- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Tas Tenun dan Anyaman dari Perbatasan


TS
memaidy
Tas Tenun dan Anyaman dari Perbatasan
Kain tradisional sejenis tenun mulai mencuri perhatian generasi milenial. Kain tradisional yang identik dengan pakaian daerah itu sudah mengalami perkembangan. Kain tenun tidak semata-mata digunakan dalam pakaian tradisional. Beberapa produk fashion seperti dress hingga tas mulai bermunculan menggunakan bahan dasar kain tenun. Salah satunya diproduksi oleh Leloq. Label ini sebagai hasil kolaborasi dalam program Inovatif dan Kreatif melalui KOlaborasi Nusantara (IKKON) yang digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) Republik Indonesia pada tahun 2017 lalu.
Ada beberapa jenis dan model tas yang Leloq produksi dari mulai neto bag tenun, neto bag anyam, nura day bag, moen bag, rato bag, dan taromi bag. Setiap jenis tas memiliki ragam model dan beberapa modifikasi ukuran. Pemilihan motif pun dipilih agar bisa masuk ke segmentasi segala usia sehingga tampak lebih kekinian.
Tim IKKON Belu menjelaskan kain tenun yang mereka produksi didapat langsung dari pengrajin. Ada beberapa pengrajin kain tenun dan anyaman di beberapa desa Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang mereka ajak kerjasama untuk membuat kain-kain yang nantinya diproduksi menjadi tas dan produk lain dalam naungan Leloq.
Model-model yang dihadirkan terinspirasi dari berbagai sumber kearifan lokal. Misalnya melalui ukiran-ukiran yang terdapat di rumah adat yang ada disana. Dari sana tim IKKON Belu sudah melakukan survei, membuat prototipe, hingga riset pasar sehingga berusaha melihat bagaimana kecenderungan konsumen menyukai produk-produk tertentu atas dasar kearifan lokal.
Produk Leloq pun memilih sub-kultur material. Model yang cocok untuk lintas generasi namun bisa digunakan sehari-hari. Detail dan kualitas motif produk tentu menjadi hal yang utama sehingga bisa bersaing dengan brand lokal lain.
Animo masyarakat sudah teruji cukup baik untuk melakukan pemesanan terhadap produk Leloq. Terbukti produk ini sudah dipamerkan pada Atambua Culture Fashion Festival di GOR Rei Belu, Chiang Mai Design Week 2017 di Three Kings Monument, Wat Chiang Man-Wat Lam Chang, dan BekRaf Festival 2017 di Bandung Creative Hub dan Gudang Persediaan PT KAI Bandung akhir tahun lalu. Bahkan, pada tanggal 23-26 Januari 2018, produk tas Leloq dipamerkan dalam World Economic Forum 2018 di Davos, Switzerland.
Diharapkan dengan produk-produk dari brand Leloq, kain tenun Indonesia khususnya tenun ikat dari Belu semakin dikenal luas dan digunakan oleh banyak orang. Selain itu, daun lontar yang dianyam pun mampu menjadi produk live in kit yang menunjang pariwisata Belu. Jika ada yang ingin melihat produk dari Leloq, silakan kunjungi media sosial Instagram @leloqbelu.


Ada beberapa jenis dan model tas yang Leloq produksi dari mulai neto bag tenun, neto bag anyam, nura day bag, moen bag, rato bag, dan taromi bag. Setiap jenis tas memiliki ragam model dan beberapa modifikasi ukuran. Pemilihan motif pun dipilih agar bisa masuk ke segmentasi segala usia sehingga tampak lebih kekinian.
Tim IKKON Belu menjelaskan kain tenun yang mereka produksi didapat langsung dari pengrajin. Ada beberapa pengrajin kain tenun dan anyaman di beberapa desa Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang mereka ajak kerjasama untuk membuat kain-kain yang nantinya diproduksi menjadi tas dan produk lain dalam naungan Leloq.
Model-model yang dihadirkan terinspirasi dari berbagai sumber kearifan lokal. Misalnya melalui ukiran-ukiran yang terdapat di rumah adat yang ada disana. Dari sana tim IKKON Belu sudah melakukan survei, membuat prototipe, hingga riset pasar sehingga berusaha melihat bagaimana kecenderungan konsumen menyukai produk-produk tertentu atas dasar kearifan lokal.
Produk Leloq pun memilih sub-kultur material. Model yang cocok untuk lintas generasi namun bisa digunakan sehari-hari. Detail dan kualitas motif produk tentu menjadi hal yang utama sehingga bisa bersaing dengan brand lokal lain.
Animo masyarakat sudah teruji cukup baik untuk melakukan pemesanan terhadap produk Leloq. Terbukti produk ini sudah dipamerkan pada Atambua Culture Fashion Festival di GOR Rei Belu, Chiang Mai Design Week 2017 di Three Kings Monument, Wat Chiang Man-Wat Lam Chang, dan BekRaf Festival 2017 di Bandung Creative Hub dan Gudang Persediaan PT KAI Bandung akhir tahun lalu. Bahkan, pada tanggal 23-26 Januari 2018, produk tas Leloq dipamerkan dalam World Economic Forum 2018 di Davos, Switzerland.
Diharapkan dengan produk-produk dari brand Leloq, kain tenun Indonesia khususnya tenun ikat dari Belu semakin dikenal luas dan digunakan oleh banyak orang. Selain itu, daun lontar yang dianyam pun mampu menjadi produk live in kit yang menunjang pariwisata Belu. Jika ada yang ingin melihat produk dari Leloq, silakan kunjungi media sosial Instagram @leloqbelu.
Diubah oleh memaidy 03-02-2018 19:15


anasabila memberi reputasi
1
2.2K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan