- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Berutang US$ 1M (Rp 13,5T) dalam 3 Bulan


TS
q4bill
Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Berutang US$ 1M (Rp 13,5T) dalam 3 Bulan
Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Berutang Rp 13,5 T dalam 3 Bulan
Rabu, 02 Mei 2018 13:55 WIB

Foto: Achmad Dwi Afriyadi
Jakarta - Pencairan utang untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan secara bertahap. Dalam 3 bulan mendatang, utang yang dicairkan akan mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,5 triliun (asumsi kurs US$ 1= Rp 13.500).
Demikian disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat meninjau proyek kereta cepat, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Pada dasarnya ini akan terus kita tarik ya. Memang targetnya 2-3 bulan ini kita akan menarik US$ 1 miliar. Tapi bertahap supaya kita jangan belum apa-apa sudah bayar bunga," ujar dia.
Rini menjelaskan, untuk kereta cepat sendiri sudah mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan nilai US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,8 triliun. Dia mengatakan, utang tersebut digunakan untuk membayar kontraktor.
Baca juga: Kapan Kereta Cepat JKT-BDG Beroperasi? Rini: Maret 2021
"Sudah, pinjaman sudah mulai keluar. Tapi kita memang hati-hati betul kalau pinjaman, kita nggak mau narik kalau nggak butuh. Jadi yang kemarin kita pertama tarik US$ 170 juta. Untuk membayar kontraktor, uang muka kontraktor dari China maupun kontraktor Indonesia," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang 142,3 km. Kereta cepat ini memiliki 4 stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung.
Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di mana kepemilikan sahamnya ialah 60% PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% Beijing Yawan HSR Co.Ltd.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4000851/proyek-kereta-cepat-jkt-bdg-berutang-rp-135-t-dalam-3-bulan
Utang Rp 2,2 T Kereta Cepat JKT-BDG Cair, What's Next?
Rabu, 02 Mei 2018 07:43 WIB

Lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Jakarta - China Development Bank (CDB) mencairkan kredit tahap pertama sebesar US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (HSRCC) Jumat lalu. Apa tahapan selanjutnya?
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebagai salah satu anggota Konsorsium Kontraktor Pembangunan HSRCC akan melakukan percepatan pelaksanaan konstruksi.
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/5/2018), Direktur Utama WIKA Tumiyana menyatakan pencairan dana ini menunjukan komitmen CDB dalam membiayai proyek yang masuk dalam PSN tersebut

Menurut Tumiyana, emiten berkode WIKA itu bertugas mengerjakan struktur, arsitektur, lanskap serta mekanikal dan elektrikal.
Baca juga: Begini Kondisi Terbaru Proyek yang Sempat Disebut 'Kecebong'
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun yaitu: Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung sepanjang 142,3 km.
Selain bertindak sebagai kontraktor, WIKA turut berperan sebagai pemegang saham pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 38%, sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebesar 12%.
PSBI bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd masing-masing memiliki 60% dan 40% saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4000173/utang-rp-22-t-kereta-cepat-jkt-bdg-cair-whats-next
Pemerintah Kirim Tim ke China Pastikan Pinjaman Kereta Cepat Cair
Sabtu, 14 Apr 2018 15:10 WIB

Foto: Ari Saputra
Bogor - Pemerintah sedang menanti pencairan pinjaman proyek kereta cepat Jakarta (JKT)-Bandung (BDG). Lantas, untuk memastikan pencairan pinjaman itu, Kementerian BUMN mengirim tim Beijing, China.
Namun, menurut Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro, belum bisa dipastikan berapa besar dana yang bakal dicairkan.
"Mesti cek lagi karena ada tim yang berangkat ke Beijing untuk make sure (pencairan tahap) pertama berapa. Sebenarnya sudah ada kebutuhannya tapi pada akhirnya berapa yang akan dicairkan sesuai update terakhir itu aku harus update dari mereka (tim yang ke Beijing) kira-kira satu minggu lagi," ujar Wianda di Sentul, Bogor, Sabtu (14/4/2018).
Baca juga: 90 Warga Tergusur Kereta Cepat JKT-BDG, Dapat Ganti Rugi Rp 127 M
Sebagai informasi, pinjaman kereta cepat Jakarta-Bandung masih belum cair dari China Development Bank (CDB). Walau pinjaman belum cair, namun pekerjaan proyek serta pengadaan lahan ditargetkan tuntas Mei.
Rencananya, proyek yang digarap Konsorsium Indonesia-China lewat PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini akan mendapat kucuran pinjaman sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun.
Baca juga: China Beri Syarat Pencairan Pinjaman Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Menurut Wianda, kemungkinan dana pinjaman itu akan cair Mei.
"Iya (Mei cair). Pencarian kan betahap karena dana besar dan akan sesuai kebutuhan konstruksi berapa ya kita cairkan," kata Wianda
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno berkunjung ke China untuk memastikan komitmen China Railway Corporation (CRC) dalam percepatan konstruksi mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Ia pun memastikan pembebasan lahan ini akan selesai Mei 2018.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-3971449/pemerintah-kirim-tim-ke-china-pastikan-pinjaman-kereta-cepat-cair
Pinjaman Kereta Cepat Tak Kunjung Cair, WIKA: Risikonya Besar
Selasa, 24 Apr 2018 20:24 WIB

Foto: Wisma Putra
Jakarta - Keberlangsungan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga kini masih terkendala. Hal itu lantaran pinjaman dari China Development Bank (CDB) tak kunjung cair.
Meski begitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) selaku salah satu anggota konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan sinyal positif. Pencairan dana tahap awal paling lambat akan berlangsung Mei 2018.
"Kereta Cepat, rapat terakhir akan segera ada pencairan dari CDB paling lambat di bulan Mei ini. Karena sudah ada closure dari KCIC dan sponsor dari 4 BUMN, KAI, Wika, PTPN VIII. Kami harapkan di awal bulan depan atau pertengahan bulan depan. Itu akan menghilangkan keraguan semua pihak," kata Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Antonius N.S. Kosasih di Kantor WIKA, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Baca juga: RI Bakal Punya 'Shinkansen' Made in Madiun
Kosasih mengakui bahwa pencairan dana dari CDB memang lambat, namun hal itu cukup beralasan. Dia menjelaskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sangat panjang, hal itu membuat CDB bersikap sangat hati-hati.
"Kenapa lambat, Anda bayangkan, proyek kereta cepat itu konsesinya 50 tahun, utangnya itu 40 tahun, 10 tahun pertama grace period, jadi tidak bayar bunga, pokoknya saja," terangnya.
Pembayaran utang pokok baru dilakukan pada tahun ke 11 hingga tahun ke 40 yang sebagian besar dalam bentuk dolar AS. Lalu bunga yang diterima hanya 2% sehingga risiko yang didapat CDB terbilang cukup besar.
"Itu duitnya sangat murah dan risiko yang ditanggung CDB sangat besar. Kalau 40 tahun itu dibagi 5 tahun artinya 8 kali ganti Presiden. Jadi bagi mereka risikonya tinggi, karena itu mereka sangat hati-hati, benar-benar konservatif. Terjadi permintaan dokumen legal yang sangat ketat," tuturnya.
Baca juga: Ini Daftar Lengkap 14 Proyek yang Dicoret Jokowi dari PSN
Kosasih menambahkan, porsi pendanaan proyek ini juga diambil CDB sebesar 75%, lalu 10% dari anggota konsorsium dari China, sisanya dari anggota konsorsium lokal.
"Jadi 85% risikonya di China, oleh karena itu mereka sangat hati-hati," tutupnya.
Sekedar informasi, total pinjaman proyek sebesar US$ 5,9 miliar, US$ 1 miliar di antaranya merupakan komitmen pencairan pinjaman tahap pertama dari CDB.
Proyek ini sendiri dikerjakan oleh High Speed Railway Contractor Consortium, gabungan 7 kontraktor yang mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengembang proyek.
Mayoritas pembiayaan proyek akan didanai lewat pinjaman dari CDB, sementara empat BUMN Indonesia dilibatkan dalam pembebasan lahan proyek. Keempat BUMN itu tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang terdiri dari PT WIKA, PT Kereta Api Indonesia, PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga
https://finance.detik.com/infrastruk...isikonya-besar
-------------------------
Tenang, nggak perlu cemas dengan ila nilai utang cuman segitu ... toh negeri kita ini kaya-raya. Nggak percaya? Nah ini ada buktinya, yaitu kata pak Jokowi, kalo kita bisa menghasilkan 1 liter racun Kalajengking saja, sudah bisa kaya raya ... sebab harga racun itu bisa mencapai US$ 10,5 juta perliternya (Rp 145 milyar). Jadi kalo utang cuman sebesar US$ 1M saja, itumah cincai aja ... bisa ditebus dengan sekitar 100 liter racun Kalajengking aja, bukan?

Rabu, 02 Mei 2018 13:55 WIB

Foto: Achmad Dwi Afriyadi
Jakarta - Pencairan utang untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan secara bertahap. Dalam 3 bulan mendatang, utang yang dicairkan akan mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,5 triliun (asumsi kurs US$ 1= Rp 13.500).
Demikian disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat meninjau proyek kereta cepat, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Pada dasarnya ini akan terus kita tarik ya. Memang targetnya 2-3 bulan ini kita akan menarik US$ 1 miliar. Tapi bertahap supaya kita jangan belum apa-apa sudah bayar bunga," ujar dia.
Baca juga: Kapan Kereta Cepat JKT-BDG Beroperasi? Rini: Maret 2021
"Sudah, pinjaman sudah mulai keluar. Tapi kita memang hati-hati betul kalau pinjaman, kita nggak mau narik kalau nggak butuh. Jadi yang kemarin kita pertama tarik US$ 170 juta. Untuk membayar kontraktor, uang muka kontraktor dari China maupun kontraktor Indonesia," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang 142,3 km. Kereta cepat ini memiliki 4 stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung.
Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di mana kepemilikan sahamnya ialah 60% PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% Beijing Yawan HSR Co.Ltd.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4000851/proyek-kereta-cepat-jkt-bdg-berutang-rp-135-t-dalam-3-bulan
Utang Rp 2,2 T Kereta Cepat JKT-BDG Cair, What's Next?
Rabu, 02 Mei 2018 07:43 WIB

Lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Jakarta - China Development Bank (CDB) mencairkan kredit tahap pertama sebesar US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (HSRCC) Jumat lalu. Apa tahapan selanjutnya?
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebagai salah satu anggota Konsorsium Kontraktor Pembangunan HSRCC akan melakukan percepatan pelaksanaan konstruksi.
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/5/2018), Direktur Utama WIKA Tumiyana menyatakan pencairan dana ini menunjukan komitmen CDB dalam membiayai proyek yang masuk dalam PSN tersebut
Menurut Tumiyana, emiten berkode WIKA itu bertugas mengerjakan struktur, arsitektur, lanskap serta mekanikal dan elektrikal.
Baca juga: Begini Kondisi Terbaru Proyek yang Sempat Disebut 'Kecebong'
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun yaitu: Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung sepanjang 142,3 km.
Selain bertindak sebagai kontraktor, WIKA turut berperan sebagai pemegang saham pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 38%, sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebesar 12%.
PSBI bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd masing-masing memiliki 60% dan 40% saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4000173/utang-rp-22-t-kereta-cepat-jkt-bdg-cair-whats-next
Pemerintah Kirim Tim ke China Pastikan Pinjaman Kereta Cepat Cair
Sabtu, 14 Apr 2018 15:10 WIB

Foto: Ari Saputra
Bogor - Pemerintah sedang menanti pencairan pinjaman proyek kereta cepat Jakarta (JKT)-Bandung (BDG). Lantas, untuk memastikan pencairan pinjaman itu, Kementerian BUMN mengirim tim Beijing, China.
Namun, menurut Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro, belum bisa dipastikan berapa besar dana yang bakal dicairkan.
"Mesti cek lagi karena ada tim yang berangkat ke Beijing untuk make sure (pencairan tahap) pertama berapa. Sebenarnya sudah ada kebutuhannya tapi pada akhirnya berapa yang akan dicairkan sesuai update terakhir itu aku harus update dari mereka (tim yang ke Beijing) kira-kira satu minggu lagi," ujar Wianda di Sentul, Bogor, Sabtu (14/4/2018).
Sebagai informasi, pinjaman kereta cepat Jakarta-Bandung masih belum cair dari China Development Bank (CDB). Walau pinjaman belum cair, namun pekerjaan proyek serta pengadaan lahan ditargetkan tuntas Mei.
Rencananya, proyek yang digarap Konsorsium Indonesia-China lewat PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini akan mendapat kucuran pinjaman sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun.
Baca juga: China Beri Syarat Pencairan Pinjaman Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Menurut Wianda, kemungkinan dana pinjaman itu akan cair Mei.
"Iya (Mei cair). Pencarian kan betahap karena dana besar dan akan sesuai kebutuhan konstruksi berapa ya kita cairkan," kata Wianda
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno berkunjung ke China untuk memastikan komitmen China Railway Corporation (CRC) dalam percepatan konstruksi mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Ia pun memastikan pembebasan lahan ini akan selesai Mei 2018.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-3971449/pemerintah-kirim-tim-ke-china-pastikan-pinjaman-kereta-cepat-cair
Pinjaman Kereta Cepat Tak Kunjung Cair, WIKA: Risikonya Besar
Selasa, 24 Apr 2018 20:24 WIB

Foto: Wisma Putra
Jakarta - Keberlangsungan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga kini masih terkendala. Hal itu lantaran pinjaman dari China Development Bank (CDB) tak kunjung cair.
Meski begitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) selaku salah satu anggota konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan sinyal positif. Pencairan dana tahap awal paling lambat akan berlangsung Mei 2018.
"Kereta Cepat, rapat terakhir akan segera ada pencairan dari CDB paling lambat di bulan Mei ini. Karena sudah ada closure dari KCIC dan sponsor dari 4 BUMN, KAI, Wika, PTPN VIII. Kami harapkan di awal bulan depan atau pertengahan bulan depan. Itu akan menghilangkan keraguan semua pihak," kata Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Antonius N.S. Kosasih di Kantor WIKA, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Kosasih mengakui bahwa pencairan dana dari CDB memang lambat, namun hal itu cukup beralasan. Dia menjelaskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sangat panjang, hal itu membuat CDB bersikap sangat hati-hati.
"Kenapa lambat, Anda bayangkan, proyek kereta cepat itu konsesinya 50 tahun, utangnya itu 40 tahun, 10 tahun pertama grace period, jadi tidak bayar bunga, pokoknya saja," terangnya.
Pembayaran utang pokok baru dilakukan pada tahun ke 11 hingga tahun ke 40 yang sebagian besar dalam bentuk dolar AS. Lalu bunga yang diterima hanya 2% sehingga risiko yang didapat CDB terbilang cukup besar.
"Itu duitnya sangat murah dan risiko yang ditanggung CDB sangat besar. Kalau 40 tahun itu dibagi 5 tahun artinya 8 kali ganti Presiden. Jadi bagi mereka risikonya tinggi, karena itu mereka sangat hati-hati, benar-benar konservatif. Terjadi permintaan dokumen legal yang sangat ketat," tuturnya.
Baca juga: Ini Daftar Lengkap 14 Proyek yang Dicoret Jokowi dari PSN
Kosasih menambahkan, porsi pendanaan proyek ini juga diambil CDB sebesar 75%, lalu 10% dari anggota konsorsium dari China, sisanya dari anggota konsorsium lokal.
"Jadi 85% risikonya di China, oleh karena itu mereka sangat hati-hati," tutupnya.
Sekedar informasi, total pinjaman proyek sebesar US$ 5,9 miliar, US$ 1 miliar di antaranya merupakan komitmen pencairan pinjaman tahap pertama dari CDB.
Proyek ini sendiri dikerjakan oleh High Speed Railway Contractor Consortium, gabungan 7 kontraktor yang mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengembang proyek.
Mayoritas pembiayaan proyek akan didanai lewat pinjaman dari CDB, sementara empat BUMN Indonesia dilibatkan dalam pembebasan lahan proyek. Keempat BUMN itu tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang terdiri dari PT WIKA, PT Kereta Api Indonesia, PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga
https://finance.detik.com/infrastruk...isikonya-besar
-------------------------
Tenang, nggak perlu cemas dengan ila nilai utang cuman segitu ... toh negeri kita ini kaya-raya. Nggak percaya? Nah ini ada buktinya, yaitu kata pak Jokowi, kalo kita bisa menghasilkan 1 liter racun Kalajengking saja, sudah bisa kaya raya ... sebab harga racun itu bisa mencapai US$ 10,5 juta perliternya (Rp 145 milyar). Jadi kalo utang cuman sebesar US$ 1M saja, itumah cincai aja ... bisa ditebus dengan sekitar 100 liter racun Kalajengking aja, bukan?

0
1.6K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan