Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mufidfathulAvatar border
TS
mufidfathul
Beda Amien dan Buya Syafii soal 'Pengajian Politik'
Beda Amien dan Buya Syafii soal 'Pengajian Politik'
Jakarta - Mendekati 2019, ketika pemilihan presiden-wakil presiden akan digelar, tensi politik semakin tinggi. Sampai-sampai Amien Rais meminta para ustazah menyisipkan unsur politik di setiap kali pengajian. 

Menurut Amien, pengajian yang disisipi kepentingan politik praktis itu adalah sebuah keharusan. Amien ingin para ustazah memiliki andil dalam Pilpres 2019. 


"Ini ustazah peduli negeri, pengajian-pengajian disisipi politik itu harus," kata Amien di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018). 

"Nah, kalau di DKI kita diberi oleh Allah keajaiban, insyaallah tahun depan ada keajaiban yang lebih besar lagi," imbuh Amien. 

Amien juga ingin para ustazah selalu memanjatkan doa agar 2019 kelak Indonesia memiliki pemimpin baru. "Jam 3 pagi bangun, ambil air wudu, kemudian salat, berdoa. Allah pakai bahasa apa saja bisa. Jadi ya Allah, mudah-mudahan negeri kami, negeri muslim terbesar di muka bumi ini, pada tahun 209 (2019) mendapat presiden yang baru," ujarnya. 

Namun pendapat Amien itu ditentang suksesornya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau yang karib disapa Buya Syafii. Dia mengatakan kegiatan keagamaan tidak boleh disisipi kepentingan politik praktis. 


"Kalau politiknya politik tinggi (tidak masalah).Tapi kalau politik tujuannya untuk kaitan pilkada, pemilu, cari pengikut, itu tidak benar," ujar Buya Syafii, Rabu (25/4/2018). 

Buya mengatakan agama sebaiknya tidak digunakan untuk kepentingan seperti itu. Dia mengutip Sukarno bahwa beragama harus beradab dan berbudaya. 

"Seharusnya, beragama itu, kalau menurut Bung Karno, harus beradab, harus berbudaya.Beragama bolehlah, tapi tidak dipakai untuk tujuan rendahan, jangan kotori agama dengan tujuan-tujuan yang rusak," tutur Buya. 

"Kalau mau pakai agama, jadikan sebagai acuan moral. Politisi itu harus bisa tampil secara beradab, saling menghargai, dan tidak sampaikan ujaran kebencian. Kalau hanya diam saja, sekarang mereka yang memperalat agama bisa leluasa. Itu harus dilawan. Kita harus menunjukkan bahwa agama itu jangan dipakai untuk tujuan yang kotor, kumuh," kata Syafii. 
(dhn/nvl)
Spoiler for sumber:


emoticon-Hansipemoticon-Hansip

Ngotot mau pakai masjid utk mempolitisasi ayat & hadits dg alasan jaman Nabi masjid itu tempat bahas semua hal.

Halah! Emangnya dulu Nabi khutbah bahas Pilkada & Pilpres? Emangnya Nabi mencaci kandidat & partai tertentu?

Klean itu dasar “dungu” —mengutip istilah Rocky Gerung😊
Mengutip Amien Rais 22 th lalu. Ada “high politics” yg bicara politik dlm hal kesejahteraan, keadilan, dan nilai2 lainnya. Ada “low politics” yg hanya bicara dukungan dan kebencian saja.

Nah, bicara “high politics” Oke saja di Masjid. Tapi sayang Amien Rais skr bicaranya “low”.
Kalau kita bicara “low politics” di Masjid dan rumah ibadah lainnya, kita telah menurunkan ketinggian rumah ibadah dan merusak persatuan umat. Karena masing2 dari kita berhak punya pilihan politik yg berbeda tanpa harus diintimidasi atas nama agama di rumah ibadah
Lagian klean itu gak punya bahan lain apa yah utk mengkritik incumbent dan mengoreksi kebijakan pemerintah. Banyak lho bahannya...kok malah mempolitisir ayat dan hadits?

Cerdas dikitlah dalam berpolitik biar gak jadi “dungu” —sekali lagi meminjam ungkapan Rocky Gerung 😊
Diubah oleh mufidfathul 25-04-2018 13:23
0
824
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan