- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
WTC 9/11 Debunked : Teori Konspirasi VS Teori Konstruksi


TS
bdigojx
WTC 9/11 Debunked : Teori Konspirasi VS Teori Konstruksi
“40 Wall Street actually was the second-tallest building in downtown Manhattan…And now it’s the tallest.”
Runtuhnya menara World Trade Center — dan WTC 7 — awalnya mengejutkan dunia juga termasuk beberapa ahli. Tetapi penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa integritas struktural WTC hancur karena kobaran api yang intens serta kerusakan parah yang ditimbulkan oleh tabrakan pesawat. Penjelasan itu sepertimya tidak menggoyahkan para ahli teori konspirasi, yang berpendapat bahwa ketiga bangunan itu sebelumnya telah diberi kabel dengan bahan peledak dan dihancurkan dalam serangkaian peledakan yang dikendalikan. Beberapa fakta berikut ini berasal dari penyelidikan mendalam tentang teori konspirasi seputar serangan 9/11, yang diterbitkan dalam Popular Mechanics edisi Maret 2005, yang terus diperbaharui sampai sekarang.
Klaim:
Pesawat pertama yang dibajak jatuh dan menembus lantai 94 ke lantai 98 Menara Utara World Trade Center yang setinggi 110 lantai; dan jet kedua menabrak lantai 78 menembus hingga ke lantai 84 dari Menara Selatan yang setinggi 110 lantai. Dampak dan kebakaran yang terjadi mengganggu layanan lift di kedua gedung. Ditambah lagi, lobi kedua gedung tampak rusak sebelum menara runtuh. "SANGAT TIDAK MUNGKIN dampak dari jet tersebut menyebabkan kerusakan yang luas hingga 80 lantai kebawah" klaim sebuah posting di situs web San Diego Independent Media Center (sandiego.indymedia.org). "Sungguh SANGAT MUNGKIN dan tak terbantahkan bahwa LEDAKAN LAINNYA SUDAH DIRENCANAKAN pada lantai bangunan yang lebih rendah di menara satu, di saat yang sama ketika pesawat menabrak gedung"
Fakta:
Menindaklanjuti laporan awal Mei 2002 oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA), maka pada musim semi 2005, sebuah riset besar dilaksanakan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST). NIST bersedia terbuka terhadap hasil penelitiannya terhadap jurnalis dan para peneliti utama akan menyampaikan hasilnya secara terbuka.
Hasil penyelidikan NIST mengungkapkan bahwa puing-puing pesawat telah mengoyak lubang-lubang utilitas di inti Menara Utara, sehingga menciptakan rongga-rongga dalam gedung yang menjadikannya sebagai saluran bagi bahan bakar jet yang sedang terbakar dan menciptakan kobaran api yang menjalar keseluruh area diseluruh gedung. "Sangat sulit untuk mendokumentasikan kemana aliran bahan bakar jet itu pergi," kata Forman Williams, seorang penasihat NIST dan ahli pembakaran, "tetapi jika material seperti itu teratomisasi, terbakar dan panasnya mampu mencapai sumber pengapian, maka semua yang ada didalamnya akan meledak."
Bahan bakar jet yang sedang terbakar itu akan menjalarkan api dan panasnya di sepanjang lubang lift dan akan mengganggu sistem lift yang akhirnya akan dapat menyebabkan kerusakan parah pada lobi dibagian bawah. NIST mendengar kesaksian orang-orang saat itu yang mengatakan bahwa "beberapa elevator seperti jatuh terbanting ke bawah ke lantai dasar" serta "Pintu-pintu lift yang retak mulai terbuka di lantai lobi dan nyala api pun seperti menjilat keluar dan membuat banyak orang-orang mati," kata James Quintiere, seorang profesor teknik di University of Maryland dan seorang penasihat NIST. Pengamatan serupa dilakukan dalam film dokumenter Prancis "9/11," oleh Jules dan Gedeon Naudet. Ketika itu Jules Naudet memasuki lobi North Tower, beberapa menit setelah pesawat pertama menabrak, dia melihat seorang korban yang terbakar, sebuah adegan yang menurutnya terlalu mengerikan untuk direkam dan dibuat film.
Klaim:
"Kita telah dibohongi," bunyi sebuah tulisan di situs Web AttackOnAmerica.net. "Kebohongan pertama adalah bahwa bahan bakar jet pesawat yang menjadi penyebab kegagalan struktural dari robohnya menara tersebut sangat tidak masuk akal. Tidak ada api ataupun minyak yang bisa cukup panas untuk melelehkan baja." Postingan ini berjudul "Bukti penghancuran yang Terkendali di WTC."
FAKTA:
Bahan bakar jet terbakar pada suhu 800 ° hingga 1500 ° F, dan suhu ini memang tidak cukup panas untuk bisa melelehkan baja ( panas yang dibutuhkan untuk melelehkan baja adalah 2750 ° F). Namun, para ahli setuju bahwa untuk membuat sebuah menara baja runtuh, rangka baja tersebut tidak perlu harus meleleh, tapi dengan hilangnya kekuatan penopang struktural menara tersebut maka rangka bajanya hanya membutuhkan suhu yang tidak terlalu tinggi agar bisa paling tidak menjadi bengkok. "Saya belum pernah melihat baja yang meleleh dalam kebakaran gedung," kata pensiunan wakil kepala pemadam kebakaran New York Vincent Dunn, penulis The Collapse Of Burning Buildings: A Guide To Fireground Safety. "Tapi aku sering melihat banyak baja yang bengkok, melengkung, dan melorot. Yang terjadi adalah baja itu menjadi memuai dan melebar di kedua ujungnya, dan ketika baja tersebut tidak bisa lagi memuai dan melebar, maka ia akan jatuh dan menciptakan retak beton di sekitarnya."
"Baja akan kehilangan sekitar 50 persen kekuatannya pada suhu 1100 ° F," kata insinyur senior Farid Alfawak-hiri dari Institut Konstruksi Baja Amerika. "Dan juga pada suhu 1800 °F". Tetapi bahan bakar jet pesawat itu bukanlah satu-satunya yang menjadi sumber pemanasan, catat Forman Williams, seorang profesor teknik di University of California, San Diego, dan satu dari tujuh insinyur struktur dan ahli kebakaran yang menjadi konsultan wartawan. Williams mengatakan bahwa sementara bahan bakar jet adalah katalis utama untuk kebakaran di menara WTC, kobaran api yang lebih besar lagi bisa saja tercipta dari bahan-bahan yang mudah terbakar yang ada di dalam gedung, termasuk karpet, gorden, perabotan dan kertas. NIST melaporkan bahwa suhu api mencapai 1832 ° F.
"Bahan bakar jet adalah sumber pengapian utama" kata Williams "material ini terbakar selama mungkin 10 menit, dan kita bisa melihat kalau menara masih berdiri dalam 10 menit tersebut. Namun sisa barang yang terbakar sesudahnyalah yang bertanggung jawab untuk mentransfer panas dan api didalam gedung yang akhirnya menjatuhkan menara tersebut"
Klaim:
Ketika kedua menara runtuh, terlihat jelas debu dan puing-puing yang terlontar dari sisi-sisi bangunan. Sebuah iklan di The New York Times untuk buku berjudul Painful Questions: An Analysis Of The 11 September Attack membuat prnyataan ini: "Gumpalan kabut debu dan puing-puing yang terhembus keluar dari bangunan tidak mungkin hanya akibat dari keruntuhan menara semata. Itu bisa saja terjadi dari sebuah ledakan." Kemudian banyak ahli teori konspirasi ikut mengutip pernyataan Van Romero, seorang ahli bahan peledak dan wakil presiden Institut Pertambangan dan Teknologi New Mexico, yang dikutip pada 9/11 oleh Albuquerque Journal yang mengatakan "ada beberapa alat peledak di dalam gedung yang dapat menyebabkan menara untuk roboh" Artikel itu melanjutkan "Romero mengatakan runtuhnya struktur menara itu mirip dengan ledakan yang terkendali seperti yang sering digunakan untuk menghancurkan sebuah struktur bangunan lama."
FAKTA:
Setelah setiap lantai dalam menara mulai runtuh, berat semua lantai di atas zona yang runtuh menjadi lebih rendah dengan kekuatan penghancur di lantai atas yang masih utuh. Karena tidak dapat menyerap energi besar yang jatuh, lantai itu kemudian akan jatuh pula, mentransmisikan kekuatan ke lantai di bawahnya lagi, memungkinkan keruntuhan untuk bergerak maju ke bawah melalui retakan bangunan dalam reaksi berantai. Insinyur menyebut proses ini "pancake," dan sesungguhnya tidak memerlukan sebuah ledakan untuk membuat hal ini terjadi, menurut David Biggs, seorang insinyur struktural di Ryan-Biggs Associates dan anggota dari tim American Society of Civil Engineers (ASCE) yang bekerja di FEMA. Seperti semua gedung perkantoran, menara WTC mengandung banyak udara. Sewaktu udara tersebut panas dan menghasilkan tekanan, semua udara yang ada didalam itu — bersama dengan beton-beton dan puing-puing lainnya yang telah dihancurkan sebelumnya akibat tabrakan — dilontarkan kembali dengan energi yang sangat besar sebagai hasil dari tekanan panas dari udara yang terjebak didalamnya "Ketika Anda memiliki bagian signifikan dari lantai yang runtuh, hal itu akan menembakkan udara dan debu beton ke luar jendela," NIST menjelaskan lagi. Awan debu itulah yang seolah menciptakan kesan penghancuran terkontrol, Sunder menambahkan, "tetapi proses pancake lah yang mengakibatkan hal semacam itu"
Ahli peledakan Romero pun menyesalkan bahwa komentarnya kepada Albuquerque Journal menjadi makanan bagi para penyuka teori konspirasi. "Saya hanya mengatakan bahwa kemungkinan bahan peledaklah yang merobohkan gedung," katanya "Aku hanya berkata kemungkinan."
Klaim:
Seismograf di Observatorium Bumi Lamont-Doherty Universitas Columbia di Palisades, N.Y., 21 mil sebelah utara WTC, mencatat peristiwa 9/11. "Goncangan terkuat yang terekam pada kejadian ini adalah saat awal robohnya menara, bukan saat puing bangunan mencapai tanah" lapor situs Web WhatReallyHappened.com. Kolumnis di Prisonplanet.com, situs Web yang dijalankan oleh pembawa acara talk show radio Alex Jones, mengklaim lonjakan seismik (area kotak pada Grafik 1) adalah "bukti tak terbantahkan bahwa ledakan besarlah yang merobohkan menara." Situs Web itu juga mengatakan temuannya didukung oleh dua seismolog di observatorium, Won-Young Kim dan Arthur Lerner-Lam. "Setiap lonjakan guncangan hanya berdurasi pendek," kata Prisonplanet.com, mirip dengan "ciri dari sebuah ledakan"
Revisionis mengatakan lonjakan tajam pada grafik 1 di atas menunjukkan sebuah ledakan bom menumbangkan WTC. Para ilmuwan membantah klaim tersebut dengan grafik 2 yang lebih rinci (di bawah). (Hasil Seismograf oleh Lamont-Doherty Earth Observatory of Columbia University: Won-Young Kim, ilmuwan peneliti senior; Arthur Lerner-Lam, associate director; Mary Tobin, penulis sains senior)

FAKTA:
"Tidak ada dasar ilmiah untuk bisa menyimpulkan bahwa ledakan yang meruntuhkan menara," Lerner-Lam menjelaskan pada pers "Hal itu akan merepresentasikan bahwa pekerjaan kami tidak benar dan tidak dalam konteks."
Laporan yang dikeluarkan oleh Lamont-Doherty mencakup berbagai grafik secara lengkap yang menunjukkan pembacaan seismik yang dihasilkan saat pesawat menabrak dua menara serta momen ketika runtuhnya kedua bangunan tersebut. WhatReallyHappened.com memilih untuk hanya menampilkan satu grafik (Grafik 1), yang hanya menunjukkan rekaman seismik selama rentang waktu 30 menit. Pada grafik 1, rekaman seismik selama 8-10 detik hanya menunjukkan guncangan yang tiba-tiba yang bisa saja menjadi info menyesatkan. Tetapi rekaman seismik selama 40 detik Lamont-Doherty dari data yang sama (Grafik 2) memberikan gambaran yang jauh lebih rinci: Gelombang seismik — biru untuk Menara Selatan dan merah untuk Menara Utara — dimulai dari guncangan kecil dan kemudian meningkat membesar saat bangunan bergemuruh jatuh ke tanah, atau dengan kata lain: tidak ada bom.
Klaim:
Tujuh jam setelah dua menara jatuh, WTC 7 yang berlantai 47 juga runtuh. Menurut 911review.org: "Video itu dengan jelas menunjukkan bahwa kejadian itu bukan kehancuran sebagai akibat setelah kebakaran, tetapi lebih merupakan peledakan yg dikendalikan"
WTC 7 berada di tengah bangunan Menara Kembar yang baru saja runtuh. Setelah rusak karena puing-puing yang jatuh, bangunan itu kemudian dilanda api yang mengamuk selama berjam-jam. Para ahli mengatakan peristiwa itu bukan ciri peledakan, mengacu pada asap dari atap bangunan yang menandakan progresifitas runtuhnya WTC 7. (Foto oleh Kantor Manajemen Darurat New York)

FAKTA:
Banyak teori konspirasi mengacu pada laporan awal FEMA, yang mengatakan ada kerusakan yang relatif ringan pada WTC 7 sebelum keruntuhannya. Dengan lebih banyak waktu dan sumber daya yang dimiliki, para peneliti NIST lebih mendukung hipotesis bahwa WTC 7 jauh lebih mungkin dirusak oleh puing-puing yang jatuh daripada laporan FEMA yang ditunjukkan. "Yang paling penting yang kami temukan adalah bahwa, pada kenyataannya, kerusakan fisik pada bagian depan selatan bangunan 7" ucap Sunder dari NIST "Sekitar sepertiga dari bagian depan ke tengah dan ke bawah — kira-kira 10 lantai — sekitar 25 persen dari kedalaman gedung itu telah hancur keluar." NIST juga menemukan kerusakan yang sebelumnya tidak terdokumentasi di lantai atas WTC 7 dan sudut barat daya.
Penyelidik NIST percaya bahwa kombinasi dari kebakaran yang intens dan kerusakan struktural yang parah berkontribusi pada keruntuhannya, meskipun untuk menetapkan proporsi yang tepat tentang runtuhnya tentu membutuhkan lebih banyak penelitian. Tapi analisis NIST menunjukkan jatuhnya WTC 7 adalah contoh "keruntuhan progresif," sebuah proses di mana kegagalan bagian-bagian struktur akhirnya menciptakan tekanan kuat yang menyebabkan seluruh bangunan jatuh kebawah. Video-video jatuhnya WTC 7 menunjukkan retakan di fasad bangunan tepat sebelum dua bangunan penthouse jatuh ke dalam struktur, satu demi satu. Seluruh bangunan jatuh menimpa dirinya sendiri, dengan sisi timur yang merosot dari struktur menarik ke bawah sisi barat dalam suatu keruntuhan diagonal.
Menurut NIST, ada satu alasan utama kegagalan bangunan: Desain yang tidak biasa, kolom di dekat celah-celah yang sepertinya membawa beban yang sangat besar, kira-kira 2000 m3 dari luas lantai untuk setiap lantai. "Apa yang telah ditunjukkan oleh analisis pendahuluan kami adalah bahwa jika Anda meruntuhkan hanya satu kolom di salah satu lantai bawah," kata Sunder, "maka hal itu bisa menyebabkan efek vertikal dari kehancuran sehingga seluruh bagiannya dapat runtuh."
Ada dua faktor lain yang mungkin masih dalam penyelidikan: Pertama, Desain pada lantai kelima dan ketujuh dirancang untuk dapat mentransfer beban muatan dari satu set kolom ke kolom lainnya. Dengan kolom-kolom di sisi selatan tampak rusak, maka tekanan tinggi kemungkinan akan ditransferkan ke kolom-kolom pada bagian bangunan lainnya, sehingga melebihi kapasitas beban-muatannya.
Kedua, lantai lima terbakar hingga 7 jam. "Tidak ada pemadam kebakaran di WTC 7" kata Sunder. Penyidik yakin api itu ikut membakar tangki bahan bakar diesel yang banyak penyewa gunakan untuk menjalankan generator darurat. Kebanyakan tangki bahan bakar di seluruh bangunan cukup kecil, tetapi generator di lantai lima terhubung ke tangki besar di ruang bawah tanah melalui saluran bertekanan. Kata Sunder: "Hipotesis kami saat ini adalah bahwa jalur bertekanan ini memasok bahan bakar [ke api] untuk jangka waktu yang lama."
Bangunan WTC 7 mungkin bisa menahan kerusakan konstruksi, atau api yang terbakar selama berjam-jam, tetapi seluruh faktor-faktor gabungan itu — bersama dengan konstruksi bangunan yang tidak biasa — cukup untuk memicu reaksi berantai.

Thread Lain :
Sebagai negara maju, ternyata segini gaji presiden AS dan pegawai pemerintahannya
Mengejutkan, ternyata para tokoh selebritis ini dulunya bekas tentara gan,..
Ketika senjata juga ingin anti mainstream HOT THREAD
Merasa pekerjaanmu buruk? Coba simak pekerjaan lama artis-artis dunia ini HOT THREAD
7 Fakta Games di Indonesia untuk kamu yang ingin jadi Games Developer HOT THREAD
Hati-hati bikin nama gan, orang-orang ini bermasalah hanya gara-gara namanya HOT THREAD
Spionase Rusia - Amerika,.... Cerita klasik dunia intelijen barat HOT THREAD
Pascal Wager : ketika Tuhan menjadi sebuah taruhan HOT THREAD
Uniknya nama sandi para presiden AS dalam protokol keamanan HOT THREAD
atau bisa lihat dihalaman Kumpulan Thread
- Donald Trump -

Quote:
Kerusakan yang terlalu berlebihan


Klaim:
Pesawat pertama yang dibajak jatuh dan menembus lantai 94 ke lantai 98 Menara Utara World Trade Center yang setinggi 110 lantai; dan jet kedua menabrak lantai 78 menembus hingga ke lantai 84 dari Menara Selatan yang setinggi 110 lantai. Dampak dan kebakaran yang terjadi mengganggu layanan lift di kedua gedung. Ditambah lagi, lobi kedua gedung tampak rusak sebelum menara runtuh. "SANGAT TIDAK MUNGKIN dampak dari jet tersebut menyebabkan kerusakan yang luas hingga 80 lantai kebawah" klaim sebuah posting di situs web San Diego Independent Media Center (sandiego.indymedia.org). "Sungguh SANGAT MUNGKIN dan tak terbantahkan bahwa LEDAKAN LAINNYA SUDAH DIRENCANAKAN pada lantai bangunan yang lebih rendah di menara satu, di saat yang sama ketika pesawat menabrak gedung"
Fakta:
Menindaklanjuti laporan awal Mei 2002 oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA), maka pada musim semi 2005, sebuah riset besar dilaksanakan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST). NIST bersedia terbuka terhadap hasil penelitiannya terhadap jurnalis dan para peneliti utama akan menyampaikan hasilnya secara terbuka.
Hasil penyelidikan NIST mengungkapkan bahwa puing-puing pesawat telah mengoyak lubang-lubang utilitas di inti Menara Utara, sehingga menciptakan rongga-rongga dalam gedung yang menjadikannya sebagai saluran bagi bahan bakar jet yang sedang terbakar dan menciptakan kobaran api yang menjalar keseluruh area diseluruh gedung. "Sangat sulit untuk mendokumentasikan kemana aliran bahan bakar jet itu pergi," kata Forman Williams, seorang penasihat NIST dan ahli pembakaran, "tetapi jika material seperti itu teratomisasi, terbakar dan panasnya mampu mencapai sumber pengapian, maka semua yang ada didalamnya akan meledak."
Bahan bakar jet yang sedang terbakar itu akan menjalarkan api dan panasnya di sepanjang lubang lift dan akan mengganggu sistem lift yang akhirnya akan dapat menyebabkan kerusakan parah pada lobi dibagian bawah. NIST mendengar kesaksian orang-orang saat itu yang mengatakan bahwa "beberapa elevator seperti jatuh terbanting ke bawah ke lantai dasar" serta "Pintu-pintu lift yang retak mulai terbuka di lantai lobi dan nyala api pun seperti menjilat keluar dan membuat banyak orang-orang mati," kata James Quintiere, seorang profesor teknik di University of Maryland dan seorang penasihat NIST. Pengamatan serupa dilakukan dalam film dokumenter Prancis "9/11," oleh Jules dan Gedeon Naudet. Ketika itu Jules Naudet memasuki lobi North Tower, beberapa menit setelah pesawat pertama menabrak, dia melihat seorang korban yang terbakar, sebuah adegan yang menurutnya terlalu mengerikan untuk direkam dan dibuat film.
Quote:
Baja yang "meleleh"


Klaim:
"Kita telah dibohongi," bunyi sebuah tulisan di situs Web AttackOnAmerica.net. "Kebohongan pertama adalah bahwa bahan bakar jet pesawat yang menjadi penyebab kegagalan struktural dari robohnya menara tersebut sangat tidak masuk akal. Tidak ada api ataupun minyak yang bisa cukup panas untuk melelehkan baja." Postingan ini berjudul "Bukti penghancuran yang Terkendali di WTC."
FAKTA:
Bahan bakar jet terbakar pada suhu 800 ° hingga 1500 ° F, dan suhu ini memang tidak cukup panas untuk bisa melelehkan baja ( panas yang dibutuhkan untuk melelehkan baja adalah 2750 ° F). Namun, para ahli setuju bahwa untuk membuat sebuah menara baja runtuh, rangka baja tersebut tidak perlu harus meleleh, tapi dengan hilangnya kekuatan penopang struktural menara tersebut maka rangka bajanya hanya membutuhkan suhu yang tidak terlalu tinggi agar bisa paling tidak menjadi bengkok. "Saya belum pernah melihat baja yang meleleh dalam kebakaran gedung," kata pensiunan wakil kepala pemadam kebakaran New York Vincent Dunn, penulis The Collapse Of Burning Buildings: A Guide To Fireground Safety. "Tapi aku sering melihat banyak baja yang bengkok, melengkung, dan melorot. Yang terjadi adalah baja itu menjadi memuai dan melebar di kedua ujungnya, dan ketika baja tersebut tidak bisa lagi memuai dan melebar, maka ia akan jatuh dan menciptakan retak beton di sekitarnya."
"Baja akan kehilangan sekitar 50 persen kekuatannya pada suhu 1100 ° F," kata insinyur senior Farid Alfawak-hiri dari Institut Konstruksi Baja Amerika. "Dan juga pada suhu 1800 °F". Tetapi bahan bakar jet pesawat itu bukanlah satu-satunya yang menjadi sumber pemanasan, catat Forman Williams, seorang profesor teknik di University of California, San Diego, dan satu dari tujuh insinyur struktur dan ahli kebakaran yang menjadi konsultan wartawan. Williams mengatakan bahwa sementara bahan bakar jet adalah katalis utama untuk kebakaran di menara WTC, kobaran api yang lebih besar lagi bisa saja tercipta dari bahan-bahan yang mudah terbakar yang ada di dalam gedung, termasuk karpet, gorden, perabotan dan kertas. NIST melaporkan bahwa suhu api mencapai 1832 ° F.
"Bahan bakar jet adalah sumber pengapian utama" kata Williams "material ini terbakar selama mungkin 10 menit, dan kita bisa melihat kalau menara masih berdiri dalam 10 menit tersebut. Namun sisa barang yang terbakar sesudahnyalah yang bertanggung jawab untuk mentransfer panas dan api didalam gedung yang akhirnya menjatuhkan menara tersebut"
Quote:
Hembusan debu


Klaim:
Ketika kedua menara runtuh, terlihat jelas debu dan puing-puing yang terlontar dari sisi-sisi bangunan. Sebuah iklan di The New York Times untuk buku berjudul Painful Questions: An Analysis Of The 11 September Attack membuat prnyataan ini: "Gumpalan kabut debu dan puing-puing yang terhembus keluar dari bangunan tidak mungkin hanya akibat dari keruntuhan menara semata. Itu bisa saja terjadi dari sebuah ledakan." Kemudian banyak ahli teori konspirasi ikut mengutip pernyataan Van Romero, seorang ahli bahan peledak dan wakil presiden Institut Pertambangan dan Teknologi New Mexico, yang dikutip pada 9/11 oleh Albuquerque Journal yang mengatakan "ada beberapa alat peledak di dalam gedung yang dapat menyebabkan menara untuk roboh" Artikel itu melanjutkan "Romero mengatakan runtuhnya struktur menara itu mirip dengan ledakan yang terkendali seperti yang sering digunakan untuk menghancurkan sebuah struktur bangunan lama."
FAKTA:
Setelah setiap lantai dalam menara mulai runtuh, berat semua lantai di atas zona yang runtuh menjadi lebih rendah dengan kekuatan penghancur di lantai atas yang masih utuh. Karena tidak dapat menyerap energi besar yang jatuh, lantai itu kemudian akan jatuh pula, mentransmisikan kekuatan ke lantai di bawahnya lagi, memungkinkan keruntuhan untuk bergerak maju ke bawah melalui retakan bangunan dalam reaksi berantai. Insinyur menyebut proses ini "pancake," dan sesungguhnya tidak memerlukan sebuah ledakan untuk membuat hal ini terjadi, menurut David Biggs, seorang insinyur struktural di Ryan-Biggs Associates dan anggota dari tim American Society of Civil Engineers (ASCE) yang bekerja di FEMA. Seperti semua gedung perkantoran, menara WTC mengandung banyak udara. Sewaktu udara tersebut panas dan menghasilkan tekanan, semua udara yang ada didalam itu — bersama dengan beton-beton dan puing-puing lainnya yang telah dihancurkan sebelumnya akibat tabrakan — dilontarkan kembali dengan energi yang sangat besar sebagai hasil dari tekanan panas dari udara yang terjebak didalamnya "Ketika Anda memiliki bagian signifikan dari lantai yang runtuh, hal itu akan menembakkan udara dan debu beton ke luar jendela," NIST menjelaskan lagi. Awan debu itulah yang seolah menciptakan kesan penghancuran terkontrol, Sunder menambahkan, "tetapi proses pancake lah yang mengakibatkan hal semacam itu"
Ahli peledakan Romero pun menyesalkan bahwa komentarnya kepada Albuquerque Journal menjadi makanan bagi para penyuka teori konspirasi. "Saya hanya mengatakan bahwa kemungkinan bahan peledaklah yang merobohkan gedung," katanya "Aku hanya berkata kemungkinan."
Quote:
Guncangan Seismik


Klaim:
Seismograf di Observatorium Bumi Lamont-Doherty Universitas Columbia di Palisades, N.Y., 21 mil sebelah utara WTC, mencatat peristiwa 9/11. "Goncangan terkuat yang terekam pada kejadian ini adalah saat awal robohnya menara, bukan saat puing bangunan mencapai tanah" lapor situs Web WhatReallyHappened.com. Kolumnis di Prisonplanet.com, situs Web yang dijalankan oleh pembawa acara talk show radio Alex Jones, mengklaim lonjakan seismik (area kotak pada Grafik 1) adalah "bukti tak terbantahkan bahwa ledakan besarlah yang merobohkan menara." Situs Web itu juga mengatakan temuannya didukung oleh dua seismolog di observatorium, Won-Young Kim dan Arthur Lerner-Lam. "Setiap lonjakan guncangan hanya berdurasi pendek," kata Prisonplanet.com, mirip dengan "ciri dari sebuah ledakan"
Revisionis mengatakan lonjakan tajam pada grafik 1 di atas menunjukkan sebuah ledakan bom menumbangkan WTC. Para ilmuwan membantah klaim tersebut dengan grafik 2 yang lebih rinci (di bawah). (Hasil Seismograf oleh Lamont-Doherty Earth Observatory of Columbia University: Won-Young Kim, ilmuwan peneliti senior; Arthur Lerner-Lam, associate director; Mary Tobin, penulis sains senior)

FAKTA:
"Tidak ada dasar ilmiah untuk bisa menyimpulkan bahwa ledakan yang meruntuhkan menara," Lerner-Lam menjelaskan pada pers "Hal itu akan merepresentasikan bahwa pekerjaan kami tidak benar dan tidak dalam konteks."
Laporan yang dikeluarkan oleh Lamont-Doherty mencakup berbagai grafik secara lengkap yang menunjukkan pembacaan seismik yang dihasilkan saat pesawat menabrak dua menara serta momen ketika runtuhnya kedua bangunan tersebut. WhatReallyHappened.com memilih untuk hanya menampilkan satu grafik (Grafik 1), yang hanya menunjukkan rekaman seismik selama rentang waktu 30 menit. Pada grafik 1, rekaman seismik selama 8-10 detik hanya menunjukkan guncangan yang tiba-tiba yang bisa saja menjadi info menyesatkan. Tetapi rekaman seismik selama 40 detik Lamont-Doherty dari data yang sama (Grafik 2) memberikan gambaran yang jauh lebih rinci: Gelombang seismik — biru untuk Menara Selatan dan merah untuk Menara Utara — dimulai dari guncangan kecil dan kemudian meningkat membesar saat bangunan bergemuruh jatuh ke tanah, atau dengan kata lain: tidak ada bom.
Quote:
Robohnya WTC 7
Klaim:
Tujuh jam setelah dua menara jatuh, WTC 7 yang berlantai 47 juga runtuh. Menurut 911review.org: "Video itu dengan jelas menunjukkan bahwa kejadian itu bukan kehancuran sebagai akibat setelah kebakaran, tetapi lebih merupakan peledakan yg dikendalikan"
WTC 7 berada di tengah bangunan Menara Kembar yang baru saja runtuh. Setelah rusak karena puing-puing yang jatuh, bangunan itu kemudian dilanda api yang mengamuk selama berjam-jam. Para ahli mengatakan peristiwa itu bukan ciri peledakan, mengacu pada asap dari atap bangunan yang menandakan progresifitas runtuhnya WTC 7. (Foto oleh Kantor Manajemen Darurat New York)

FAKTA:
Banyak teori konspirasi mengacu pada laporan awal FEMA, yang mengatakan ada kerusakan yang relatif ringan pada WTC 7 sebelum keruntuhannya. Dengan lebih banyak waktu dan sumber daya yang dimiliki, para peneliti NIST lebih mendukung hipotesis bahwa WTC 7 jauh lebih mungkin dirusak oleh puing-puing yang jatuh daripada laporan FEMA yang ditunjukkan. "Yang paling penting yang kami temukan adalah bahwa, pada kenyataannya, kerusakan fisik pada bagian depan selatan bangunan 7" ucap Sunder dari NIST "Sekitar sepertiga dari bagian depan ke tengah dan ke bawah — kira-kira 10 lantai — sekitar 25 persen dari kedalaman gedung itu telah hancur keluar." NIST juga menemukan kerusakan yang sebelumnya tidak terdokumentasi di lantai atas WTC 7 dan sudut barat daya.
Penyelidik NIST percaya bahwa kombinasi dari kebakaran yang intens dan kerusakan struktural yang parah berkontribusi pada keruntuhannya, meskipun untuk menetapkan proporsi yang tepat tentang runtuhnya tentu membutuhkan lebih banyak penelitian. Tapi analisis NIST menunjukkan jatuhnya WTC 7 adalah contoh "keruntuhan progresif," sebuah proses di mana kegagalan bagian-bagian struktur akhirnya menciptakan tekanan kuat yang menyebabkan seluruh bangunan jatuh kebawah. Video-video jatuhnya WTC 7 menunjukkan retakan di fasad bangunan tepat sebelum dua bangunan penthouse jatuh ke dalam struktur, satu demi satu. Seluruh bangunan jatuh menimpa dirinya sendiri, dengan sisi timur yang merosot dari struktur menarik ke bawah sisi barat dalam suatu keruntuhan diagonal.
Menurut NIST, ada satu alasan utama kegagalan bangunan: Desain yang tidak biasa, kolom di dekat celah-celah yang sepertinya membawa beban yang sangat besar, kira-kira 2000 m3 dari luas lantai untuk setiap lantai. "Apa yang telah ditunjukkan oleh analisis pendahuluan kami adalah bahwa jika Anda meruntuhkan hanya satu kolom di salah satu lantai bawah," kata Sunder, "maka hal itu bisa menyebabkan efek vertikal dari kehancuran sehingga seluruh bagiannya dapat runtuh."
Ada dua faktor lain yang mungkin masih dalam penyelidikan: Pertama, Desain pada lantai kelima dan ketujuh dirancang untuk dapat mentransfer beban muatan dari satu set kolom ke kolom lainnya. Dengan kolom-kolom di sisi selatan tampak rusak, maka tekanan tinggi kemungkinan akan ditransferkan ke kolom-kolom pada bagian bangunan lainnya, sehingga melebihi kapasitas beban-muatannya.
Kedua, lantai lima terbakar hingga 7 jam. "Tidak ada pemadam kebakaran di WTC 7" kata Sunder. Penyidik yakin api itu ikut membakar tangki bahan bakar diesel yang banyak penyewa gunakan untuk menjalankan generator darurat. Kebanyakan tangki bahan bakar di seluruh bangunan cukup kecil, tetapi generator di lantai lima terhubung ke tangki besar di ruang bawah tanah melalui saluran bertekanan. Kata Sunder: "Hipotesis kami saat ini adalah bahwa jalur bertekanan ini memasok bahan bakar [ke api] untuk jangka waktu yang lama."
Bangunan WTC 7 mungkin bisa menahan kerusakan konstruksi, atau api yang terbakar selama berjam-jam, tetapi seluruh faktor-faktor gabungan itu — bersama dengan konstruksi bangunan yang tidak biasa — cukup untuk memicu reaksi berantai.
Spoiler for sumber:
for more complete info, go to popularmechanics.com

Thread Lain :
Sebagai negara maju, ternyata segini gaji presiden AS dan pegawai pemerintahannya
Mengejutkan, ternyata para tokoh selebritis ini dulunya bekas tentara gan,..
Ketika senjata juga ingin anti mainstream HOT THREAD
Merasa pekerjaanmu buruk? Coba simak pekerjaan lama artis-artis dunia ini HOT THREAD
7 Fakta Games di Indonesia untuk kamu yang ingin jadi Games Developer HOT THREAD
Hati-hati bikin nama gan, orang-orang ini bermasalah hanya gara-gara namanya HOT THREAD
Spionase Rusia - Amerika,.... Cerita klasik dunia intelijen barat HOT THREAD
Pascal Wager : ketika Tuhan menjadi sebuah taruhan HOT THREAD
Uniknya nama sandi para presiden AS dalam protokol keamanan HOT THREAD
atau bisa lihat dihalaman Kumpulan Thread


zharki memberi reputasi
1
40.2K
Kutip
253
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan