Selamat pagi, untuk semua yang membaca thread ini. Salam sejahtera untuk semua kaskuser yang cantik saja, yang ganteng bisa berdoa sendiri. Baru-baru ini banyak media yang memberitakan kematian seorang bocah berusia sepuluh tahun meninggal yang (katanya) disebabkan di injak-injak massa yang tengah mengantre sembako. Menurut kalian gimana sih? Apa yang salah? Dan apa yang benar dari pemberitaan tersebut?
Cekidot aja yuk

Menanggapi insiden meninggalnya bocah berusia sepuluh tahun itu, kira-kira menurut agan dan sista siapa sih yang salah? Ane sendiri sempat bingung, dalam rangka apa sang ibu membawa anaknya untuk ikut antre di pembagian sembako, yang mana semua orang tau kalo acara-acara seperti itu padat dengan lautan manusia. Berdesak-desakkan, dorong-mendorong, yang bahkan orang dewasa aja bisa meninggal karena buasnya manusia yang pengen sembako seharga lima puluh ribu sampai seratus ribuan rupiah saja, dan tentu saja pasti ada satu-dua orang yang apes harus membayar nyawa untuk sembako limapuluh-seratus ribuan itu. Dan yang kita sering denger juga nih, di tiap ada acara bagi-bagi sembako gratis, tidak menutup kemungkinan juga akan menelan korban jiwa.
Dan pertanyaannya, kenapa sang ibu bawa anaknya yang masih usia kelereng untuk ikut berdesak-desakkan di lautan manusia? Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya demikian. Tapi, yang sudah biarlah sudah. Kita semua hendaknya belajar dari pengalaman, baik pengalaman pribadi atau orang lain.

Sebenarnya, gak ada yang salah dengan acara pembagian sembako gratis kok. Gak ada yang salah! Niatnya juga baik untuk berbagi dengan mereka yang ekonominya rendah. Toh bersedekah itu menyetarakan selisih jurang mereka yang kaya dan yang cukup (bukan miskin). Hanya saja, masyarakat kita kurang mengerti Etika dalam Mengantre. Ya, kita semua ga punya itu! Kita nyerobot lampu merah, kita nyerobot antrean orang buat beli tiket nonton inpiniti wor, kita nyerobot main dorong di setiap aktivitas kita. Kita semua! Termasuk ane. Betul gak nih?

Betapa kurang beruntungnya, mereka yang menghembuskan nyawanya karena terinjak-injak oleh kerumunan orang yang antre (baca: rebutan) sembako gratis. Apakah karena rasa “takut gak kebagian”ini yang memaksa untuk mereka saling rebut-merebut dorong-mendorong? Kita ini manusia, bukan ikan di empang. Kita bukan hewan berinsang, antre ya antre.

Belum lagi, di kerumunan orang yang saling mendorong itu berpotensi sekali untuk membuat seseorang mengalami “Heatstroke”, yang mana gejalanya dimulai dari mual, kejang, kebingungan, disorientasi, dan kadang-kadang kehilangan kesadaran. Heatstoke atau Sengatan panas ini dapat memicu komplikasi mematikan atau menyebabkan kerusakan pada otak dan organ internal lainnya. Ingat ya, ini mematikan, dan gejala ini yang di alami bocah sepuluh tahun yang di benarkan dengan penyataan polisi. Sampai paragraf ini, siapakah yang masih kita salahkan? Orang tuanya atau mereka yang antre sembako?
Sementara di lain waktu, insiden yang sama juga terjadi pada konser One OK Rock di Jepang, yang mana membuat puluhan penonton pingsan di tempat dikarenakan “Heat Exhaustion”, walaupun berbeda dengan Heatstroke, Heat Exhaustion dan Heatstroke sering muncul diantara mereka yang berdesak-desakan, dan tentu hal ini berbahaya bagi kesehatan manusia.

Terimakasih telah membaca thread ini hingga selesai. Thread ini saya buat sebagai opini pribadi saya tentang emosi yang muncul dari masyarakat yang masih belum belajar dari pengalaman-pengalaman buruk dalam mengantre sembako. Namun, dengan kedangkalan wawasan yang saya miliki, dan setiap kesalahan saya dalam penuturan kata yang tidak berkenan di atas. Selaku TS saya ingin mengucapkan