- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Prabowo: Hati Elite Sudah Beku, Tidak Cinta Indonesia
TS
annisaputrie
Prabowo: Hati Elite Sudah Beku, Tidak Cinta Indonesia
Prabowo:
Hati Elite Sudah Beku, Tidak Cinta Indonesia
SELASA, 01 MEI 2018 , 18:43:00 WIB
RMOL. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kecewa dengan keadaan bangsa Indonesia yang demikian kaya tapi tidak membuat rakyatnya sejahtera.
Prabowo mengatakan kondisi itu akibat ulah para elit bangsa yang tak peduli dengan makin memburuknya ekonomi bangsa. Rakyat hidup dalam ketidakadilan. Diperparah dengan rakyat yang menurutnya semakin tak akur satu sama lain.
"Saya melihat elit-elit Indonesia entah bodoh atau mereka hatinya sudah beku atau memang mereka memang tidak cinta sama Indonesia. Mereka tidak mampu melihat kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia," ucap Prabowo dalam pidatonya di acara deklarasi dukungan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Istora, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (1/5).
Karenanya, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai capres jika masyarakat Indonesia memang membutuhkan kepemimpinanya.
"Apabila rakyat saya masih ingin memakai tenaga, jiwa dan raganya Prabowo Subianto maka saya siap melaksanakan tugas," ujar Prabowo disambut tepuk tangan sukacita para buruh.
Dijelaskan Prabowo bahwa dirinya siap maju dalam ajang Pilpres juga karena pesan dari sang ayah, Sumitro Djojohadikusumo. Semasa hidup berpesan agar Prabowo selalu membela kepentingan rakyat miskin.
"Makanya, hari ini hari yang sangat bahagia bagi saya dan hari ini sangat mengharukan bagi diri saya karena orang tua saya puas, melihat bahwa kaum buruh, dan pekerja percaya kepada Prabowo," seru Prabowo.
http://politik.rmol.co/read/2018/05/01/337970/Prabowo:-Hati-Elite-Sudah-Beku,-Tidak-Cinta-Indonesia-
Prabowo Sebut Ada Elite Bermental Maling, Ini Kata Fadli Zon
Senin, 02 April 2018 | 14:04 WIB
Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, mengklarifikasi pernyataan ketuanya, Prabowo Subianto, yang mengatakan terdapat segelintir elite politik Indonesia yang bodoh dan bermental maling.
Kalimat cacian itu diutarakan Prabowo saat berpidato di hadapan warga Purwakarta dan Karawang di Cikampek, Sabtu (31/3) akhir pekan lalu.
"Kalau kata ‘banyak’, ya berarti kan ‘banyak’ elite bermental maling. Tak bisa sebut nama satu per satu," kata Fadli di DPR, Jakarta, Senin (2/4/ 2018).
Menurut Fadli, pernyataan Prabowo tersebut ditujukan kepada mereka yang tak amanah saat mengemban jabatan kenegaranaan maupun publik.
"Dia tidak sesuai amanat konstitusi, misalnya menjual aset-aset yang seharusnya bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat, tapi dijual murah. Atau mengambil keputusan mengimpor barang, justru saat petani membutuhkan proteksi harga. Saya kira itu banyak,” tuturnya.
Fadli menerangkan, Prabowo tidak hanya sekali, melainkan dua kali melemparkan pernyataan seperti itu di hadapan masyarakat.
"Dari dulu Pak Prabowo bicara selalu begitu. Saya kira, dari kenal Pak Prabowo hampir 30 tahun lalu, ya kayak begitu sikapnya, ya nasionalis dan konsisten," kata Fadli.
Ia mengatakan, Prabowo sudah saatnya ke luar ke tempat-tempat publik, dan menyampaikan apa yang menjadi kegelisahannya mengenai pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Fadli, tiga setengah tahun masa pemerintahan Jokowi berjalan, Prabowo tak pernah menyampaikan kritik secara terbuka.
Itu lantaran karena Prabowo ingin memberikan kesempatan pada Jokowi supaya menunjukkan kerjanya pada rakyat Indonesia.
"Sekarang saya kira sudah waktunya untuk sampaikan apa adanya, demi kemasalahatan umat, bangsa, rakyat, seluruh masyarakat lah," tandasnya.
https://www.suara.com/news/2018/04/0...
Tokoh Agama:
Masyarakat Lebih Arif Ketimbang Elit Politik
Selasa 13 April 2004, 16:05 WIB
Jakarta - Sejumlah tokoh agama dan aktivis ormas menilai masyarakat lebih arif ketimbang elit politik dalam menyikapi hasil Pemilu.Mereka menolak tuntutan aliansi politisi parpol yang menolak hasil Pemilu dan minta Pemilu diulang.
Mereka juga mengkritisi para elit politik yang bersikap kekanak-kanakan dan tidak dewasa dibandingkan masyarakatnya sendiri.Hal itu mengemuka dalam dialog bertajuk
"Silaturahmi Eksponen Bangsa" yang diselenggarakan Komite Agama untuk Perdamaian di Kantor PP Muhammadiyah jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, Selasa (13\/4\/2004).
Acara yang berlangsung sekitar dua jam mulai pukul 13.00 WIB itu dihadiri oleh Wakil Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, Sekjen Forum Umat Islam Rhoma Irama, mantan Ketua KNPI Adhyaksa Gaut, mantan Menteri Urusan PerananWanita Tuty Alawiyah, aktivis buruh Dita Indah Sari, seniman Deddy Gumelar alias Miing Bagito, dan Nurul Arifin yang juga caleg Golkar.
Dalam dialog, salah seorang pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Iwanggo mengatakan, sebenarnya Pemilu yang dilaksanakan sekarang cukup baik, masyarakat sangat luar biasa antusias dan serius menghadapi Pemilu yang berjalan dengan aman.
"Namun tiba-tiba kita dikagetkan sejumlah elit politik dari beberapa parpol yang justru mengeluarkan pernyataan yang mengecewakan kita semua. Apa dengan membatalkan Pemilu itu jalan yang terbaik?" tukasnya"
Justru kita menilai itu tidak arif. Kita mohon kearifan elit politik agar masyarakat tidak panik. Padahal masyarakat sudah sangat baik dan tidak mempersoalkan siapa menang dan kalah. Namun demikian, kinerja KPU tetap harus dikritik" ujar Andreas.
Hal senada disampaikan pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Sigit Pramudi. Menurut dia, Pemilu merupakan pembelajaran politik, dan ini masih sangat panjang.
"Semua, baik itu rakyat, parpol, KPU, dan pemerintah harus banyak belajar agar dalam Pilpres langsung 5 Juli mendatang dapat terlaksana lebih baik. Yang jelas semuanya harus menaati semua aturan hukum," katanya.
Demikian juga yang dikatakan oleh Nyoman Widi dari Parisada Hindu Dharma. Dia menilai, kalau Pemilu diulang akan membawa dampak yang lebih luas dan menimbulkan suasana chaos
"Kami mengimbau kepada parpol dan pemerintah, hasil apapun dari Pemilu, yang jelas harus diteruskan. Janganlah ada pengulangan, justru pengulangan itu tidak akan diterima rakyat" imbaunya.
Hal itu diamini beberapa tokoh lainnya. Mereka meminta agar pembelajaran politik bagi masyarakat lebih dikedepankan. Sehingga bisa bersikap netral, tidak terbawa arus isu-isu yang diusung berbagai pihak seperti aliansi politisi parpol, dan juga agar kesejahteraan rakyat diperhatikan.
https://news.detik.com/berita/127332...g-elit-politik
--------------------------------
Saya bukan mau membela Prabowo dengan ucapannya yang terdengar vulgar itu. Tapi fakta-fakta di lapangan yang dilaporkan memang begitulah keadaannya. Coba bace kembali arsip artikel dibawah ini:
Tentu rakyat selama ini jadi pada bertanya-tanya: Bagaimana kok bisa sampai terjadi seperti itu? Kok mirip zaman VOC atau zaman penjajahan dulu kembali? Terus peran apa yang dimainkan para elit di kekuasaan dan pemerontahan selama ini? Dan dimana kehadiran Negara selama ini?



Hati Elite Sudah Beku, Tidak Cinta Indonesia
SELASA, 01 MEI 2018 , 18:43:00 WIB
RMOL. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kecewa dengan keadaan bangsa Indonesia yang demikian kaya tapi tidak membuat rakyatnya sejahtera.
Prabowo mengatakan kondisi itu akibat ulah para elit bangsa yang tak peduli dengan makin memburuknya ekonomi bangsa. Rakyat hidup dalam ketidakadilan. Diperparah dengan rakyat yang menurutnya semakin tak akur satu sama lain.
"Saya melihat elit-elit Indonesia entah bodoh atau mereka hatinya sudah beku atau memang mereka memang tidak cinta sama Indonesia. Mereka tidak mampu melihat kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia," ucap Prabowo dalam pidatonya di acara deklarasi dukungan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Istora, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (1/5).
Karenanya, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai capres jika masyarakat Indonesia memang membutuhkan kepemimpinanya.
"Apabila rakyat saya masih ingin memakai tenaga, jiwa dan raganya Prabowo Subianto maka saya siap melaksanakan tugas," ujar Prabowo disambut tepuk tangan sukacita para buruh.
Dijelaskan Prabowo bahwa dirinya siap maju dalam ajang Pilpres juga karena pesan dari sang ayah, Sumitro Djojohadikusumo. Semasa hidup berpesan agar Prabowo selalu membela kepentingan rakyat miskin.
"Makanya, hari ini hari yang sangat bahagia bagi saya dan hari ini sangat mengharukan bagi diri saya karena orang tua saya puas, melihat bahwa kaum buruh, dan pekerja percaya kepada Prabowo," seru Prabowo.
http://politik.rmol.co/read/2018/05/01/337970/Prabowo:-Hati-Elite-Sudah-Beku,-Tidak-Cinta-Indonesia-
Prabowo Sebut Ada Elite Bermental Maling, Ini Kata Fadli Zon
Senin, 02 April 2018 | 14:04 WIB
Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, mengklarifikasi pernyataan ketuanya, Prabowo Subianto, yang mengatakan terdapat segelintir elite politik Indonesia yang bodoh dan bermental maling.
Kalimat cacian itu diutarakan Prabowo saat berpidato di hadapan warga Purwakarta dan Karawang di Cikampek, Sabtu (31/3) akhir pekan lalu.
"Kalau kata ‘banyak’, ya berarti kan ‘banyak’ elite bermental maling. Tak bisa sebut nama satu per satu," kata Fadli di DPR, Jakarta, Senin (2/4/ 2018).
Menurut Fadli, pernyataan Prabowo tersebut ditujukan kepada mereka yang tak amanah saat mengemban jabatan kenegaranaan maupun publik.
"Dia tidak sesuai amanat konstitusi, misalnya menjual aset-aset yang seharusnya bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat, tapi dijual murah. Atau mengambil keputusan mengimpor barang, justru saat petani membutuhkan proteksi harga. Saya kira itu banyak,” tuturnya.
Fadli menerangkan, Prabowo tidak hanya sekali, melainkan dua kali melemparkan pernyataan seperti itu di hadapan masyarakat.
"Dari dulu Pak Prabowo bicara selalu begitu. Saya kira, dari kenal Pak Prabowo hampir 30 tahun lalu, ya kayak begitu sikapnya, ya nasionalis dan konsisten," kata Fadli.
Ia mengatakan, Prabowo sudah saatnya ke luar ke tempat-tempat publik, dan menyampaikan apa yang menjadi kegelisahannya mengenai pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Fadli, tiga setengah tahun masa pemerintahan Jokowi berjalan, Prabowo tak pernah menyampaikan kritik secara terbuka.
Itu lantaran karena Prabowo ingin memberikan kesempatan pada Jokowi supaya menunjukkan kerjanya pada rakyat Indonesia.
"Sekarang saya kira sudah waktunya untuk sampaikan apa adanya, demi kemasalahatan umat, bangsa, rakyat, seluruh masyarakat lah," tandasnya.
https://www.suara.com/news/2018/04/0...
Tokoh Agama:
Masyarakat Lebih Arif Ketimbang Elit Politik
Selasa 13 April 2004, 16:05 WIB
Jakarta - Sejumlah tokoh agama dan aktivis ormas menilai masyarakat lebih arif ketimbang elit politik dalam menyikapi hasil Pemilu.Mereka menolak tuntutan aliansi politisi parpol yang menolak hasil Pemilu dan minta Pemilu diulang.
Mereka juga mengkritisi para elit politik yang bersikap kekanak-kanakan dan tidak dewasa dibandingkan masyarakatnya sendiri.Hal itu mengemuka dalam dialog bertajuk
"Silaturahmi Eksponen Bangsa" yang diselenggarakan Komite Agama untuk Perdamaian di Kantor PP Muhammadiyah jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, Selasa (13\/4\/2004).
Acara yang berlangsung sekitar dua jam mulai pukul 13.00 WIB itu dihadiri oleh Wakil Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, Sekjen Forum Umat Islam Rhoma Irama, mantan Ketua KNPI Adhyaksa Gaut, mantan Menteri Urusan PerananWanita Tuty Alawiyah, aktivis buruh Dita Indah Sari, seniman Deddy Gumelar alias Miing Bagito, dan Nurul Arifin yang juga caleg Golkar.
Dalam dialog, salah seorang pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Iwanggo mengatakan, sebenarnya Pemilu yang dilaksanakan sekarang cukup baik, masyarakat sangat luar biasa antusias dan serius menghadapi Pemilu yang berjalan dengan aman.
"Namun tiba-tiba kita dikagetkan sejumlah elit politik dari beberapa parpol yang justru mengeluarkan pernyataan yang mengecewakan kita semua. Apa dengan membatalkan Pemilu itu jalan yang terbaik?" tukasnya"
Justru kita menilai itu tidak arif. Kita mohon kearifan elit politik agar masyarakat tidak panik. Padahal masyarakat sudah sangat baik dan tidak mempersoalkan siapa menang dan kalah. Namun demikian, kinerja KPU tetap harus dikritik" ujar Andreas.
Hal senada disampaikan pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Sigit Pramudi. Menurut dia, Pemilu merupakan pembelajaran politik, dan ini masih sangat panjang.
"Semua, baik itu rakyat, parpol, KPU, dan pemerintah harus banyak belajar agar dalam Pilpres langsung 5 Juli mendatang dapat terlaksana lebih baik. Yang jelas semuanya harus menaati semua aturan hukum," katanya.
Demikian juga yang dikatakan oleh Nyoman Widi dari Parisada Hindu Dharma. Dia menilai, kalau Pemilu diulang akan membawa dampak yang lebih luas dan menimbulkan suasana chaos
"Kami mengimbau kepada parpol dan pemerintah, hasil apapun dari Pemilu, yang jelas harus diteruskan. Janganlah ada pengulangan, justru pengulangan itu tidak akan diterima rakyat" imbaunya.
Hal itu diamini beberapa tokoh lainnya. Mereka meminta agar pembelajaran politik bagi masyarakat lebih dikedepankan. Sehingga bisa bersikap netral, tidak terbawa arus isu-isu yang diusung berbagai pihak seperti aliansi politisi parpol, dan juga agar kesejahteraan rakyat diperhatikan.
https://news.detik.com/berita/127332...g-elit-politik
--------------------------------
Saya bukan mau membela Prabowo dengan ucapannya yang terdengar vulgar itu. Tapi fakta-fakta di lapangan yang dilaporkan memang begitulah keadaannya. Coba bace kembali arsip artikel dibawah ini:
- 1% Orang Indonesia Kuasai 55% Kekayaan Negara
- Ekonomi Indonesia Hanya Dikuasai oleh 20 Persen Penduduk Terkaya
- Menkeu Tak Kaget Harta 4 Orang Kaya RI Sama 100 Juta Orang Miskin
- Kekayaan Alam Dikuasai Asing, Indonesia Terjajah dan Terlilit Hutang
- Syafii Maarif: Asing Kuasai 80 Persen Tanah Indonesia
- Elit Tionghoa Kuasai Lahan di Jakarta & Indonesia
- Asing kuasai 70 persen aset negara
- Kepala Bappenas: Kondisi Ekonomi Indonesia Sekarang Mirip Saat Dijajah Belanda
- Ketimpangan Ekonomi di Indonesia Mirip Kisah Kaum Tsamud
- Indonesia Sudah Dijajah dan Dikuasai Asing-Aseng. Rakyat, TNI-Polri dan Negara ini Mau Kemana?
- Said Didu: Struktur Ekonomi Indonesia Dikuasai Konglomerat
Tentu rakyat selama ini jadi pada bertanya-tanya: Bagaimana kok bisa sampai terjadi seperti itu? Kok mirip zaman VOC atau zaman penjajahan dulu kembali? Terus peran apa yang dimainkan para elit di kekuasaan dan pemerontahan selama ini? Dan dimana kehadiran Negara selama ini?



0
1.8K
32
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan