- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dolar Perkasa, Siap-siap Harga Makanan Naik


TS
sinophobia
Dolar Perkasa, Siap-siap Harga Makanan Naik
Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) bakal mengencangkan ikat pinggang guna mengantisipasi keperkasaan dolar terhadap rupiah.
Nilai dolar Amerika Serikat (AS) terus mendekati angka Rp 14.000. Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin, (24/4) nilai 1 dolar tercatat Rp 13.999.
Wakil Ketua GAPMMI Sribugo Suratmo mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah langsung berdampak pada biaya bahan baku impor untuk makanan.
"Sebagian besar bahan baku yang impor itu langsung kena, gandum, tepung terigu, sebagian kita kan memang terus terang memakai bahan baku itu," kata Sribugo saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Baca juga: Penguatan Dolar AS, BI Minta Korporasi Lakukan 'Asuransi Valas'
Selain gandum dan tepung terigu, bahan baku pembuatan plastik kemasan pun terkena dampaknya. Sehingga harga jual makanan dan minuman dalam kemasan berpotensi naik.
"Jadi ya makanan dan minuman dalam kemasan, kalau minuman kan botol pelastik, bahan baku pelastiknya impor," ujar dia.
Baca juga: Fakta di Balik Dolar AS yang Nyaris Tembus Rp 14.000
Meski demikian, kata Sribugo, GAPMMI masih belum menentukan kapan untuk menaikan harga makanan dan minuman dalam kemasan yang bahan bakunya berasal dari impor. Yang pasti pihaknya akan mengefisiensikan produksi.
"Siap-siap pasti, dan yang penting harus efisien, jangan boros. Seminggu dua minggu ini," tutup dia.
https://finance.detik.com/berita-eko...a-makanan-naik
Nilai dolar Amerika Serikat (AS) terus mendekati angka Rp 14.000. Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin, (24/4) nilai 1 dolar tercatat Rp 13.999.
Wakil Ketua GAPMMI Sribugo Suratmo mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah langsung berdampak pada biaya bahan baku impor untuk makanan.
"Sebagian besar bahan baku yang impor itu langsung kena, gandum, tepung terigu, sebagian kita kan memang terus terang memakai bahan baku itu," kata Sribugo saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Baca juga: Penguatan Dolar AS, BI Minta Korporasi Lakukan 'Asuransi Valas'
Selain gandum dan tepung terigu, bahan baku pembuatan plastik kemasan pun terkena dampaknya. Sehingga harga jual makanan dan minuman dalam kemasan berpotensi naik.
"Jadi ya makanan dan minuman dalam kemasan, kalau minuman kan botol pelastik, bahan baku pelastiknya impor," ujar dia.
Baca juga: Fakta di Balik Dolar AS yang Nyaris Tembus Rp 14.000
Meski demikian, kata Sribugo, GAPMMI masih belum menentukan kapan untuk menaikan harga makanan dan minuman dalam kemasan yang bahan bakunya berasal dari impor. Yang pasti pihaknya akan mengefisiensikan produksi.
"Siap-siap pasti, dan yang penting harus efisien, jangan boros. Seminggu dua minggu ini," tutup dia.
https://finance.detik.com/berita-eko...a-makanan-naik


tien212700 memberi reputasi
1
1.9K
37


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan