Kaskus

News

soekirmandiaAvatar border
TS
soekirmandia
Mengungkap Maraknya Prostitusi di Apartemen Kalibata City. Tarif 2 Jam Rp 150.000
Mengungkap Maraknya Prostitusi di Apartemen Kalibata City. Tarif 2 Jam Rp 150.000, Warga Geregetan
28/04/2018 


Mengungkap Maraknya Prostitusi di Apartemen Kalibata City. Tarif 2 Jam Rp 150.000
Ilustrasi

JAKARTA – Para penghuni Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, mengeluhkan masih maraknya bisnis prostitusi di hunian tersebut. Keluhan itu terlontar menyusul terungkapnya sindikat pramuriaan di hunian modern itu.


Warga setempat, Reynald, mengatakan bahwa banyak penghuni jengah dengan praktik prostitusi di Apartemen Kalibata City.


“Kami berinisiatif untuk membentuk RT atau RW di Kalibata City untuk mengatasi persoalan prostitusi ini,”  kata kata Reynald melalui keterangan tertulis pada Kamis, 5 April 2018.

“Tetapi pengelola (apartemen) justru menghambat. Ini, kan aneh.”


Polisi telah menangkap empat tersangka kasus prostitusi di Apartemen Kalibata City pada Februari 2018. Empat orang itu termasuk seorang mucikari dan seorang pekerja kebersihan yang bertugas mengantarkan pelanggan ke unit yang ditentukan.


Menurut Reynald, pembentukan RT/RW sebagai upaya menumpas prostitusi juga dihalangi sehingga kelurahan setempat dan Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta tak kunjung mengesahkan kepengerusan RT yang terpilih warga. Sudah terkumpul 550 dukungan via petisi online dan tertulis.


Dalam petisi, warga menuntut pengelola mundur, meminta Pemerintah DKI mengesahkan Ketua RT, dan mendukung Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) yang murni dari warga.


“Berkali-kali dihalangi sejak 2015 dan akibatnya kondisi makin buruk. Kami tidak mau mundur lagi,” kata Ketua Komunitas Warga Kalibata City, Sandi Edison.


Reynald menerangkan, praktik prostitusi marak di Apartemen Kalibata City yang berisi sekitar 13 ribu unit tersebut. Kalaupun ada yang tertangkap, itu diianggap sebuah kesialan pelaku karena pengelola seperti tidak bergigi mengatasinya.


“Dengan alasan menjaga privasi penghuni.” ungkapnya.


Bisnis pramuriaan di apartemen Kalibata City pernah mengguncang publik setelah terbongkar pada 2015 lalu. Menurut pengakuan,  Dian Andriani, salah satu angel-–julukan psk–-kepada Tempo, unit-unit yang bisa dipakai untuk bisnis prostitusi bermula dari banyaknya pemilik yang menyewakan unitnya pada pihak ketiga.


Pemilik unit ini menyerahkan urusan sewa kepada seorang broker. Otomatis kartu akses tower dan kunci unit diserahkan ke broker tersebut.


Menurut Dian, tak melulu unit kosong yang ditadah oleh broker laris disewa oleh calon penghuni. Ketimbang unit kosong itu tak menghasilkan uang, broker menyewakannya dengan durasi singkat sebagai tempat kencan.


“Emak yang punya koneksi dengan brokerdan bertugas cari unit kosong,” Dian menjelaskan.


Sebutan “Emak” merujuk pada mucikari yang mengatur Dian. Setelah “Emak” mendapat kepastian unit kosong, Dian bakal dihubungi untuk mengabarkan lokasi pengambilan kartu akses dan kunci. Saat bertemu dengan Tempo, Dian sudah memegang kartu akses dan kunci untuk unit di lantai 19 Tower Borneo, apartemen Kalibata City.


“Aku ambil kunci ini dari penadah di Tower Acacia,” dia berujar.

Meski mengaku baru berkencan dua kali di apartemen Kalibata City, tak tampak raut kebingungan pada wajah Dian untuk mencari pintu masuk ke Tower Borneo.


Letaknya di sayap kanan-kiri lantai paling bawah Tower Borneo. Dia menempelkan kartu akses pada pemindai. Kunci pintu yang terbuat dari kaca dengan bingkai stainless itu langsung terbuka begitu kartu ditempelkan.
Rp 150.000 Dua Jam 


Tak ada teguran atau kecurigaan dari petugas keamanan internal di lobi. Meskipun Dian maupun Tempo bukan penghuni Tower Borneo. Kami melenggang bebas masuk tower tanpa mendapat pertanyaan atau diminta mengisi buku tamu.


Dian dan Tempo menuju unit yang terletak di lantai 19 dengan lift. Di dalam lift, Dian bercerita bahwa pembayaran unit yang disewanya bisa ditransfer atau dibayar tunai pada penadah kunci yang ditemuinya sebelum menerima tamu.

“Aku bayar Rp 150 ribu untuk durasi dua jam,” dia menjelaskan.


Sesampainya di lantai 19, kami menuju unit yang letaknya di paling ujung lorong sayap utara. Dian membukakan unit tersebut dan kamar itu yang bakal dipakai Dian untuk berkencan.


Bila waktu kencan habis, Dian menerima notifikasi dari broker. Kali ini tugasnya mengembalikan kartu akses dan kunci pada penadah yang bekerja di kedai-kedai kopi di lobi tower.


General Manager Badan Pengelola Apartemen Kalibata City, Evan T. Wallad, mengaku tak secara spesifik mengetahui masih ada praktek prostitusi di apartemen. Tapi, kata dia, membaca pengalaman pengelola apartemen lain, isu prostitusi selalu muncul.


“Pengelola tak tinggal diam,” kata Evan.


Menurut dia, prostitusi di apartemen sudah menyalahi fungsi rumah tinggal. Tapi, Badan Pengelola tak bisa kendalikan karena banyak motif seseorang membeli unit, di antaranya investasi untuk disewakan pada pihak ketiga yang belakangan dimanfaatkan untuk lokasi kencan.


“Itu area privasi yang tak bisa dikendalikan Badan Pengelola,” ujarnya.


Pengelola, menurut Evan, sudah mencoba menekan potensi penyalahgunaan unit. Caranya dengan mewajibkan lapor huni bagi warga baru dan meminta petugas keamanan untuk mengawasi hilir mudik penghuni di lobi dan patroli di tiap lantai.


“Kami juga dibantu warga apartemen yang tergabung dalam Tenant Safety Officer,” ujarnya.

https://joglosemarnews.com/2018/04/mengungkap-maraknya-prostitusi-di-apartemen-kalibata-city-tarif-2-jam-rp-150-000-warga-geregetan/

Alexis Tutup, Anies Baswedan: Usaha Serupa Jangan Coba-coba
Senin, 30 Oktober 2017 14:21 WIB

Mengungkap Maraknya Prostitusi di Apartemen Kalibata City. Tarif 2 Jam Rp 150.000
Ilustrasi pijat plus 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Ini pesan kepada semua. Jangan coba-coba, kalau anda coba-coba, maka kita akan tindak dengan tegas," ujar Anies Baswedan.


Kalimat tersebut meluncur dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017), ketika dikonfirmasi mengenai keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tidak lagi memperpanjang izin usaha Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis pada Jumat (27/10/2017) lalu.


Ia menantang bagi siapapun pemilik usaha serupa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan membiarkan kegiatan prostitusi terjadi.

"Siapa pun, di mana pun, siapa pun pemiliknya, berapa lama pun usahanya, bila melakukan ini praktik-praktik amoral, apalagi menyangkut prostitusi, kita tidak akan biarkan," ucap Anies.


"Tidak akan membiarkan praktik-praktik seperti ini melenggang begitu saja. Karena itu kita akan ambil langkah," kata Anies.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengatakan keputusan yang diambil juga berkaitan untuk menjaga moral warga.


"Kita tentu pemprov memiliki dasar dan ini menyangkut juga menjaga moral kita. Tapi dasar-dasar itu ada. Kita minta kepada semua pihak untuk menaati keputusan itu," ujar Anies.


Pemprov DKI menolak daftar ulang tanda daftar usaha pariwisata (TDUP) yang diajukan Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis.


Pemerintah Provinsi DKI menolak daftar ulang tanda daftar usaha pariwisata (TDUP) yang diajukan Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis.


Penolakan tertuang dalam surat bernomor 68661-1.858.8. dan per 27/10/2010 semua kegiatan di Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis illegal.

http://www.tribunnews.com/metropolit...ngan-coba-coba



Anies tak akan tutup semua hiburan malam di Jakarta
Rabu, 1 November 2017 14:38


Mengungkap Maraknya Prostitusi di Apartemen Kalibata City. Tarif 2 Jam Rp 150.000
Hari pertama Anies-Sandi. ©2017 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman


Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tak akan menutup semua tempat hiburan malam di ibu kota. Anies menegaskan hanya akan menutup tempat hiburan malam yang bermasalah seperti menjadi tempat peredaran narkoba dan prostitusi.

"Hiburan malam tidak mau ditutup semua, bahaya kalau itu kalau Anda bilang Rp 750 M (target pajak hiburan) ditutup, enggak, yang ada praktik bermasalah yang akan kita permasalahkan," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/11).

Anies menyatakan, meski bakal menutup tempat hiburan bermasalah, hal itu tidak akan berpengaruh kepada pendapatan DKI dari sisi pajak.

"Tapi sudah dihitung, apalagi kalau cuma Alexis kecil," katanya.

Anies mengatakan masih banyak potensi pajak yang bisa didapat DKI. Karenanya, dengan hilangnya pajak dari Alexis tak akan berpengaruh.

"Banyak potensi ya. Sebenarnya banyak potensi pajak kota yang belum dioptimalkan, dari mulai PBB, retribusi, banyak sekali yang itu akan ditingkatkan sehingga akan mengkompensasi," kata Anies.

Anies juga mengklarifikasi informasi pajak Alexis pertahun Rp 36 miliar. Menurutnya, pajak Alexis pertahun Rp 36 miliar.

"Rp 36 miliar," katanya.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung langkah Anies Rasyid Baswedan, mengeluarkan surat keputusan tidak memperpanjang izin usaha Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis di Pademangan, Jakarta Utara. MUI menilai langkah tersebut sebagai bukti komitmen Anies untuk menjadikan Jakarta menjadi kota bebas dari praktik prostitusi.

"MUI berharap bahwa keputusan tersebut sudah sesuai dengan prosedur hukum dan bukan hanya gertak sambal, tetapi benar-benar dituangkan dalam surat keputusan Pemprov DKI Jakarta secara resmi sehingga memiliki kekuatan hukum dan dapat dieksekusi," kata Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (31/10).

Lebih dari itu, MUI meminta agar faktor pengawasan setelah penutupan juga harus dijaga. MUI berharap jangan sampai aparat keamanan tidak berdaya melakukan tindakan eksekusi dan penegakan hukumnya.

"MUI juga berharap bahwa kebijakan tersebut tidak hanya diberlakukan untuk hotel Alexis saja, tetapi semua hotel dan tempat hiburan lainnya yang menawarkan bisnis prostitusi dan perdagangan orang juga harus ditutup," ujar dia. 

https://www.merdeka.com/jakarta/anie...i-jakarta.html

---------------------------------

Wuakakakkk ... gara-gara tempat esek-esek pada ditutupin Anies, bukan hanya di apartemen mewah saja mereka buka lapak, bahkan kini mereka marak yang pada  pindah ke hotel-hotet berbintang. Tawar-menawarnya dilakukan di dalam lift yang sedang berjalan. 

Dalam kondisi ekonomi ibukota yang semakin sulit saja 3-4 tahun belakangan ini, maka bagi kalangan pekerja atau buruh di "industri syahwat" yang umumnya datang dari ekonomi kelas bawah seperti para PSK itu contohnya, emang apa lagi yang bisa mereka jajakan, melainkan "sepotong daging" miliknya yang bisa bikin  pria hidung belang merem-melek itu? THINK!  

emoticon-Wkwkwkemoticon-Ultahemoticon-Wkwkwk
0
15.5K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan