- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menggadai Kesehatan Demi Produk Instan (Pinter atau Keblinger?)


TS
davinof
Menggadai Kesehatan Demi Produk Instan (Pinter atau Keblinger?)
Quote:

Quote:
"Dikit dikit ekstrak, dikit dikit kemasan, dikit dikit instan"
"Cabe di ekstrak, bawang di ekstrak, lada di ekstrak, kayu manis, merica, hingga terasi pun di ekstrak"
"Bumbu ini bumbu itu semua serba instan"
"Cabe di ekstrak, bawang di ekstrak, lada di ekstrak, kayu manis, merica, hingga terasi pun di ekstrak"
"Bumbu ini bumbu itu semua serba instan"
Quote:
Dari sejak kecil kita sering diajarkan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya dengan beragam sumber daya alam.
Secara turun temurun dari sejak kecil kita juga senantiasa ditanamkan, bahwa Indonesia adalah surga yang di dalamnya terdapat aneka rempah rempah yang terhampar dari ujung barat Aceh hingga timur Merauke.
Dari banyak buku sejarah yang mungkin pernah kita baca. Bahwa salah satu alasan utama para penjajah datang ke Indonesia adalah karena rempah rempahnya.
Hampir semua negara di dunia mengakui. Bahwa Indonesia adalah salah satu negara terbaik penghasil rempah rempah dan hasil buminya yang melimpah.
Bicara soal rempah rempah dan bumbu masak. Saya jadi ingat dengan cerita beberapa teman dan saudara yang kebetulan pernah tinggal lama di Eropa dan Amerika.
Secara kompak mereka mengatakan "bahwa memang agak sulit bagi mereka untuk menemukan rempah rempah khas Indonesia, atau bumbu masakan asli".
Karena disana hampir 70% lebih bumbu dan rempah rempah sudah dibuat dalam bentuk ekstrak. Semua serba instan, dan serba kemasan.
"Dikit dikit ekstrak, dikit dikit kemasan, dikit dikit instan".
"Cabe di ekstrak, bawang di ekstrak, lada di ekstrak, kayu manis, merica, hingga terasi pun di ekstrak.
Bumbu ini bumbu itu semua serba instan".Begitu kata mereka.
Pinter atau Keblinger?
Ketika negara negara maju mulai berpikir keras dan berlomba lomba untuk meracik rempah rempah dan bumbu masak dengan bahan yang asli. Seraya menghindari olahan serba instan.
Di Indonesia justru malah sebaliknya. Di sini kita malah bangga membeli dan menggunakan rempah rempah dan bumbu masak serba instan.
Dengan dalih kepraktisan, gak mau repot dan ingin serba cepat. Sampai rela mengorbankan citarasa dan kesehatan. Miris, aneh, dan ajaib........
Padahal bukankah di Indonesia ada banyak pohon kelapa? cabai, bawang, pala, lada, kayu manis, dan seabrek hasil pertanian lainnya. Termasuk hasil laut yang melimpah.....
Tak percaya? Coba saja lihat di setiap supermarket hingga pasar tradisional. Banyak ditemukan beragam bumbu masak dan rempah rempah yang serba instan.
Atau jangan jangan di dapur rumah lo juga banyak?
Contoh kecil saja seperti ini misalnya :
1. Santan ekstrak (santan instan)

Coba hitung ada berapa banyak merek santan dalam kemasan yang beredar luas hingga ke warung di kampung kampung.
Apa mereka lupa bahwa ini adalah indonesia? Dimana menemukan pohon kelapa begitu mudahnya?
Serepot itukah ibu ibu di Indonesia hingga tak mau lagi memarut kelapa untuk mendapatkan santan asli? Santan yang gurih tanpa bahan pengawet dan bebas kimia.
2. Sambel Terasi Instan dalam kemasan

Rasanya tak ada sambel terasi paling nikmat kecuali buatan ibu atau orang orang terdekat di keluarga kita.
Dibuat dengan cabe asli, bawang asli, tomat asli yang segar. Dan tentunya terasi asli khas dari masing masing daerah....
Rasanya tak ada negara lain di dunia ini yang punya terasi kecuali Indonesia. Hampir semua daerah di republik ini punya yang namanya terasi.
Tapi kok kebangetan ya? Kalo sambel terasi saja harus dibuat dan dijual dalam bentuk kemasan instan yang tentu saja rasanya jauh dari aslinya.....
Selangka itu kah terasi di Indonesia hingga harus dibuat ekstraknya? Bukankah sambel terasi asli yang dibuat dengan gerusan cobek jauh lebih nikmat, sehat dan tak berpengawet?

3. Bubur Ayam Instan

Pernah liat bubur ayam dalam kemasan instan yang di jual di warung warung hingga super market?
Yang cara masaknya harus diseduh dengan air. Dimana bumbu dan bahan bahannya berkemungkinan mengandung berbagai bahan kimia dan pengawet.
Ya Tuhan ini masih di Indonesia. Bukan di Inggris atau di Antartika! Tenang saja, tukang bubur ayam ada dimana mana....
Dari kampung hingga ke kota.
Indonesia tidak sedang darurat bubur ayam. Indonesia juga tidak akan pernah kehabisan stok bubur ayam. Dan akan selalu ada tukang bubur ayam.....
Jadi kenapa harus pilih yang instan instan jika rasanya tak enak dan merugikan kesehatan?
Sebagai penutup gua cuma mau bilang "Salah satu faktor sehat tidaknya seseorang tergantung dari apa yang dia makan".
Menggadaikan kesehatan demi produk instan, pinter atau keblinger?
Oleh : davinof 2018 @kaskus
Source of Pictures : Google image
Secara turun temurun dari sejak kecil kita juga senantiasa ditanamkan, bahwa Indonesia adalah surga yang di dalamnya terdapat aneka rempah rempah yang terhampar dari ujung barat Aceh hingga timur Merauke.
Dari banyak buku sejarah yang mungkin pernah kita baca. Bahwa salah satu alasan utama para penjajah datang ke Indonesia adalah karena rempah rempahnya.
Hampir semua negara di dunia mengakui. Bahwa Indonesia adalah salah satu negara terbaik penghasil rempah rempah dan hasil buminya yang melimpah.
Bicara soal rempah rempah dan bumbu masak. Saya jadi ingat dengan cerita beberapa teman dan saudara yang kebetulan pernah tinggal lama di Eropa dan Amerika.
Secara kompak mereka mengatakan "bahwa memang agak sulit bagi mereka untuk menemukan rempah rempah khas Indonesia, atau bumbu masakan asli".
Karena disana hampir 70% lebih bumbu dan rempah rempah sudah dibuat dalam bentuk ekstrak. Semua serba instan, dan serba kemasan.
"Dikit dikit ekstrak, dikit dikit kemasan, dikit dikit instan".
"Cabe di ekstrak, bawang di ekstrak, lada di ekstrak, kayu manis, merica, hingga terasi pun di ekstrak.
Bumbu ini bumbu itu semua serba instan".Begitu kata mereka.
Pinter atau Keblinger?
Ketika negara negara maju mulai berpikir keras dan berlomba lomba untuk meracik rempah rempah dan bumbu masak dengan bahan yang asli. Seraya menghindari olahan serba instan.
Di Indonesia justru malah sebaliknya. Di sini kita malah bangga membeli dan menggunakan rempah rempah dan bumbu masak serba instan.
Dengan dalih kepraktisan, gak mau repot dan ingin serba cepat. Sampai rela mengorbankan citarasa dan kesehatan. Miris, aneh, dan ajaib........
Padahal bukankah di Indonesia ada banyak pohon kelapa? cabai, bawang, pala, lada, kayu manis, dan seabrek hasil pertanian lainnya. Termasuk hasil laut yang melimpah.....
Tak percaya? Coba saja lihat di setiap supermarket hingga pasar tradisional. Banyak ditemukan beragam bumbu masak dan rempah rempah yang serba instan.
Atau jangan jangan di dapur rumah lo juga banyak?
Contoh kecil saja seperti ini misalnya :
1. Santan ekstrak (santan instan)

Coba hitung ada berapa banyak merek santan dalam kemasan yang beredar luas hingga ke warung di kampung kampung.
Apa mereka lupa bahwa ini adalah indonesia? Dimana menemukan pohon kelapa begitu mudahnya?
Serepot itukah ibu ibu di Indonesia hingga tak mau lagi memarut kelapa untuk mendapatkan santan asli? Santan yang gurih tanpa bahan pengawet dan bebas kimia.
2. Sambel Terasi Instan dalam kemasan

Rasanya tak ada sambel terasi paling nikmat kecuali buatan ibu atau orang orang terdekat di keluarga kita.
Dibuat dengan cabe asli, bawang asli, tomat asli yang segar. Dan tentunya terasi asli khas dari masing masing daerah....
Rasanya tak ada negara lain di dunia ini yang punya terasi kecuali Indonesia. Hampir semua daerah di republik ini punya yang namanya terasi.
Tapi kok kebangetan ya? Kalo sambel terasi saja harus dibuat dan dijual dalam bentuk kemasan instan yang tentu saja rasanya jauh dari aslinya.....
Selangka itu kah terasi di Indonesia hingga harus dibuat ekstraknya? Bukankah sambel terasi asli yang dibuat dengan gerusan cobek jauh lebih nikmat, sehat dan tak berpengawet?

3. Bubur Ayam Instan

Pernah liat bubur ayam dalam kemasan instan yang di jual di warung warung hingga super market?
Yang cara masaknya harus diseduh dengan air. Dimana bumbu dan bahan bahannya berkemungkinan mengandung berbagai bahan kimia dan pengawet.
Ya Tuhan ini masih di Indonesia. Bukan di Inggris atau di Antartika! Tenang saja, tukang bubur ayam ada dimana mana....
Dari kampung hingga ke kota.
Indonesia tidak sedang darurat bubur ayam. Indonesia juga tidak akan pernah kehabisan stok bubur ayam. Dan akan selalu ada tukang bubur ayam.....
Jadi kenapa harus pilih yang instan instan jika rasanya tak enak dan merugikan kesehatan?

Sebagai penutup gua cuma mau bilang "Salah satu faktor sehat tidaknya seseorang tergantung dari apa yang dia makan".
Menggadaikan kesehatan demi produk instan, pinter atau keblinger?
Oleh : davinof 2018 @kaskus
Source of Pictures : Google image
Diubah oleh davinof 26-04-2018 10:28
0
9.2K
Kutip
101
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan