari sebuah hubungan ialah kepercayaan dan komunikasi. Coba saja iseng bertanya dengan pasangan-pasangan yang sudah menghabiskan masa tua dengan suami atau istri mereka. Apa yang akan mereka katakan jika kita menanyakan tips langgeng berumah tangga?

Ya. Kebanyakan dari mereka akan menceritakan sedikit nostalgia sejak awal sampai akhir. Itu bukti bahwa mereka mengenal pasangannya dengan sangat baik. Mereka telah melalui banyak hal bersama. Mereka tau kelebihan pasangannya. Mereka juga sangat tau kekurangan pasangannya.

Lalu apa kunci utamanya? Hanya satu, kepercayaan. Dan untuk mencapai tahap itu kita harus mampu berkomunikasi dengan baik dan tepat. Agar komitmen dalam hubungan kita dapat terjaga.

Tidak jarang kita kesulitan berkomunikasi dengan pasangan kita. Saat suatu kondisi terjadi di luar apa yang kita harapkan. Kita cenderung bergumam mengenai apa yang kita pikirkan sendiri tentang pasangan kita. Lalu kemudian mulai mensugesti diri bahwa pasangan kita sedang melakukan kesalahan. "Mungkinkah dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" "Apakah dia memiliki pria/wanita idaman lain, selain aku?" "Benarkah aku bukan satu-satunya pasangan hidupnya?" "Bagaimana jika dia jatuh cinta lagi saat bekerja dengan teman wanita/pria di kantor?" dan lain-lain.

Sesuatu yang sangat fatal akan terjadi apabila sempat terpikir hal seperti yang disebutkan sebelumnya. Alam bawah sadar kita akan mempercayai sugesti dan asumsi yang kita ciptakan sendiri.

Sehingga langkah selanjutnya yang akan terjadi ialah eksperimen "uji kesetiaan".

Ketahuilah, baik bagi pria atau wanita, ketika kesetiaan diuji, itu justru akan membuat kita merasa tidak dihargai oleh pasangan kita.



Pertengakaran pasti akan terjadi. Apalagi jika pasangan kita tau bahwa kita sedang mengujinya. Untung kalau memang pasangan kita tidak melakukan kesalahan. Tapi bisa dipastikan bahwa hal tersebut menjadi catatan penting baginya mengenai kita. Dan sekali pun pasangan kita tidak salah, ia mulai akan berhati-hati saat bersama kita.

Ini menjadi awal yang buruk dan rusaknya kepercayaan pasangan terhadap kita.

Bagaimana jika ketidakpercayaan kita benar adalah sebuah firasat bahwa pasangan kita sedang mengkhianati kita. Apa yang akan kamu lakukan setelah mengetahui kebenarannya? Berpisah? Mungkin. Tapi baikkah itu bagi hubungan kalian? Tentu tidak.



Maka seberat apa pun yang ada dalam pikiran mengenai pasangan kita. Katakan saja. Ciptakanlah suasana yang bisa membuat kamu dan dia mengutarakan isi hati dan pikiran yang selama ini tersimpan.

Tidak peduli jika itu harus membuatmu marah atau menangis. Yang penting, utarakanlah dengan jujur.



Bangun komunikasi dengan kejujuran dalam hubungan kita. Yakinlah, kepercayaan akan tumbuh dengan sendirinya.

Tidak perlu menguji pasangan ketika kita meragukan kesetiaannya. Lakukanlah yang terbaik, pasanganmu pun akan melakukan yang terbaik. Jika terdapat sesuatu yang dirasa salah, maka bicaralah dengan baik.

Lebih baik membangun keintiman, keromantisan dan keharmonisan. Daripada membangun tembok pemisah dengan membatasi komunikasi dan mulai tidak mempercayai pasanganmu.



Ciptakanlah hal-hal baik yang berkesan. Bukan berarti tidak ada airmata dan amarah. Tapi hadapailah bersama. Menualah bersama dan bahagia.