TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menilai lembaga survei tengah melakukan propaganda melalui hasil survei yang dirilis terkait tingkat elektabilitas kandidat calon Presiden (capres) untuk pilpres mendatang.

Ia pun meminta agar lembaga-lembaga survei yang telah merilis hasil yang berbeda-beda terkait tingkat elektabilitas itu, tidak melakukan propaganda.

Taufik menegaskan bahwa dirinya juga merupakan orang ilmiah, sehingga memahami apa yang ada dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut.

"Lembaga-lembaga survei jangan seenaknya sendiri melakukan propaganda atas nama ilmiah, saya juga orang ilmiah," ujar Taufik, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).

Ia kemudian menyebutkan hasil survei terkait mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menurutnya, saat pilkada DKI, nyaris tidak ada lembaga survei yang merilis hasil bahwa Ahok akan kalah.



Namun pada akhirnya, kekalahan yang harus diterima mantan Bupati Belitung Timur itu.

Sehingga yang dikasihani adalah tokoh yang mendapatkan tingkat elektabilitas ataupun hasil survei tertinggi saat itu.

"Hampir tidak ada lembaga survei yang memiliki survei Ahok akan kalah saat itu, akhirnya kan kasihan pak Ahok nya," tegas Taufik.

Taufik pun menyebut hasil survei tersebut sebagai penggiringan opini.

Oleh karena itu, ia meminta lembaga-lembaga tersebut untuk hati-hati dalam melakukan survei, dan tidak melakukan propaganda yang dikemas melalui rilis survei.

Mengingat tahun ini merupakan tahun politik, sehingga perbedaan hasil survei tentunya bisa memunculkan kegaduhan.
"Ini kan sama saja penggiringan opini, (lembaga-lembaga survei) ini hati-hati," kata Taufik.

Sumber


udah kalah, masuk fenjara, istri malah mencari kenikmatan fana

azab sang fenista