Indonesia terkenal sebagai negara agraris, karena kultur alamnya yang banyak berawa-rawa, sehingga cocok untuk areal pertanian, khususnya tanaman padi.
Sebelum mengenal alat pertanian modern, masyarakat Banjar Kalsel mempunyai beberapa alat tradisional untuk mengolah lahan hingga memanen padi. Alat-alat tersebut, ada yang terbuat dari besi, ada pula yang dari bahan kayu. Namun semuanya dioperasikan secara manual.
Berikut alat-alat tradisional untuk pertanian yang sebagiannya masih digunakan hingga sekarang:
Tajak merupakan alat dari besi berbentuk hurup L, digunakan untuk membersihkan rumput-rumput dari lahan pertanian yang akan ditanami.
Cara penggunaannya dengan mengayunkannya ke tanah yang berumput, dengan memegang kuat pada gagangnya. Ujung mata tajak berisfat tajam untuk menebas rumput. Jika tidak pandai dan hati-hati menggunakannya, tajak bisa mengenai dan melukai kaki.

animhosnan.blogspot.com
Tanjang merupakan alat untuk melubangi tanah yang keras, sehingga mudah menanam bibit padi. Terbuat dari kayu bulat yang ujungnya runcing. Ukurannya ada yang panjang sekitar satu meter, digunakan seperti tombak untuk melubangi tanah yang keras. Ada pula yang pendek sekitar 30 cm, digunakan dengan cara ditekan, untuk tanah yang agak keras.
Ranggaman merupakan alat pemanen padi. Terbuat dari kayu, tipis dengan ukuran sekitar 5x7 cm, bambu kecil sebagai pegangan, dan mata silet sebagai pemotong tangkai padi.
Gumbaan merupakan alat pemisah padi yang baik dengan yang kosong (hampa), terbuat dari kayu.
Ada empat komponen utama gumbaan, yaitu bak penampung padi di bagian atas dengan sekat keluaran yang bisa diatur, baling-baling yang diputar secara manual, tempat keluaran padi yang baik, tempat keluaran padi yang kurang baik, dan pembuangan padi hampa di bagian belakang.
Cara penggunaannya, padi dimasukkan ke bak penampungan. Putar baling-baling secara perlahan sambil membuka sekat. Padi yang jatuh akan ditiup oleh angin dari baling-baling. Padi yang baik (berat dari berisi) akan jatuh di tempat pertama, dan yang paling ringan akan terbang ke belakang. Padi ini memang untuk dibuang, karena tak berisi.
Selanjutnya padi yang baik itu dijemur di terik matahari. Lalu disimpan untuk konsumsi sendiri atau dijual.
Untuk mengolahnya menjadi beras, bisa secara manual yaitu ditumbuk menggunakan Lasung dan Alu. Atau dibawa ke tempat penggilingan padi menggunakan mesin.
Itulah empat alat pertanian tradisional Banjar. Daerah lain juga mungkin punya peralatan serupa dengan nama yang berbeda-beda. Silakan komen alat pertanian daerah Gansis semua.(*)
Diolah sendiri. Foto objek dari sketsahss212.blogspot.com