Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat tidak panik atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sore ini, mata uang negeri Paman Sam itu kian perkasa dan tembus ke level Rp 13.900.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan pihaknya juga akan melakukan konsolidasi pemerintah untuk tetap menjaga nilai tukar.
"Kita minta masyarakat jangan panik, ini kan karena faktor global, dan bukan hanya (mata uang) di kita, dunia juga," kata Agusman di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Agusman menyebutkan, rupiah bukan menjadi mata uang satu-satunya yang terkapar tak berdaya menahan keperkasaan dolar AS.
Per Jumat (20/4/2018). Perkembangan beberapa nilai tukar mata uang negara seperti Filipina peso depresiasi -4% (year-to-date/YTD), India rupee pun -3,38% (YTD), Turkish lira -6,54% (YTD), Brasil real -2,81% (YTD), dan Indonesia -2,23% (YTD). Sedangkan yang apresiasi adalah Tailand baht sebesar 4,01%, dan Malaysia ringgit sebesar 3,82%.
"Jadi hampir semua currency, year to date banyak sekali yang di atas kita depresiasinya," jelas dia.
Kendati demikian, Agusman mengungkapkan bank sentral akan terus melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah tetap stabil dengan selalu berada di pasar.
"Jadi memang kita paham dengan kejadian ini, tapi kita minta semua untuk bersama-sama dan kita tetap berada di pasar, dan kita harap bisa atasi situasi ini, karena ini faktor global, faktor global ini kan di luar kuasa kita," tutup dia.