Sosis merupakan makanan khas negara barat dimana awalnya untuk mengawetkan bahan makanan ketika musim dingin terjadi di negara 4 musim tersebut, hingga akhirnya mendapatkan tempat di masyarakat Indonesia, bahkan jenis sosis lokal pun menambah warna dengan adanya varian rasa di dalamnya.

Istilah sosis sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin yakni salsus, yang artinya adalah asin. Istilah ini merujuk pada artian potongan atau hancuran daging yang diawetkan dengan metode penggaraman, maka itu disebutlah sosis hingga kini.



Industri sosis di Indonesia memang mengadopsi dari luar negeri terutama sosis Germany yang terkenal dengan rasanya, namun berbeda dengan sujuk sosis dari Turki. Sosis bisa di buat dari bahan hewan mamalia berkaki empat apa saja, namun yang di produksi di Indonesia hanya dari olahan daging sapi dan ayam.



Pertama bahan yang digunakan adalah daging, biasanya daging untuk produksi sosis di Indonesia adalah daging yang beku baik itu daging sapi maupun ayam, kemudian daging beku tadi di potong dengan mesin menjadi berbentuk dadu ukuran kecil. Setelah terpotong kemudian dimasukkan ke dalam mesin giling, mesin ini akan menggiling daging tersebut menjadi halus.

Kemudian gilingan daging tadi dicampur dengan garam halus dan es batu, adonan tersebut diaduk aduk hingga halus, kemudian tuangkan sedikit minyak, sambil diaduk menggunakan mesin perlahan tambahkan gula, lada, ketumbar, bawang putih, tepung sagu, putih telur, sampai adonan menjadi halus dan merata.




Setelah itu dari adonan tadi dimasukkan kedalam pembungkus kalau di asalnya negara eropa biasanya menggunakan usus dari hewan, namun di produksi lokal ada pembungkus yang disebut kolagen. Kolagen sendiri merupakan produk pangan yang terbuat dari protein hewani jadi sudah dijamin lebih aman dari pembungkus sintesis. Dalam pembuatan sosis kolagen tersebut bersifat edible packaging alias bisa ikut langsung dimakan tanpa adanya efek yang ditimbulkan.



Setelah daging masuk ke pembungkusnya, sosis pun sudah setengah jadi tinggal waktunya pengasapan, kemudian pengasapan dilakukan pada suhu 70 derajat Celcius selama 30 menit, asap diusahakan menempel dan masuk ke dalam casing sehingga sosis berflavor asap. Setelah dibuka dari tempat pengasapan rasa khas sosis aromanya sudah tercium sempurna.



Sosis pun siap dibungkus dengan plastik dan diberi label kemudian di bekukan kembali untuk menjaga keawetan daging hingga ke tangan pembeli.

Semoga artikel ini menambah wawasan kalian semua tentang pembuatan sosis yang di lakukan di Industri lokal, walau bentuknya berbeda dengan yang ada di luar negeri tapi rasanya tentu saja sama, bahkan ada juga sekarang ini pihak produksi menambahkan rasa sayur-sayuran seperti brokoli, dan sebagainya.



Bagaimana menurut kalian membuat sosis sendiri dirumah pun sebenarnya bisa, karena pengolahannya cukup sederhana bahkan biasanya dipola pengasapan diganti dengan direbus, walau fungsinya sama namun di dapatkan hasil pada sosis yang berbeda. Bagaimana menurut kalian sobat, sudah paham bagaimana cara pengolahan sosis seruupuutt dolo gan.



by c4punk@2018